Penulis: Wandi Ruswannur
Tampak tugu kusam masih kokoh berdiri di tepian sungai Cisokan yang menjadi ciri perbatasan antara Kecamatan Ciranjang dan Kecamatan Sukaluyu terdapat tulisan “Peristiwa Pertempuran, Pasukan Banteng/Polri Hisbulloh/Sabilillah-Rakjat lawan Tentara Inggris” pada bagian tugu tersebut.
Tak banyak yang tahu dan bisa menjelaskan, peristiwa pertempuran besar nan heroik apa yang terjadi di kawasan tersebut, hingga dibuatkan tugu khusus.
Dalam hal ini, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sejarah Kabupaten Cianjur melakukan kunjungan sekaligus perawatan Tugu Pertempuran Ciranjang, di dekat Jembatan Cisokan Lama, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur, Jumat (17/09/2021).
Ketua MGMP Sejarah Kabupaten Cianjur, Zaenal Muttaqin, mengajak seluruh warga masyarakat untuk ikut serta menjaga benda-benda peninggalan sejarah seperti Tugu Pertempuran Ciranjang.
“Ini sangat penting agar kita terutama generasi muda sebagai para penerus perjuangan para pendahulu, selalu ingat dan tidak melupakan sejarah,” ujarnya.
Pun demikian disampaikan oleh Sekretaris MGMP Sejarah, Sigit Widodo, ia menilai bahwa tugu tersebut merefleksikan pesan gigihnya para pejuang dalam mempertahankan kemerdekaan.
Sigit menambahkan, keutuhan benda-benda peninggalan sejarah perlu tetap terjaga untuk bisa menjadi bahan edukasi, baik untuk kegiatan sekolah maupun kemasyarakatan.
Pada tempat terpisah, Guru Sejarah SMAN 1 Sukanagara, Rani Puspita, mengatakan bahwa dirinya sering mengagendakan kunjungan membawa anak-anak belajar langsung ke tempat bersejarah seperti ke Pondok Pesantren Cikiruh, Sukanagara, tempat bendera pusaka merah-putih dan presiden Soekarno berguru pada KH Ahmad Basari.
“Bagaimanapun kita jangan sampai melupakan sejarah dan tidak seharusnya generasi milenial lupa akan pentingnya memahami perjalanan sejarah guna menumbuhkan rasa cinta tanah air Indonesia,” ungkapnya.