Muktamar NU ke-34, Menyongsong Satu Abad NU Tahun 2026

Penulis: Nurul Azizah

Saat ini dikalangan warga Nahdliyyin mulai diramaikan dengan adanya perhelatan akbar pemilihan ketua umum Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU). Yang lebih populer dinamakan Muktamar NU yang ke-34 di Lampung pada tanggal 23-25 Desember 2021.

Muktamar NU sendiri merupakan istilah umum di kalangan umat islam yang merujuk kepada pertemuan besar para wakil organisasi ke-NU-an atau pihak-pihak utusan pengurus NU dari berbagai daerah berdiskusi untuk mengambil keputusan bersama.

-Iklan-

Kota Lampung, sebuah provinsi paling selatan pulau Sumatera akan menjadi saksi perhelatan akbar pemilihan Ketua Umum PBNU untuk masa kerja 2021-2026.

Muktamar ke-34 NU dilaksanakan di tiga tempat, yaitu Pondok Pesantren Darussa’adah Lampung Tengah, UIN Lampung dan Universitas Malahayati, sehingga tidak terkonsentrasi di satu tempat untuk kepentingan protokol kesehatan.

Hal ini disampaikan oleh Panitia penyelenggara Muktamar NU saat menggelar rapat perdana pada Rabu, 27 Oktober 2021, yang dipimpin oleh Ketua Steriing Commite (SC) Prof. Dr. KH M Nuh, sekretaris SC Dr. H Asrorun Ni’am Sholeh, serta ketua Organizing Commite (OC) Drs. H. M Imam Aziz dan sekretaris OC dr. H. Syahrizal Syarif. MPH, Ph.D

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui surat keputusan Nomor 762/A.I1.04/10/2021 telah resmi membentuk kepanitiaan untuk melaksanakan Muktamar XXXIV Nahdlatul Ulama.

Dengan surat keputusan tersebut, PBNU telah menetapkan beberapa hal. Pertama, mengesahkan susunan panitia nasional penyelenggara Muktamar NU ke-34. Kedua, menugaskan kepada panitia untuk mempersiapkan dan melaksanakan penyelenggaraan muktamar NU ke-34 sebaik-baiknya sesuai petunjuk dari PBNU. Ketiga, surat keputusan berlaku sejak ditetapkan oleh PBNU. Apabila dalam penetapan terdapat perubahan atau kekeliruan, surat keputusan ini akan ditinjau kembali sebagaimana mestinya.

Keputusan tersebut disampaikan oleh Ketua Umum PBNU Prof. Dr. KH Said Aqiel Sirojd saat pleno Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Kombes) NU pada Sabtu (25/9/2021).

Kiai Said memastikan keputusan tersebut ditetapkan setelah dirinya bermusyawarah dengan Rais ‘Aam PBNU KH. Miftachul Akhyar, Katib Aam PBNU Yahya Cholil Staquf, dan Sekretaris PBNU Ahmad Helmi Faishal Zaini.

Pada Muktamar NU ke-34 akan terasa berbeda dengan muktamar sebelumnya, karena muktamar kali ini di Indonesia sedang terjadi pandemi covid-19, walaupun sudah mereda tapi tetap waspada dan menerapkan prokes serta menjaga kesehatan. Selain itu muktamar kali ini adalah memilih ketua umum PBNU dimana masa kerjanya persis menjelang satu abad usia NU ditahun 2026.

Dalam muktamar nanti perlu dirumuskan kiprah NU dalam menjaga NKRI yaitu peran dan perkhidmatan NU dalam konteks berbangsa dan bernegara.

NU mendekati usia 100 tahun pada 2026. NU ke depan tentunya lebih profesional dari sebelumnya. Warga NU harus lebih percaya diri untuk bisa melaksanakan amalan-amalan NU. Jangan pernah minder apalagi malu menjadi warga Nahdliyyin.

Saya bangga menjadi orang NU, terus berjuang sebagai pegiat NU dan NKRI. Baik di dunia nyata dan di media sosial. Apapun saya lakukan untuk ikut berjuang bersama kader-kader NU. Walau sedikit yang bisa saya perjuangkan untuk NU dan NKRI, insya Allah ke depannya, perjuangan saya akan membuahkan hasil.

Sesuai yang diamanahkan oleh Kyai Said sebagai ketum PBNU dan Menteri agama Gus Yakut Qolil Qoumas, warga nahdliyyin untuk bangkit menguasai medsos. Jihad online lawan radikalisme, intoleransi, ujaran kebencian dan hoaks.

Menyongsong seabad usia NU dengan tantangan revolusi industri 4.0, NU menyiapkan langkah 4G. Langkah-langkah NU dalam menghadapi dunia global menuju era 4G tentunya akan dibahas dalam muktamar nanti. Di tahun 2026, NU menjadi organisasi Islam terbesar di Indonesia yang terus menyebarkan agama islam rahmatan lil alamin.

Menjelang satu abad NU, di era tersebut NU tetap fokus di bidang dakwah, syiar keagamaan islam ahlussunah, sesuai misi dan visi awalnya berdiri. Selain mengembangkan dakwah dan syiar keagamaan, NU juga bergerak dibidang ekonomi, sosial, politik, budaya, Hankam, IPTEK, IMTAK dan lain-lain.

Mari kita songsong Muktamar NU ke 34, dengan ramainya bakal calon ketum PBNU. Adanya pemilihan calon ketua umum PBNU, banyak nama kandidat yang masuk bursa pencalonan. Diantaranya Kyai Said, Kyai Marzuki, Kyai Hasan Mutawakil, Gus Baha, Gus Yahya Cholil, Gus Reza, Gus Kautsar dan Gus Hilmy Hasbullah, mungkin ada wacana nama kandidat yang lain.

Dari nama-nama bursa calon ketum PBNU, banyak yang mencalonkan 3 nama ulama NU sebagai kandidat ketum PBNU untuk periode 2021-2026, mereka adalah :

1. Prof. Dr. KH. Said Aqiel Sirajd, yang saat ini menjabat ketum PBNU. Kyai Said lahir tanggal 3 Juli 1953 di Cirebon, Jawa Barat. Beliau putra dari pendiri pondok pesantren Kempek, KH Soleh Harun.

2. KH. Yahya Cholil Staquf, tokoh NU asal Rembang ini lahir pada tanggal 16 Februari 1966, merupakan putra dari tokoh NU Jawa Tengah salah satu pendiri Partai Kebangkitan Bangsa, KH.Cholil Bisri.

3. KH. Marzuki Mustamar, M.Ag, tokoh NU kelahiran Blitar, 22 September 1966. Putra dari kyai yang bernama Mustamar dan Nyai Siti Jainab ini dihormati di wilayahnya.

Siapapun yang jadi ketua umum PBNU kita terima dengan senang hati dan kita hormati hasil dari muktamar ke 34. Semoga kegiatan muktamar ke 34 berjalan lancar dan sukses, tanpa halangan apapun.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here