Pancasila Takkan Hilang dari NKRI, Walau Dirong-rong Faham Khilafah

Penulis: Nurul Azizah

Siapapun warga negara Indonesia baik yang tinggal di Indonesia atau yang tinggal di luar negeri pasti tidak asing dengan kata “Pancasila.” Pancasila berasal dari kata Panca yang berarti lima dan sila berarti sendi, asas atau peraturan.

Pancasila dijadikan dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia yang tidak akan pernah tergantikan.

-Iklan-

Siapapun yang akan menggantikan pancasila dengan dasar negara yang lain, berarti orang itu akan merobohkan bangunan yang bernama Indonesia. Dan itupun tidak akan pernah terjadi dan Pancasila tidak akan pernah bisa digantikan oleh ideologi apapun di dunia ini.

Pancasila tidak lahir sebagai produk instan, tapi lahir dari sendi-sendi kehidupan nenek moyang kita pada jaman Kerajaan Majapahit.

Istilah Pancasila ada dalam kitab Negara Kertagama karangan Empu Prapanca dan kitab Sutasoma Karya Empu Tantular. Pada kitab negara kertagama terkandung maksud, “Raja menjalankan dengan khidmat kelima pantangan (pancasila), demikian juga dalam berbagai upacara ibadah dan dalam berbagai penobatan.

Sementara dalam kitab Sutasoma karya Empu Tantular, secara bahasa (sansekerta) istilah pancasila mengandung dua arti. Pancasila dengan huruf i pendek (Pancasila) berbatu sendi yang lima.

Sedangkan Pancasila dengan huruf i yang dibaca panjang (Pancasiila) berarti lima tingkah laku yang utama, semua keterangan tentang Pancasila ada dalam buku: Memahami Pancasila (2019) karya Fais Yonas Bo’a dkk.

Warisan nilai-nilai Pancasila dari nenek moyang diserap dengan cerdas oleh Sang Bung Besar Soekarno putra fajar, presiden pertama di Indonesia.

Presiden pertama RI memperkenalkan dasar negara ini ke seluruh penjuru dunia, lewat pidatonya di sidang PBB, 30 September 1960.

“Bung Karno dengan lantang mengucapkan, ‘Dari pengalaman kami sendiri dan dari sejarah kami sendiri tumbuhlah sesuatu yang lain, sesuatu yang jauh lebih sesuai, sesuatu yang lebih cocok. Sesuatu itu yang kami namakan Pancasila.”

Istilah pancasila itu sendiri berasal dari Bung Karno setelah meminta pendapat dari orang yang ahli bahasa. Tentunya istilah ini diambil dari sari-sari kehidupan sebagian besar rakyat Indonesia. Yang memiliki kepercayaan dan agama yang berbeda-beda tetapi tetap rukun menjaga persatuan dan berkeadilan. Rakyat Indonesia suka bergotong royong dan selalu musyawarah untuk mencapai kata mufakat atau sepakat. Jadi nilai-nilai Pancasila itu sudah ada dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang diterapkan oleh rakyat Indonesia.

Dasar negara Pancasila diucapkan oleh Bung Karno pada sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), yang saat itu beliau belum diangkat menjadi Presiden. Sidang BPUPKI dilaksanakan pada tanggal 1 Juni 1945, maka setiap tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya pancasila.

Kalaupun Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) ingin mengganti Pancasila dengan ideologi pan islamis atau ideologi islam. Maka HTI akan berhadapan dengan seluruh rakyat Indonesia. Apapun yang dilakukan oleh HTI, maka lawannya tidak TNI, Polisi atau pemerintah tapi seluruh rakyat Indonesia.

Pancasila akan selalu dijaga dan terus dipupuk agar kehidupan masyarakat yang berlandaskan Pancasila tetap ada dan hidup subur di Indonesia.

Kalaupun sekretaris umum HTI Ismail Yusanto ingin memperkenalkan ideologi islam di Indonesia, maka Ismail Yusanto akan berhadapan dengan rakyat Indonesia. Lihat saja nanti, reaksi dari rakyat Indonesia.

Apalagi warga NU, tidak akan pernah menerima HTI dalam wujud apapun. HTI adalah ancaman besar bagi bangsa Indonesia.

NU adalah organisasi besar keagamaan di Indonesia sangat mendukung Pancasila sebagai dasar negara.

Ajaran nilai-nilai pancasila juga diperjuangkan oleh maha guru, hadrotussyaih Hasyim Asya’ri.

Ketika dasar Pancasila datang kepada KH Hasyim Asy’ari, beliau meminta petunjuk dari Allah SWT.

KH Hasyim berpuasa 3 hari, mengkhatamkan Al-Quran dan membaca surat Al-Fathikah. Sampai pada ayat “iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’in” yang artinya: Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Beliau baca 350 ribu kali.

Setelah berpuasa 3 hari aku lanjutkan shalat istikhoroh 2 rakaat, pada rakaat pertama beliau membaca surat At Taubah 41 kali, rokaat kedua surat Al Kahfi 41 kali. Sebelum tidur beliau ayat terakhir surat Al Kahfi 11 kali.

Maka beliau, KH Hasyim Asy’ari dawuh pada santri-santrinya:
“Aku ridho, Pancasila sebagai dasar perekat bangsa dan menjadi ideologi Negara Indonesia.”

Siapapun yang akan berusaha mengganti Pancasila dengan faham lain, maka lawannya adalah seluruh rakyat Indonesia.

Berhati-hatilah para kelompok wahabi, salafi, takfiri, PKS, FPI, HTI, ISIS, JAD, JAT dan lain-lain cheersleaders-nya, jangan pernah menjual kue busuk yang bernama “khilafah.” Kami rakyat Indonesia sudah memiliki produk bagus yang sesuai dengan sendi kehidupan kami rakyat Indonesia yang bernama Pancasila.

Kami akan bersama-sama melawan kelompok pengasong khilafah bani cingkrang yang berusaha numpang hidup di Indonesia.

Kalau kelompok khilafah bani cingkrang tidak mau dengan Pancasila silahkan tinggalkan Indonesia, hengkang saja dan tidak usah tinggal, hidup, makan dan minum dari tanah air Indonesia.

Kami semua sudah muak dengan khilafah bani cingkrang atau kelompok CICA (Cingkrang dan Cadar) merusak tatanan yang ada di Indonesia.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here