Penulis: Nurul Azizah
Siang itu penulis mengahadiri peringatan Harlah Muslimat NU ke 76 di Gedung PW Muslimat NU Jawa Tengah Jl. Ngalian depan Kampus II UIN Walisongo Semarang.
Undangan disampaikan oleh pimpinan PWMNU Jawa Tengah, ibu Prof. DR. Hj. Ismawati Hafidz, M.Ag lewat WhatsApp.
Sebelumnya penulis mengucapkan: “Selamat Harlah Muslimat NU ke-76 (29 Maret 1946 – 29 Maret 2022). Semoga Muslimat NU bisa berkhidmat bagi umat manusia. Sesuai dengan tema peringatan Muslimat NU ke-76. “Khidmat Muslimat NU Sepanjang Masa.”
Menurut penulis Muslimat NU adalah badan otonom yang melaksanakan kebijakan pada anggota perempuan NU yang berusia 40 tahun ke atas.
Muslimat Nahdlatul Ulama adalah organisasi kemasyarakatan dan merupakan salah satu badan otonom dari Jam’iyah Nahdlatul Ulama. Didirikan pada tanggal 26 Rabiul Akhir 1365 H bertepatan dengan tanggal 29 Maret 1946 di Purwokerto.
Hingga kini Muslimat NU dipimpin oleh Ketua Umum Hj. Khofifah Indar Parawansa, yang sekaligus menjadi Gubernur Jawa Timur.
Muslimat NU sebagai wujud kebangkitan perempuan dalam kancah organisasi sebagaimana kaum laki-laki. Di sinilah perempuan NU memiliki wadah untuk menyuarakan aspirasi dan berpartisipasi dalam penentuan kebijakan.
Keberadaan Muslimat NU sangat relevan dengan perkembangan sejarah perjuangan NU dan NKRI. Perempuan NU harus tampil, atas dasar prestasi dan kiprahnya yang luar biasa. Para perempuan NU memiliki karier yang sama dengan kaum laki-laki.
Di sinilah hebatnya ulama-ulama NU dalam memberikan wadah kepada perempuan-perempuan NU untuk tampil di dalam organisasi otonom NU. Diantara ulama NU itu adalah KH. Hasyim Asy’ari, KH. Abdul Wahab Chasbullah, dan KH. Saifuddin Zuhri, juga KH. Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyyah (MD).
Dalam wadah Muslimat NU, organisasi ini memberikan keleluasaan bagi Muslimat NU memperoleh hak otonominya dalam mengatur rumah tangganya sendiri serta memberikan kesempatan untuk mengembangkan kreativitasnya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan profesi yang menyertainya.
Sejak menjadi organisasi otonom NU, Muslimat NU bebas bergerak dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan cita-cita nasional secara mandiri.
Hal ini tampak juga pada pengurus PWMNU Jawa Tengah, dimana anggotanya adalah perempuan-perempuan hebat yang memiliki karier yang sama dengan kaum laki-laki.
Suatu kebanggaan bagi penulis bisa berada di tengah-tengah mereka, para perempuan hebat. Ada beberapa yang bergelar Prof, ada doktor, ada anggota Dewan, ada dosen, ada pengusaha, ada pimpinan pondok pesantren, ada guru dan lain-lain profesi.
Mereka hebat-hebat dan profesional di bidangnya masing-masing. Di tengah-tengah kesibukannya, mereka masih meluangkan waktu untuk ikut organisasi sosial Muslimat Nahdlatul Ulama.
Dalam kesempatan ini, penulis menyerahkan buku “Muslimat NU di Sarang Wahabi,” kepada ibu Prof. Dr. Hj. Ismawati Hafidz, M.Ag. Beliau yang memberi Kata Pengantar pada buku tersebut bersama Drs. KH. Muzamil Ketua PWNU Jawa Tengah.
Acara refleksi harlah Muslimat NU ke-76 dan Rapat Pleno PW Muslimat NU Jawa Tengah, diadakan pada hari Selasa, 29 Maret 2022 di mulai pada jam 12.45 WIB dan berakhir pada jam 15.30 WIB.
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, kehadiran penulis diterima baik oleh pengurus PWMNU Jawa Tengah, ada beberapa ibu-ibu Muslimat yang membeli buku “Muslimat NU di Sarang Wahabi.
Bahkan ada yang minta tanda tangan penulis dan foto bersama.
Bu Isna yang cantik dan energik tertarik dan sangat terkesan dengan buku tersebut.
Beliau mengatakan sesuatu kepada penulis, “Saya sangat terkesan dengan judul bukune njenengan, awalnya saya mau ikut makan, sudah ambil pincuk (tempat nasi dari daun), saya batalin. Eman ketinggalan moment berharga. Sambutan penulis secara langsung. Barokallah.”
Alhamdulillah .. banyak yang tertarik dengan buku “Muslimat NU di Sarang Wahabi.” Buku ini sudah masuk cetakan ke dua.
Penjualan buku lewat on line, pembeli kebanyakan teman-teman dari penulis yang cinta NU dan NKRI baik di dunia maya atau nyata dan pembaca setia SintesaNews.com kolom “Bunga Rampai.”
Pembeli kebanyakan dari pegiat NU dan NKRI, baik yang beragama islam dan non islam yang paham akan perjuangan NU dan NKRI dalam menjaga keutuhan dan persatuan Bangsa Indonesia.
Pembeli kebanyakan dari pegiat NU dan NKRI dari berbagai profesi, baik di Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Kupang Nusa Tenggara Timur.
Semoga Muslimat NU tetep jaya, mandiri dan sejahtera, sukses, baik hidup di dunia dan hidup di akherat kelak.
Momentum peringatan harlah Muslimat NU ke-76 bisa menjadikan emak-emak NU dalam berorganisasi sosial dan mengembangkan profesinya masing-masing.
Tantangan Muslimat NU ke depan sangat besar. Karena itu Muslimat NU harus meningkatkan kualitasnya, tidak boleh tertinggal dengan badan otonom NU lainnya. Walaupun emak-emak, tetapi harus tetap eksis dan selalu update perkembangan zaman. Emak-emak harus belajar banyak hal, termasuk penguasaan IT, aplikasi, perkembangan sosial media yang ada saat ini. Biar tidak ketinggalan dengan Fatayat NUnya.
“Maju terus emak-emak NU, jayalah NU jayalah Negeriku.”
Nurul Azizah, Penulis buku “Muslimat NU di Sarang Wahabi” minat hub penulis atau SintesaNews.com 0858-1022-0132.