Penulis: Ganda Siumorang
Para pemangku kepentingan terkait di pasar ekonomi karbon harus bersatu untuk memastikan masyarakat lokal sebagai pemain di lapangan utama, bukan pemain figuran bahkan sekedar namanya dicatut namanya dalam program-program sebagai pemenuhan kewajiban ESG korporasi bertajuk CSR.
Kemenko Perekonomian menyebutkan bahwa target NDC 2030 diperkirakan butuh investasi Rp 5000 triliun. Sebagian besar dari sektor kehutanan dan transformasi energi hijau khususnya PLTU Batubara sebagai pilot project.
Sebagian besar pengembang proyek Karbon Hutan yang beroperasi di Indonesia saat ini adalah aktor asing, baik itu melalui skema mitra pembangunan, private dan lembaga non profit yang notabene berkiblat ke luar negeri.
Dengan kondisi ini dikhawatirkan potensi ekonomi karbon yang sangat besar ini kembali menjadi dikuasai oleh aktor-aktor asing. Artinya lokasi proyek di Indonesia tetapi yang mendapatkan distribusi financial terbesar dari keberadaan satu proyek karbon dimaksud adalah korporasi dan aktor asing.
Masyarakat lokal kembali lagi akan tersingkirkan hanya sebagai objek pelengkap.
Hal ini disebabkan oleh kepasitas masyarakat lokal yang sangat rendah serta akses kepada modal untuk memulai proyek karbon secara mandiri juga sangat jauh dari kondisi yang memungkinkan.
Keberpihakan dan dukungan aktif pemerintah kepada pengembang proyek ekonomi karbon dalam negeri adalah kunci. Internalisasi nilai ekonomi karbon juga sangat penting untuk terus dijalankan.
Dukungan kerja kolaborasi para pihak terutama pengembang anak bangsa, legislatif, Kementerian/Lembaga terkait serta fasilitas akses ke pendanaan sejak inisiasi proyek diharapkan bisa menjadi satu solusi. Sehingga potensi Pasar Karbon bisa dikuasai oleh pengembang proyek karya anak bangsa untuk mendatangkan manfaat ekonomi yang sebenarnya dan sebesarnya bagi masyarakat di lokasi proyek berada sebagai mitra sejajar penerima manfaat.
Sehingga dengan demikian pelaksanaan dan pencapaian NDC 2030 bisa dikuasai oleh karya anak bangsa dengan distribusi manfaat finansial yang dirasakan langsung oleh masyarakat lokal di tingkat tapak.
20 Maret 2023