SintesaNews.com – Viral aksi intoleransi yang terjadi di Dukuh Degolan, Desa Bumirejo, Kec. Lendah, Kab. Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Rabu lalu. Sebuah ormas yang bukan warga desa setempat mendatangi Rumah Doa Sasana Adhi Rasa St. Yacobus di daerah itu.
Ormas tersebut memaksa pemilik sasana untuk menutup patung Bunda Maria yang terdapat di dalam halaman sasana.
Akhirnya patung Bunda Maria itu pun ditutup terpal biru.
Menurut penuturan Ketua RT Ketua RT 61 Purwoko, kerukunan antar umat beragama di daerahnya selama ini terjaga baik.
Bahkan pada masa lalu, orangtua dari pemilik sasana pernah menjadi dukuh atau kepala dusun setempat. Warga menganggap itu hal biasa.
Begitu pula dengan berbagai kegiatan warga desa, seperti kerja bakti, hajatan, kedukaan dan lainnya tanpa melihat perbedaan.
“Sebenarnya adem ayem saja. Tapi, ada segelintir oknum warga yang melapor ke ormas, mereka datang negosiasi,” kata Purwoko.
Aparat dari kepolisian malah mendukung aksi intoleransi tersebut. Padal Kanit Binmas Ipda Tukiran beserta 5 anggota Polsek Lendah, Kulon Progo, melaksanakan “pengamanan pemasangan penutup patung Bunda Maria”.
Penuturan dari Ketua RT bahwa kerukunan sebenarnya terjaga dengan baik bisa dilihat dari letak sasana rumah doa tersebut berdampingan dengan pemakaman umum warga desa, juga berseberangan atau bertetangga dengan masjid yang cukup besar.
Lokasi sasana berdampingan dengan komplek kecil makam umum RT 61 Degolan. Kedua komplek dipisah tembok namun terhubung oleh pintu kecil.
Komplek sasana dibangun sebagai rumah doa. Dalam komplek itu terdapat satu rumah cungkup atap limas yang tampak indah.
Dalam cungkup terdapat satu makam bernama Maria Siti Khotijah, istri dari pemilik sasana.
Komplek sasana serasa lapang. Kawasannya dilengkapi aula lebar, gazebo, rumah dan area parkir lebar. Terdapat patung malaikat dan Bunda Maria di bagian sisi yang lebih tinggi.
Kedua patung ukuran besar itu tetap terlihat kecil dari pinggir jalan raya.
Tepat di seberang pintu gerbang sasana terdapat masjid Al Barokah yang cukup besar. Masjid berada di sisi jalan agak ke bawah.
Cukup jelas bahwa masyarakat di tahun politik ini harus waspada terhadap ormas-ormas yang gemar melakukan persekusi, aksi intoleransi, terlebih dengan ormas yang punya jaringan dengan ormas terlarang seperti FPI, HTI, dan sejenisnya, bahkan organisasi teroris yang terus diburu oleh Densus 88.
Baca:
Kadrun Akut, Ormas di Kulonprogo Paksa Tutup Patung Bunda Maria, Takut Iman Tergoncang? Aneh Kan
Kalau memang aparat (Kapolda dan Kapolres KP) bijak dan tidak mancinde mbanciladang abaikan tekanan ormas yg gak jelas yang minta menutup patung dan buka kembali penutup itu beres kan? Supaya pemerintah kita kedepan tidak menjadi permainan mereka yang intoleransi.
Buka saja kembali penutup patung Bunda Maria, oleh pemilik bersama masyarakat setempat yg sejak dulu damai dan rukun dalam berkehidupan bermasyarakat.
Apabila ada yg minta menutup lagi laporkan ke pihak kepolisian.
Pengamat atau komentator tidak bijak memperkeruh suasana dengan narasi tulisan terkesan ilmiah tetapi banyak tendensi negatif..sampah layak dibuang bukan untuk disimpan apalagi jadi teman tidur
Ormas nya yang paling penting ditindak tegas, dan anggota polisi yang gak punya nyali menegakkan hukum sebaiknya dipecat, masih banyak rakyat Indonesia yang berani untuk membela nkri ini berdiri tegak, kalau ada partai yang menyetujui radikalisme dan intoleran kepada agama lain sebaiknya dicabut izin partai nya!!!
Lha koq takut sama Patung, itu kayaknya Penjilat Agama Islam Munafik. Koq bisa bisanya tolol dipiara. Datang sini ke Timur Tengah lihat Gereja baru dibikin.