Penanganan Mbulet Kasus Tewasnya Brigadir J, Cerminan Penegakan Hukum yang Mbingungi Sendiri

Penulis: Wawan Soehardi

22 Juli 2022

Dalam kasus tewasnya Brigadir Joshua, selama oknum yang menyembunyikan, merusak dan menghancurkan barang bukti atau dengan sengaja mengubah TKP tidak dilakukan penegakan hukum, maka jangan harap bisa terungkap dengan tuntas.

-Iklan-

Science Crime Investigation alias metode pengungkapan kriminal secara ilmiah katanya.

Adalah kalimat yang terkesan terbukti bikin puyeng petinggi Polri sendiri

Emangnya Science Crime Investigation itu panganan apa, bisa membuktikan apa, dan mentersangkakan siapa saja?

Emangnya “science crime investigation” itu mahluk grumut-grumut apa gimana gitu? Atau apa dikira “methode pengungkapan ilmiah kriminal” itu ada ujug-ujug Mak bedhundhuk klonthang gitu?

Science Crime Investigation Hongkong sono kalau tidak dilengkapi alat bukti yang diduga sudah dihilangkan, TKP yang sudah diubah, saksi yang sudah dikondisikan dan keterangan yang sudah dimanipulasi dst.

Lha wong alat bukti, TKP saja diduga amburadul dan diamburadulkan, mosok ndadhak diajari siapa tho yang mengamburadulkan hal tersebut?

Mosok bakul jamu lewat depan rumah yang membuat alat bukti, TKP jadi amburadul?

Terbukti puyeng copot sana copot sini, copot jenderal, copot Kombes, dari penyidikan tingkat Polres ditarik ketingkat Polda, tarik lagi ke tingkat mabes polri Bareskrim, nddak tahu setelah dari Bareskrim mau ditarik lagi kemana???

Sono beli dulu gorengan di perempatan Turki, lebih jauh lebih baik, lebih lama lebih ngelih, lapeeerrr tauuu!!!

Alasannya transparansi, terbuka. Jika demikian alasan mabes polri agar kasus ini lebih transparan, maka itu berarti:

mabes polri mengakui bahwa sebelumnya “tidak transparan, tidak terbuka” alias “tertutup atau ada yang ditutup-tutupi”… iya apa iya?

Transparanmu itu!!! Transparan koq alat buktinya nggak jelas alias tidak cetho.

Kalau transparan ya tangkap itu yang menyembunyikan atau menggelapkan HP tanpa surat sita itu.

Transparan koq barang bukti baju dan celana yang dipakai pada waktu kejadian gak jelas di mana.

Sangat jelas kejadiannya di rumah Irjen Fredy Sambo Kadivpropam Polri. Masih kurang jelas?

Jelas sudah terang benderang kelihatan siapa saja yang diduga berupaya memanipulasi, menyembunyikan, berusaha menghilangkan dan merusak barang bukti, mengubah TKP, menghapus jejak TKP, orangnya jelas ketahuan ya itu itu saja,

Kasat Reskrim Polres Metro Jaksel AKBP Ridwan Soplanit, Kapolres Jaksel Kombes Budhi Herdi Susianto dan bawahannya adalah orang pertama yang datang setelah laporan Fredi Sambo.

Siapa saja yang melakukan olah TKP pada saat itu pasti tercatat dalam catatan kegiatan kepolisian Polres Jaksel.

Lalu juga sangat jelas kedatangan tim INAFIS dan tim identifikasi yang dipanggil oleh Kapolres metro Jaksel yang datang kemudian juga sangat jelas orang-orangnya.

Yang ngangkat jenazah ya pasti sopir atau kru ambulans (kalau ada) dan orang-orang itu juga.

Juga pasti tercatat siapa saja yang melakukan kegiatan kedokteran forensik bedah mayat terhadap jenazah Brigadir J pasti bisa dipastikan.

Jelas sekali hampir bisa dipastikan semua barang bukti yang diduga hendak dihilangkan, upaya mengubah TKP, upaya menghilangkan jejak tindak pidana pasti tidak jauh dari orang-orang yang terlibat dalam kegiatan pada kasus itu.

Apakah mungkin yang berupaya menghilangkan barang bukti, merubah TKP tukang cendol atau pedagang dawet yang lewat? Tidak mungkin bukan?

Apakah mungkin yang membawa dekoder CCTV pedagang sayur yang lewat?

Apakah mungkin yang menyita HP (katanya disita?) pedagang balon mainan anak-anak?

Lha kan jelas tidak ada surat sita dan jelas tidak pernah ditunjukkan tho?

Apakah mungkin yang menyembunyikan kaos dan celana jeans Levis yang dikenakan brigadir J pada waktu kejadian adalah pegawai bank tithil yang lewat.

Panggil semua yang diduga terlibat dan lakukan upaya penegakan hukum!

Tapi jangan panggil pegawai bank tithil, tukang jamu, penjual balon. Wanti-wanti jangan salah panggil!

Serasa nonton drama dagelan ketoprak

Penonton disuruh ndomblong semua…

Itu mungkin pak Menkopolhukam, pak kajati, pak pak dan bu bu se-Indonesia yang lain ngakak semua serasa nonton sandirawa drakor.

Diawasi Kompolnas dan Komnasham katanya, dipimpin jenderal-jenderal berbintang-bintang informasinya, berpengalaman dan sangat senior rumornya.

Lha itu, mencari tahu dimana HP dan dekoder yang jelas dipastikan tidak jauh dari orang-orang itu saja nggak bisa ketemu.

Mencari barang bukti baju yang dikenakan Brigadir J yang tewas saja ruwet mbingungi

Ngerti bahwa ada bekas darah di TKP yang diusahakan dihapus dan dihilangkan jejaknya saja malah tidak ditindak lanjuti?

Ngerti ada pelanggaran SOP saja tidak memanggil dan memberikan sanksi hukum dan tidak ada penegakan hukum

Panggil itu petugas-petugas sontoloyo yang bikin ruwet dan lakukan upaya pro-justitia

Emangnya kurang tho regulasi, aturan, undang-undang yang bisa menjerat pelanggaran hukum dalam upaya manipulasi kasus ini?

Sukses!!! kalian sangat sukses membuat mumet, membuat prihatin seisi bangsa Indonesia tapi sekaligus sukses membuat ngakak bangsa lelembut

Hadeeehhh luweeeh….

Baca juga:

Team Forensik Mabes Polri Diduga Halang-halangi, Rusak, Sembunyikan dan Buang Barang Bukti Organ Tubuh Jenazah Brigadir J, Harus Diusut Tuntas

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here