Pendidikan Rohani Butuh Konsisten dan Kontinuitas Melalui Hati Agar Jadi Prinsip Fundamental

Penulis: Dewi Rafi Martini

Pendidikan Islam dalam Aspek Rohani

Berbeda dengan ciptaan Allah SWT seperti malaikat dan hewan, manusia diciptakan dengan memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki makhluk selainnya.

-Iklan-

Dari sudut pandang Islam manusia merupakan makhluk jasmani dan rohani, karena di dalam Al-Qur’an manusia disebut sebagai Al-Basyar dan Al-Insan.

Jika dimaknai secara sederhana Al-Basyar adalah manusia yang (sekedar) ada, sedangkan Al-Insan memiliki arti yang sama dengan Al-Basyar yakni manusia namun hakikatnya berbeda, karena insan adalah makhluk yang menjadi dan yang selalu berproses.

Dari berbagai subtansi penciptaan manusia, subtansi immateri atau ruhnya adalah yang paling esensial. Aspek rohani merupakan bagian manusia yang paling mulia.

Kemudian juga merupakan unsur yang paling penting, karena kekal dan merupakan media yang menghubungkan manusia dengan pencipta-Nya.

Oleh karena itu kedudukannya yang penting tersebut, maka harus diaktualkan atau ditumbuhkembangkan dalam kehidupan nyata di dunia ini melalui proses Pendidikan Rohani.

Manusia yang berhasil membina rohaninya ia akan menjadi manusia yang dinamis dalam karya dan ketundukan kepada Allah SWT.

Istilah Rohani dalam konteks tradisi Islam menurut Hossein Nasr, dapat ditemukan dalam istilah ruhiyah atau ruhaniyah dan ma’waniyah atau berbagai turunannya.

Istilah pendidikan rohani di dalam penulisan bahasa arab umumnya menggunakan istilah Al-tarbiyah, al-ruhiyah.

Istilah al-tarbiyah merupakan istilah modern yang muncul dalam beberapa tahun terakhir biasanya dikaitkan dengan gerakan pembaruan pendidikan di negara-negara Arab pada kuartal kedua abad ke-20, yang belum digunakan dalam sumber-sumber arab kuno.

Sedangkan istilah al-ruhiyah sebagai upaya internalisasi rasa cinta kepada Allah SWT di hati manusia yang menjadikan mereka mengharapkan ridho-Nya di setiap ucapan, aktivitas, kepribadian, tingkah laku serta menjauhi segala larangan-Nya.

Islam mempunyai sistem pendidikan rohani sendiri. Pada sistem ini, seseorang dituntut untuk bekerja keras dengan hati dan rohnya.

Ketika upaya secara konsisten dan kontinu telah dilaksanakan melalui hati dan roh sebagai prinsip fundamental, aturan-aturan dan disiplin dari para ahli rohani Islam maka kemampuan, kapasitas dan potensi hati dan roh akan dapat dihidupkan, dipersiapkan dan diaktifkan melalui pendidikan rohani, dikenal sebagai seorang rohanis.

Hasil dan keuntungan dari pendidikan rohani dapat diterima dan dirasakan di dunia maupun di akhirat kelak.

Dalam pendidikan islam, pendidikan rohani merupakan aspek penting.

Pendidikan ini memungkinkan potensi rohani untuk berkembang dan mempunyai pengalaman-pengalaman transendental yang menjadikannya terus menyempurnakan diri sejalan dengan totalitas potensi yang dimiliki.

Dengan tetap bersandar pada kaidah-kaidah yang kuat dan dasar-dasar Agama yang kokoh yang berperan sebagai penguat dan pengokoh relasi antara seorang muslim dengan Allah SWT.

Dewi Rafi Martini
Mahasiswa Magister Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here