Penulis: Erri Subakti
Bicara itu mudah. “Ngomong doang mah gampang.” Begitu orang selalu bilang. Maksudnya untuk membandingkan antara bicara dengan kegiatan mengerjakan sesuatu yang lain.
Tapi terkadang kita tidak pernah tau akan berhadapan dengan siapa dan akan berbicara dalam kondisi apa. Bahkan seringkali isi pembicaraan yang sudah disiapkan dengan matang, saat waktunya untuk membicarakan, kita suka gugup, gagap, salah kata, bahkan kata-kata yang sudah diniatkan untuk diungkapkan, tidak keluar dari kerongkongan
“Everyone needs public speaking. Selama dia bisa berbicara. Karena kita tidak pernah tahu akan berada dalam situasi apa dan bertemu dengan siapa,” ujar Mozes Riupassa, pengajar/trainer public speaking yang telah melahirkan 2 buku mengenai hal tersebut.
Penulis bertemu dengan pria lulusan ilmu politik dari Universitas Indonesia ini, usai ia mengajar public speaking di sebuah perusahaan.
Menarik sekali mendengar kisahnya saat Mozes Sosa (begitu ia biasa dipanggil) akhirnya mendapatkan rekor dari MURI atas pencapaiannya mengajar public speaking keliling pulau Jawa.
Maut. Dari bagaimana dia berbicara, meski dengan orang baru. Kemampuan public speaking Mozes Sosa seringkali membuat lawan bicaranya bisa langsung menyetujui maksud dari kata-katanya.
Seperti bagaimana ia akhirnya mendapat rekor dari MURI membuktikan hal itu. Mozes Sosa sebelumnya tidak kenal dengan pihak MURI, namun dia mempunyai niat untuk menghubungi MURI atas kegiatan apa yang sedang ia lakukan. Cukup 1 kali telepon, di saat ia dalam perjalanannya, ia hubungi pihak MURI dan menjelaskan siapa dia dan apa yang dia lakukan, tanpa perlu banyak bicara, MURI langsung menyambut sangat baik maksud dan tujuannya. MURI justru dengan tangan terbuka mendaulatnya untuk mengajar public speaking di lembaga tersebut.
Mozes Sosa mengadakan pelatihan public speaking secara gratis selama 73 hari di 52 kelas pada 29 kota (Malang, Surabaya, Gresik, Madiun, Kediri, Probolinggo, Jember, Banyuwangi, Yogyakarta, Solo, Semarang, Rembang, Kudus, Jepara, Pekalongan, Cilacap, Purwokerto, Kebumen, Cirebon, Tasikmalaya, Bandung, Garut, Purwakarta, Bekasi, Bogor, Sukabumi, Cilegon, Serang, dan Jakarta) pada tahun 2018 lalu.
Gila. Itu yang penulis katakan saat penulis bertemu dengannya sebelum ia melakukan kegiatan nekatnya, memberikan pelatihan public speaking keliking Jawa secara gratis.
Mozes Sosa bergelut di bidang komunikasi memang bukan baru sebentar. Sejak tahun 1997 saat ia masih mahasiswa, Mozes sudah bekerja di sebuah stasiun radio MS Tri FM di Jakarta.
Tahun 2017 namanya sering muncul di media terutama untuk pemberitaan mengenai klub sepakbola Persija. Saat itu ia mengawangi bidang media pemberitaan dari Persija.
Wajar kalau sebuah klub sepakbola besar yang memiliki ribuan massa fanatik mempercayakan kemampuan Mozes Sosa untuk berbicara di hadapan media dan publik.
“Public speaking jadi solusi dari berbagai masalah,” Mozes meyakinkan. “Public speaking pada akhirnya dapat bermanfaat bagi pembicara dan orang yang mendengar atau menyimaknya.”
Berbagai penasaran penulis mengenai public speaking, tertuang jawabannya dalam buku-buku yang ditulisnya.
Salah satu yang sering kita alami adalah, kata-kata yang kita ucapkan sudah sesuai dan jelas kepada lawan bicara atau publik, tapi mengapa kadang makna yang ditangkap oleh lawan bicara kita berbeda bahkan melenceng dari maksud kita, atau gagal paham.
“Mengenal audiens, berhadapan dengan siapa kita bicara,” jawab Mozes. Tidak bisa disamakan kita bicara dengan sesama kolega dengan bicara di depan orang-orang dengan berbagai jenis, profesi, dan latar belakang yang berbeda-beda. “Memang diperlukan pengenalan cepat di hadapan audiens seperti apa kita berbicara.”
Meski sudah malang melintang di dunia komunikasi publik dan dikenal sebagai pengajar atau public speaking trainer, namun yang sangat menarik adalah Mozes Sosa lebih memilih dirinya disebut sebagai Sharer.
Dari kata share yang artinya berbagi. Katanya, “Karena dalam berbicara itu sebenarnya kita saling berbagi. Seperti sekarang, tanpa sadar kita berbagi berbagai informasi dan pengalaman dalam isi pembicaraan kita.”
Dari obrolan sore itu memang penulis mendapatkan banyak sekali makna, tak hanya seputar public speaking, melainkan juga dalam kehidupan. Karena ternyata kunci untuk menghadapi berbagai situasi, baik yang biasa saja, atau yang pelik, formal, informal, kemampuan public speaking merupakan salah satu langkah yang menentukan dalam menyelesaikan masalah. (ES)
Untuk pemesanan buku How Do I Do Public Speaking, kamu bisa langsung memesannya melalui Whatsapp Zukzez Express (penerbit) di https://wa.me/6289692745867
Format pemesanan, ketik:
HPS-(Jumlah Pesanan)-(Nama)-(Alamat)-(No HP)