PT Solo Manufaktur Kreasi, produsen mobil Esemka, menjual dua varian Pikap yang dijual dengan harga Rp 125 juta. Dua varian mobil pikap Esemka tersebut adalah Bima 1.2 dan Bima 1.3.
Hingga saat ini, total penjualan mobil Esemka pikap sejak dipasarkan mulai 6 September 2019, baru sekitar 300-an unit.
“Total penjualan sejak diluncurkan hingga akhir tahun 2020,” kata Pejabat Hubungan Masyarakat Esemka, Sabar Boedhi, Kamis, 4 Februari 2021.
PT Solo Manufaktur Kreasi, produsen mobil Esemka, menjual dua varian Pikap yang dijual dengan harga Rp 125 juta per unit. Dua varian mobil pikap Esemka tersebut adalah Bima 1.2 dan Bima 1.3.
Menurut Sabar, tahun 2020 penuh dengan tantangan karena pandemi virus corona baru (Covid-19).
“Pandemi ini sangat berpengaruh pada produksi dan penjualan,” ujar dia.
Sabar menjelaskan bahwa saat ini perusahaan fokus pada pemasaran kendaraan niaga ringan pikap Esemka Bima.
Menurut Sabar, saat ini Esemka sudah memiliki tiga showroom yang beroperasi, masing-masing di Boyolali (di lokasi pabrik perakitan), Jakarta, dan Lampung.
Penjualan Esemka saat ini dilakukan oleh PT Unisat Oto Internasional dan PT Adiperkasa Citra Esemka.
Direktur Utama PT Unisat Oto Internasional, agen atau main dealer Esemka, Hady Hartanto, menyampaikan bahwa selama pandemi kegiatan penjualan maupun ekspansi outlet ikut terdampak.
“Pandemi ini kami slow down. Sudah banyak permintaan tapi masih pending,” kata dia.
Hady berharap pandemi segera berakhir dan situasi berjalan normal kembali. Penetrasi pasar Esemka Bima juga dilakukan dengan memanfaatkan berbagai jaringan. Di antaranya adalah melalui jaringan Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Ketua Umum Dewan Usaha Kecil Menengah (UKM) Irwan Wijaya menyampaikan bahwa anggotanya berminat untuk membeli Esemka Bima, terutama yang sudah dikaroseri menjadi Mobil Usaha Rakyat (MUR).
Segmen ini banyak tumbuh hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Model usahanya juga beragam, mulai dari pertanian, usaha kuliner, toko berjalan, dan sebagainya. “Sejauh ini sudah ada sekitar 206 yang tercatat dari berbagai sektor usaha, ada kulier (makanan, minuman), sembako, buah, dan sebagainya,” kata Irwan.
Ia menyebut ada lebih dari 2.000 konsumen di sektor UKM yang berpeluang menjadi konsumen Esemka Bima.
Direktur Utama BUMDes, Eddy Limantoro, menyampaikan bahwa saat ini jaringan BUMDes yang paling banyak menyerap Esemka Bima ada di daerah Lampung.
“Sekitar 100 unit ada di sana,” kata Eddy.
Menurut Eddy, penjualan Esemka Bima masih memiliki sejumlah kendala seperti belum banyaknya infrastruktur penunjang (bengkel servis dan sebagainya).
“Kekurangan ini masih terus diperbaiki Esemka di sela-sela pandemi virus corona baru (Covid-19),” ujar dia.