Nasdem, Demokrat & PKS. Melawan Oligarki? Konstelasi Perubahan dalam Koalisi Perubahan

Penulis: Andre Vincent Wenas

Konotatif, arti komunikasi politik akhir-akhir ini adalah pembicaraan (resmi atau sekedar kongkow-kongkow) antar petinggi parpol tentang hal yang simple sebetulnya, “who gets what for how much!”

Siapa dapat (posisi) apa? dan dengan harga berapa?

-Iklan-

Dan hal yang sederhana itu rupanya tidak (belum) tercapai dalam komunikasi politik di internal Koalisi Perubahan. Masih berubah-ubah, belum terkristal alias tak ada kesepakatan sejauh ini. Yang sederhana itu mengalami proses involutif, memperumit diri sendiri.

Tak gampang rupanya untuk menjawab pertanyaan “siapa bakal dapat apa? dan mesti bayar berapa?”

PKS masih “melawan” oligarki kata Mardani Ali Sera berdalih. Tapi Surya Paloh malahan kepingin ketemu dengan “lawannya” PKS itu, yaitu sang oligarki. Siapa dia sesungguhnya?

Lalu Partai Demokrat (PD) gimana? Kok gak ikut kasih bocoran ala Mardani PKS?

Hmm, siapa sih oligarki yang sedang jadi lawannya PKS itu? Kalau Nasdem malahan pingin ketemu dan menghormatinya, lalu bagaimana dengan PD? Apakah PD pingin ketemu juga? Atau mau ikut-ikutan melawannya bersama PKS?

Ada yang bilang itu jenis pertanyaan usil. Masak sih PD disuruh lihat cermin kalau mau menemuinya bareng Surya Paloh. Atau mesti mencambuki diri sendiri kalau mau ikut PKS melawan oligarki. Pusing khan? Lho.

Berpusing-pusing kata orang jiran itu artinya berputar-putar disitu-situ juga. Maka kalau tidak mau berpusing-pusing ya berhentilah berputar-putar. Tapi bisa nggak?

Lha energi perputaran itu digerakkan oleh kebesarannya (atau merasa besar) dikali gayanya yang pingin cepat-cepat berkuasa, yang semuanya itu kalau dikuadratkan bisa menghasilkan energi tak terbendung kok.

Ibaratnya bila ambisi yang sedang berkongsi dengan duit kalau direcoki terus dengan segala anasir yang memanasi-manasi bisa jadi tenaga besar yang tak terhentikan.

“Sex is engaging in the first rounds. What sustains interest in the long run is political power,” begitu kata Jiang Qing alias Madam Mao, istri ke-4 Mao Zedong pemimpin besar Revolusi China.

Ini soal konstelasi super dinamis di antara pucuk pimpinannya. Bukan di antara orang “sekitarannya”. Konstelasi perubahan di dalam Koalisi Perubahan yang potensial untuk… meledakkan dirinya sendiri. Plus “sekitarannya” itu tadi! Entah sampai pada radius berapa kilometer.

Maka kepada para “sekitarannya”, apakah masih pada mau ikut kiamat? Atau segera mencelat, ke alamat yang tepat, supaya selamat.

Your choice!

13/11/2022
Andre Vincent Wenas, Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis PERSPEKTIF (LKSP), Jakarta.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here