Penulis: Nurul Azizah
PA’ 212 kelompok pendek akal mau demo lagi menuntut Jokowi mundur. Ada apa dengan Presiden Joko Widodo kok disuruh mundur dengan legowo. Memang siapa kelompok pendemo ini. Kelompok pengasong jalanan yang kerjaannya hanya menerima order demo.
Kondisi negara saat ini aman, damai, terkendali kok tiba-tiba ada kelompok yang mengatasnamakan ‘Gerakan Nasional Pembela Rakyat (GNPR),’ merancang demo turunkan Jokowi. Aduh….
Halu kelas dewa. Rakyat mana yang mau dibela. Paling ya rakyat yang menjadi komplotan dari PA’212 pasukan pendek akal 212, Gerakan Nasi Paket Fulus (GNPF), Komando Pasukan Takebeer (Kopastak), Sales Kapling Surga 62 atau lebih dikenal dengan pasukan SKS 62, anggota eks FPI, dan eks HTI.
Kelompok mereka kelasnya nasional, tahu ndak sih kelompok PA’ 212 kalau Indonesia itu bukan Jakarta dan sekitarnya saja. Kalau nasional itu luas bro, dari Sabang sampai Merauke.
Kelompok PA’ 212 apakah sudah tahu luas dari Sabang sampai Merauke. Kalau belum nih penulis kasih tahu, info diambil dari google. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Terbentang dari Sabang sampai Merauke, Indonesia memiliki 17.499 pulau dengan luas total wilayah Indonesia sekitar 7,81 juta km2. Dari total wilayah tersebut 3,25 juta km2 adalah lautan dan 2,55 juta km2 adalah Zona Ekonomi Ekslusif.
Kalau kelompok PA’ 212 CS mengatakan demo nasional, terus nasionalnya di mana? Wong mereka paling-paling nyampah di Jakarta.
Kelompok pengasong jalanan ini akan demo di depan istana negara, Jumat 4 Nopember 2022 jam 13.00 WIB sampai selesai. Koordinatornya berpakaian ala ustad yaitu Buya Husein dengan panglima demo ustad Slamet Ma’arif.
Ustad kok kerjaannya demo, apa sudah tidak ada tempat lagi bagi seorang ustad, selain di jalanan.
Ustad-ustad radikal intoleransi ini selalu mengatasnamakan gerakan Islam. Apa tugas ustad sudah beralih fungsi dan posisi.
Ustad-ustad dari kelompok PA’ (Pendek Akal) 212 sudah beralih fungsi. Mereka sudah tidak mendampingi santrinya atau masyarakat untuk mengaji. Tapi malah jadi koordinator lapangan aksi demo. Mendampingi kelompok yang suka teriak-teriak turunkan Jokowi.
Ustad-ustad PA’ 212 ingin melengserkan Presiden Jokowi di tengah jalan. Apakah tugas ustad sudah berubah ya? Apakah ada dalilnya seorang Presiden yang sedang bekerja membangun negeri, ingin diberhentikan oleh ustad-ustad kelompok PA’ 212. Penulis mencari di google apakah ada dalilnya seorang ustad bisa menurunkan kursi kepresidenan, tidak ada thu. Terus mereka menganut ajarannya siapa?
Hati-hati dengan ustad-ustad yang suka demo di jalan.
Bisa saja mereka para ustad yang memang spesialis demo dan teriak-teriak di jalan. Dengan membawa jamaahnya ikut turun ke jalan pula.
Biasanya kalau demo dari PA’ 212 sholatnya di jalan, tidurnya di masjid. Khan kebalek-balek. Lagian tidur di masjid itu dilarang oleh takmir masjid yang bersangkutan. Mengapa tetap dilakukan? Siapa yang mendanai demo 411 tersebut. Pasti ada oknum para mantan yang sakit hati yang mau mendanai demo 411 atau ada pihak asing yang mau jadi donatur kelompok mereka.
Undangan demo yang bikin ngakak guling-guling. “Legowolah Jokowi mundur…!!!” Aksi Bela Rakyat. “Jokowi dianggap tidak mampu bekerja, pantas mundur sebagai Presiden RI,” itulah keinginan mereka. Apakah mereka tidak mampu melihat kinerja Jokowi. Presiden Jokowi telah berhasil membangun jalan ribuan kilo meter dihujat disuruh mundur. Apakah selama ini mata mereka dibutakan dengan maraknya pembangunan infrastruktur di Indonesia. Rakyat pedesaan saja tahu tentang hasil kerja Jokowi, masak orang yang ada di Jakarta dan sekitarnya tidak tahu hasil pembangunan pak Jokowi, benar-benar buta kelompok PA’ 212 dan kroninya.
Apakah kelompok ini bisa memundurkan pak Jokowi, kayak tukang parkir saja, yang bisa nyuruh orang mundur. DPR tidak, MPR tidak, kok seenaknya sendiri nyuruh Presiden mundur.
Kalau ada demo kelompok ini pasti membuat resah warga pengguna jalan. Selain nyampah, Jakarta juga dibikin macet. Yang pusing Petugas dari kepolisian dan TNI yang berjaga-jaga, juga dinas kebersihan kota.
Ada apa ini, demo sudah sering gagal, kok dilakukan berulang kali. Lihat saja nanti, warga Jakarta pasti marah dengan ulah para pengasong jalan. Tak habis pikir, hanya membuang energi dan waktu saja, unfaedah.
Nurul Azizah, penulis buku ‘Muslimat NU di Sarang Wahabi.’