SintesaNews.com – Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Hariyadi, mengutarakan fakta bahwa pelaku penganiayaan D tidak memberikan keterangan yang sebenarnya.
Para pelaku penganiayaan adalah adalah Mario Dandy Satrio (20) sebagai pelaku penganiayaan utama, Shane Lukas (19) yang sebelumnya disebut merekam penganiayaan dan memprovokasi Mario, dan AG (15) yang merupakan pacar Mario.
Setelah polisi melihat hasil digital forensik dari chat WhatsApp, video yang direkam pelaku, dan juga rekaman CCTV di lokasi penganiayaan, ditemukan fakta-fakta baru yang membuat polisi menambah konstruksi pasal untuk menjerat pelaku.
“Dengan melihat alat bukti yang ada, hasil digital forensik, bukti chat WA, video, rekaman CCTV, dan keterangan 10 saksi yang saling berkesesuaian, kami menemukan peranan dr masing-masing tersangka. Maka kami menambah konstruksi pasal,” ujar Hengki, Kamis (2/3/2023).
Baca: Polda Metro: Mario, Shane dan AG Sudah Rencanakan Penganiayaan terhadap D
Sebelumnya, Mario dijerat Pasal 76 C juncto Pasal 80 undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-undang RI Nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak dengan ancaman pidana maksimal 5 tahun penjara.
Saat ini, Mario dijerat Pasal 354 KUHP ayat 1, subsider Pasal 354 ayat 1 KUHP, subsider 353 ayat 2 KUHP, subsider 351 ayat 2 KUHP.
Selain itu, penyidik juga menjerat Mario dengan Pasal 76c juncto 80 Undang-Undang Perlindungan Anak.
“Dengan ancaman maksimal 12 tahun penjara itu MDS,” kata Hengki.
Baca juga:
Polda Metro Tetapkan AG sebagai Pelaku Kasus Penganiayaan David