Penulis: Wandi Ruswannur
Bagi kebanyakan orang, keahlian menari tradisional merupakan sesuatu hal yang sulit dilakukan. Namun tidak bagi gadis cantik bernama Laifa Nur Fathira Herlin, akrab dipanggil Laifa, Mojang Parigel Kabupaten Sukabumi 2021. Ia bercerita sejak PAUD selalu mengikuti lomba melukis, yaitu diawali mewarnai, dan selalu mendapat juara, baik yang diadakan di sekolah-sekolah, ataupun di mall.
“Kelas 4 SD baru nerambah ke bidang lain, bercerita tingkat kota juara ke-1, mendongeng, lomba baca puisi di Toserba Selamat. Bahkan bidang seni tari, saya baru menggelutinya sejak kelas lima SD, tetapi bidang inilah yang saya perdalam dengan mengikuti sanggar tari CATRIK PALAGAN Kota Sukabumi. Dan bidang tari inilah yang membawa saya ke tingkat nasional. Alhamdulillah saya telah menorehkan juara 1 Tari Kreasi FLS2N tingkat Provinsi (2017), Top 10 FLS2N Tari Kreasi tingkat Nasional di Kupang NTT (2017), juara 1 Duta Remaja GenRe tingkat Kabupaten Sukabumi (2017), juara 3 Pasanggiri Dongeng tingkat Provinsi (2018), dan juara 3 talent Jumbara PMR Tingkat Provinsi Jawa Barat (2015). Semua ini tidak lepas dari dukungan keluarga, ayah, dan terutama bunda saya yang selalu mendukung dan mensupport setiap langkah saya,” imbuhnya kepada, SintesaNews.com (11/07/2022).
Menurut mahasiswi Politeknik Pariwisata NHI Bandung, Mojang Parigel (berbakat) merupakan mojang yang memiliki bakat yang luar biasa dan di atas rata-rata. Posisi ini dipilih melalui ajang unjuk bakat yang dia kirimkan melalui video kepada panitia.
“Kegiatan yang telah saya lakukan, setelah menjadi Mojang Parigel selama ini adalah mengikuti live streaming di media sosial instagram dengan menunjukan bakat yang dimiliki, mengikuti kegiatan Hari AIDS dan membuat karya berupa puisi untuk mereka dan mempromosikan pariwisata khususnya kepada generasi muda,” ucap puteri dari pasangan bapak Cece Herlin dan ibu Lina Purnama.
Pemilik akun instagram @laifathira menyampaikan, masyarakat perlu mengetahui seni tradisional di Sukabumi seperti tari tradisional, alat musik trasional, dan nilai budaya Sunda. Agar mereka ikut bangga dan melestarikan budaya leluhur, sehingga seni dan budaya di Kabupaten Sukabumi tidak punah dan terus berkembang.
“Secara khusus saya mengajak, hayu urang ngamumule (melestarikan) Budaya Sunda, ngarumat, ngaruwat, ngamumule Budaya Sunda Ki Sunda nanjung, apanjang apunjung. Mari kita mencintai, menjaga, dan melestarikan Budaya Sunda, Ki Sunda mendunia dengan tradisi dan budayanya,” tutur gadis kelahiran Sukabumi, 16 Agustus 2000 yang memiliki hobi menari dan bercita-cita jadi wanita karir.
Ia menambahkan, mari kita tanamkan sikap berkebhinekaan global, di zaman millenial abad 4.0. Kita harus mengikuti perkembangan dunia, dengan tetap menampilkan jati diri bangsa kita, khususnya jati diri sebagai orang Sunda. Ki Sunda bisa mendunia dan berkibar di cakrawala.