Penulis: Armono, S.Pd, M.Si
Sudah satu tahun lebih pandemi covid-19 melanda bangsa Indonesia. Semua tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara berubah drastis. Demikian juga dunia pendidikan. Yang semula anak-anak berangkat sekolah bertemu dengan teman-teman dan bapak ibu guru di kelas, sekarang berubah drastis.
Semua aktifitas kegiatan belajar mengajar (KBM) dilaksanakan secara on line. Secara daring (dalam jaringan), istilah lain pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Pendidikan jarak jauh (distance education) adalah pendidikan formal berbasis lembaga yang peserta didik dan gurunya terpisah sehingga memerlukan sistem telekomunikasi interaktif untuk menghubungkan keduanya dan berbagai sumber daya yang diperlukan di dalamnya.
Kurikulum pembelajaran otomatis berubah seiring perubahan kondisi peserta didik, materi yang akan disampaikan secara on line oleh bapak ibu guru, keterjangkauan jaringan internet dan penangkapan atau daya serap peserta didik dalam menerima pembelajaran jarak jauh.
Di dalam kurikulum harus dimasukkan metode mengajar pada saat pandemi. Antara lain: pembelajaran elektronik (e-learning) dan pembelajaran daring (on line), serta pemanfaatan konten multimedia yang lebih kaya akan metode pembelajaran on line. Metode pembelajaran baru terus muncul yang tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu.
Kemajuan teknologi dengan beragam inovasi digital terus berkembang dan menghadirkan tantangan baru bagi penyelenggara pendidikan untuk terus menyesuaikan infrastruktur pendidikan dengan teknologi baru tersebut.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim dalam rapat kerja bersama komisi X DPR, Kamis (2/7/2020) mengatakan: “Metode pembelajaran jarak jauh nantinya bisa diterapkan secara permanen sesuai pandemi covid-19.”
“Pembelajaran jarak jauh, ini akan menjadi permanen. Bukan pembelajaran jarak jauh pure saja, tapi hybrid model.” kata Nadiem.
Menurut analisis Kemendikbud, pemanfaatan tehnologi dalam kegiatan belajar mengajar akan menjadi hal yang mendasar.
Mau tidak mau guru harus melek teknologi demikian juga peserta didik dan orang tua sebagai pendamping anak ketika sedang ada pembelajaran on line.
Pemanfaatan teknologi saat pandemi sangat mempengaruhi hasil belajar siswa di rumah.
Guru-guru dan kepala sekolah serta semua siswa untuk melakukan berbagai macam hybrid model atau school learning management system.
Mau tidak mau para guru, peserta didik serta orang tua akhirnya mencoba beradaptasi dan bereksperimen memanfaatkan teknologi untuk kegiatan belajar.
Ini merupakan tantangan yang dihadapi oleh semua komponen pendidik dan siswa serta orang tua sebagai pendamping anak ketika belajar di rumah.
Siswa harus tetap memperoleh pendidikan di saat wilayah negara tersebut ada pandemi covid-19.
Pihak sekolah harus menjalin kerjasama dengan pihak keluarga. Sekolah tentunya mengacu pada surat edaran pelaksanaan pendidikan di era pandemi dari instansi terkait juga dari pemangku pemerintah yang menaungi wilayah tersebut.
Pendidikan saat pandemi tidak boleh surut, guru-guru sebagai motor penggerak berhasilnya pembelajaran jarak jauh harus mengevaluasi keberhasilan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran daring.
Bapak ibu guru tidak bisa memberikan materi secara total dalam pembelajaran jarak jauh. Sangat diperlukan evaluasi, agar ke depannya PJJ berhasil dengan diikuti oleh semua peserta didik yang didampingi orang tua.
__________
Penulis adalah guru SMA Negeri 16 Semarang. (Red.)