Nusantara Ibukota Negara yang Baru

Penulis: Nurul Azizah

Alhamdulillah… alhamdulillah… alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan taufik serta hidayah kepada seluruh masyarakat Indonesia. Karena dengan rahman dan rahimnya Allah SWT telah memberi berkah pada bangsa ini untuk terus maju bebenah diri mengejar ketertinggalan dengan bangsa-bangsa lain yang sudah maju secara perekonomian dan peradaban dunia.

Dengan penetapan ibu kota negara baru Nusantara, masyarakat yang selama ini seperti tercabut akar budaya dan peradabannya sendiri, kemudian tersentak dan sadar.

-Iklan-

Kata Nusantara ditemukan dalam kitab negara Kertagama karya Mpu Prapanca. Dalam bahasa Jawa kuno, “nusa” dan “antara.” Nusa berarti pulau dan antara adalah terluar.

Penggunaan kata Nusantara merujuk pada konsep kenegaraan Majapahit yang mencakup kepulauan di wilayah Asia Tenggara.

Indonesia pelan tapi pasti mulai menampakkan kesejatian dari negara yang makmur dan kaya akan hasil bumi serta kaya akan keberagaman Nusantara.

Sejak dulu kala nenek moyang kita menitipkan kejayaan bangsa ini kepada generasi penerus perjuangan bangsa. Para leluhur kita, dulu pernah menulis ‘potret’ kehidupan dan kejayaan Majapahit dalam suatu kitab yang bernama Negarakertagama yang disusun oleh Mpu Prapanca pada periode 1350-1389 M.

Bisa jadi kejayaan Nusantara sudah ada jauh dari penulisan buku tersebut. Tulisan ada karena kejadian sudah berlangsung lebih dulu, istilahnya yaitu histori atau sesuatu yang sudah terjadi (sejarah).

Leluhur bangsa Indonesia sangatlah hebat. Bahkan kitab sastra Mpu Prapanca merupakan dokumen milik bangsa Indonesia yang sudah diakui oleh UNESCO dan menjadi rujukan dunia.

Nenek moyang kita orang hebat dan membekali diri untuk bisa eksis di hadapan kawan maupun lawan. Disegani dan ditakuti siapa saja yang akan merongrong bangsa ini. Baik musuh dari dalam maupun dari luar, dilibas semua. Itulah kisah kejayaan Nusantara pada zaman kerajaan Majapahit. Kerajaan besar yang menjadi sumber inspirasi bagi kejayaan bangsa Indonesia pada masa lampau.

Tidak pantas bagi bangsa yang mewarisi DNA agung dan hebat merasa minder dengan bangsa lain.

Majapahit menjadi salah satu sejarah kerajaan Hindu terbesar di dunia. Bahkan kerajaan Majapahit hampir menyangkut ke seluruh wawasan Nusantara hingga negara-negara tetangga. Hal ini diakibatkan oleh mashurnya maha patih Gajah Mada yang terkenal dengan Sumpah Palapa. Kejayaan kerajaan Majapait akhirnya menjadi inspirasi bagi kerajaan-kerajaan kecil lainnya yang berada di sekitar Nusantara.

Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Hayam wuruk dengan gelar Sri Rajasanagara (1350-1389 M) yang tidak lain adalah cucu dari Raden Wijaya.

Kepemimpinan Hayam Wuruk amat kuat berkat dukungan dari Mahapatih Gajah Mada yang bertekad menyatukan Nusantara di bawah naungan Majapahit.

Bunyi sumpah palapa oleh patih Gajah Mada :

“Lamun huwus kalah Nusantara insun amukti palapa, lamun kalah ring gurun, ring seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samasa isun amukti palapa.”

“Jika telah menundukkan seluruh Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa.”

Wilayah kekuasaan Majapahit ketika dipimpin oleh Hayam Wuruk hampir sama dengan wilayah Indonesia saat ini, bahkan mampu berkuasa hingga ke luar Indonesia. Dengan demikian, kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan yang dipimpin oleh Raja Hayam Wuruk.

Jokowi memutuskan nama ibukota negara baru yang bernama Nusantara. Sekilas banyak orang memahami bahwa nama Nusantara mengacu pada Jawa sentris. Kalau kita menilik dari kitab Negara Kertagama sebenarnya kata Nusantara aslinya bukan dari Jawa, tapi berasal dari kerajaan Kutai yang sebelumnya menjadi kerajaan Kutai Kertanegara di Kalimantan Timur. Istilah Nusantara merupakan sebutan pada masa lampau dari luasnya Kalimantan.

Kemudian istilah Nusantara sampai juga ke tanah Jawa, sampai ke telinga kerajaan Majapahit.

Masyarakat di kerajaan Majapahit menyebut Nusantara tidak sebatas daerah bagian Timur Kalimantan saja, namun diperluas menjadi pulau Kalimantan secara luas dan pulau-pulau di luar Kalimantan.

Kejayaan Nusantara akan terulang lagi dengan adanya ibukota negara Indonesia baru, bernama Nusantara yang berada di Kalimantan Timur.

Keinginan pindah ibukota dari Jakarta ke Kalimantan merupakan ide yang pernah dicetuskan oleh Si Bung besar putra Sang Fajar, H. Ir. Soekarno presiden RI yang pertama.

Sebenarnya pemindahan ibukota pernah dilakukan oleh pemerintah dari Jakarta ke Yogyakarta pada Januari 1946. Situasi yang tak menentu menjelang agresi militer Belanda menyebabkan ibukota dipindah sementara waktu, kemudian kembali lagi ke Jakarta.

Pada tahun 1950-an Presiden Soekarno punya keinginan memindahkan ibukota ke Kalimantan, kota Palangkaraya dan Samarinda direkomendasikan. Namun Jakarta masih menjadi pilihan.

Alasannya Ir. Soekarno menilai kota Jakarta masih dipertahankan antara lain: Jakarta menjadi wadah tumbuhnya nasionalisme. Di Jakarta banyak kisah monumental bersejarah bangsa, perjuangan hingga berkibarnya merah putih.

Bangunan monumental seperti Monumen Nasional (monas), komplek senayan dan Gelora Bung Karno (GBK) dan lainnya sehingga Soekarno mempertahankan Jakarta.

Saatnya Presiden Ir. H Joko Widodo ingin mewujudkan Indonesia memiliki ibukota negara yang dapat mempresentasikan identitas bangsa dan negara, kebinekaan dan penghayatan terhadap Pancasila.

Selain itu Jokowi ingin memiliki ibukota dengan konsep smart, seperti smart city, eco green city, beautiful city, semua itu demi meningkatkan daya saing secara regional dan internasional.

Semoga ibukota negara Nusantara segera terwujud. Saat ini rencana pembangunan ibukota Nusantara sudah direalisasikan mulai tahun 2022-2024.

Hayam wuruk memiliki patih Gajah Mada, Jokowi juga memiliki para menteri yang super hebat. Antara lain Sri Mulyani, Erick Thohir, Retno Marsudi, Luhut Binsar Pandjaitan, Mochamad Basoeki Hadimoeljono, Tri Rismaharini, Gus Yaqut Cholil Qoumas dan tentunya Menteri PPN/Bappenas Suharso Monoarfa dan menteri-menteri yang lain yang sangat mendukung perpindahan ibukota dari Jakarta ke Kalimantan Timur.

Nurul Azizah Penulis buku “Muslimat NU di Sarang Wahabi”

minat hub WA 0851-0388-3445 atau Sintesanews.com WA 0858-1022-0132

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here