Menyimpan Dendam dan Kebencian Berbahaya Bagi Kesehatan Mental dan Fisikmu Sendiri

Killer clown with and evil smile. I am the makeup artist.

Penulis: Langit Quinn

SintesaNews.com – Alkisah pada suatu hari, saya membaca pesan-pesan penuh dendam dan kebencian, juga sumpah serapah dari seseorang kepada saya. Kata-kata tersebut diketik dengan kekuatan penuh amarah, dendam dan kebencian tentu saja. Semburan-semburan kalimat yang tak pantas  didengar silih berganti berhamburan keluar di setiap ketikannya bak luapan lava dari dalam perut gunung berapi.

Apakah saya marah saat membaca? Tentu tidak. Saya hanya menyimak dan mencoba memahami keadaan si pengirimnya. Tidak sedikitpun terjadi pergolakan kemarahan pula di diri saya. Kalimat negatif itu mentok, mental dan biarlah itu kembali kepada si pemilik kata-kata.

-Iklan-

Memang betul adanya, orang lain hanya bisa menyakitimu ketika kamu memilih untuk menerima dan mengizinkan rasa sakit itu. Dan orang lain tak akan bisa menyakitimu ketika kamu memilih tidak menerima rasa sakit itu, justru dengan mengabaikan kalimat-kalimat negatif yang berhamburan itu, kita lebih tentram dan damai.

Oiya, ada satu tips yang bisa saya berikan di sini, ketika kamu mendengan kalimat negatif yang ditujukan kepadamu, tapi kamu masih belum bisa mengendalikan diri, maka menunduklah, biarkan dia lewat, tariklah nafas dalam-dalam, lalu ucapkan terima kasih. Itulah cara kamu melatih dirimu. Lama-kelamaan kamu akan terlatih dan semua kalimat negatif yang akan mempengaruhi mental dan hatimu, kalimat yang tujuannya menyakitimu akan lewat begitu saja, mentok, dan mental kembali kepada si pemilik kata.

Untuk itulah, ketika saya menerima semburan kalimat negatif yang bagi orang lain menyakitkan itu,  justru yang saya pikirkan adalah bagaimana kondisi orang tersebut? Baik mental maupun fisik. Sebab setau saya, orang yang memiliki dendam, kondisi mental dan fisiknya biasanya terganggu.

Bukan, bukan saya sok peduli, tapi pada kenyataanya sebagian dari kita juga tau, bahwa menyimpan dendam dan kebencian tidaklah merugikan orang lain yang dituju, justru hanya merugikan diri sendiri, baik secara mental maupun fisik. Mungkin si pendendam merasa puas hati ketika membenci orang lain, ia menyemburkan kemarahan dan mendendam kepada orang lain, tanpa sekalipun menyadari, energi negatif itu justru berbalik kepada diri sendiri.

Dan pada saatnya, ketika si pendendam ini mengalami sakit fisik yang berlarut-larut, dia akan bertanya-tanya pula, dari mana asal penyakit itu, apa penyebabnya, mengapa sakitnya tidak sembuh-sembuh dan seterusnya dan seterusnya, tanpa menyadari semua itu berasal dari hatinya sendiri.

Boleh-boleh saja menganggap diri sebagai korban dan menyalahkan orang lain sebagai penyebab dendam dan kebencian itu tumbuh di hati. Boleh-boleh saja mencari kambing hitam atas segala kemalangan hidup yang mengakibatkan diri menyimpan dendam dan benci. Toh orang lain itu tak dirugikan atas dendam kesumatmu. Diri sendirilah yang pada akhirnya dirugikan, mengapa?

1. Karena menyimpan dendam dapat mengakibatkan masalah kesehatan mental dirimu sendiri.

Dilihat dari sebuah tinjaun terbaru pada Behaviour Research and Therapy, ditemukan bahwa emosi negatif, seperti menahan amarah dan dendam maupun sakit hati, dapat memperburuk suasana hati dan membuatmu rentan terhadap kondisi kesehatan mental, seperti stres yang berkelanjutan atau disebut stres kronis, anxiety, perilaku agresif, gangguan panik yang berlebihan serta depresi.

Rasa sakit hati yang tidak tersalurkan dapat membuat seseorang mengalami depresi.

Tidak seperti kesedihan biasa, depresi dapat berlanjut selama berminggu-minggu bahkan berulang selama bertahun-tahun jika dendam dan benci itu masih tersimpan rapi, yang pada akhirnya mengganggu pekerjaan, relasi, dan membuat kamu tidak bisa menikmati hidup.

2. Dendam dan sakit hati juga bisa merusak sistem kekebalan tubuh dan mengakitbatkan kesehatan yang buruk untuk dirimu.

Ini disebabkan karena orang yang punya dendam dan sakit hati kepada seseorang senantiasa hidup dalam keadaan tegang.

Akibatnya, situasi ini menonaktifkan mekanisme perbaikan tubuh meningkatkan peradangan dan hormon stres kortisol dalam tubuh.

Otak tidak mengetahui apa yang nyata dan apa yang dibayangkan. Jika kamu mengingat kembali pengalaman yang dialami enam bulan lalu, tubuh akan bereaksi seolah-olah kamu mengalami pengalaman yang sama berulang kali.

Bayangkan jika yang kamu ingat adalah pengalaman buruk, itu berarti kamu membuat tubuh merasakan rasa sakit yang sama.

Sebuah penelitian pada tahun 2009 yang diterbitkan pada jurnal Social Psychiatry and Psychiatric Epidemiology membuktikan, menyimpan dendam dapat menyebabkan beberapa kondisi kesehatan yang buruk seperti sakit maag, nyeri kronis,gerd, jantung, sakit ginjal akut, ini merupakan efek domino karena konsumsi obat-obatan lain sebelumnya, seperti obat-obatan untuk sakit mental/gerd/maag dan lain sebagainya.

Dari studi terbaru yang dilakukan oleh para peneliti dari Princeton University, melaporkan bahwa emosi negatif yang intens, seperti kemarahan dan dendam atau sakit hati, telah dikaitkan dengan peningkatkan tekanan darah dan detak jantung pada manusia.

Sebaliknya, emosi-emosi positif yang lebih tinggi, seperti ketenangan dan ketentraman, dikaitkan dengan penurunan tekanan darah dan detak jantung yang lebih normal. Itu artinya, emosi negatif dapat memberikan efek yang sangat buruk bagi kesehatan, sementara emosi positif memberikan efek baik bagi kesehatan manusia, dan dapat menurunkan risiko penyakit tertentu.

3. Menyimpan dendam dan kebencian akan menghambat rejeki

Setelah mengalami segala macam depresi dan gangguan mental lainnya akibat rasa dendam, benci dan amarah yang berlarut-larut, kamu akan stress, sehingga kamu akan malas melakukan kegiatan sekecil apapun, apalagi bekerja mencari uang.

Ide kreatif kamu terhambat karena kamu lebih asyik memelihara dendam. Semua hal positif di dunia tidak akan ada lagi artinya, karena kamu disibukan dengan terus memelihara si pembunuh berdarah dingin bagi tubuhmu sendiri, yaitu “dendam kesumat dan kebencian”, yang tahun demi tahun makin gemuk, montok dan gemoy. Ia akan terus membesar karena terus kamu beri makan. Oleh karenanya, ia juga akan semakin berat untuk kamu gendong ke mana-mana, sehingga langkahmu akan terhambat. Jangankan untuk berlari, berjalan dan diam saja pun kamu akan kelelahan.

Akibat dari depresi dan stress, kamu akan mengalami sakit maag/gerd. Lihatlah, sesuatu yang kamu pelihara  bertahun-tahun itu telah memakan bagian-bagian tubuhmu secara perlahan. Penyakit ini lama kelamaan menjadi akut karena kamu terus memelihara si dendam kesumat dan kebencian itu. Karena gangguan ini, kamu akan sulit bekerja dan mencari uang, akibatnya rejekimu jadi terhambat.

Tak hanya berhenti di sana, kamu juga bisa terkena gangguan kesehatan lain, seperti hipertensi, serangan jantung, sakit ginjal akut dan lain sebagainya.

Yang kesemuannya itu hanya akan menghambat kemampuan fisikmu. Semakin lama kesehatanmu akan menurun, organ dalammu mengalami kerusakan. Kamu tak akan bisa bekerja mencari uang. Kualitas hidup semakin menurun. Dan tentu saja, efek jangka panjangnya, hidupmu menjadi sengsara.

Dan kamu yang susah menyadari efek buruk dari menyimpan dendam dan kebencian ini, akan terus dan terus saja berputar-putar disibukan dengan menyalahkan orang lain yang kamu benci, menganggap hidupmu yang hancur itu akibat ulah mereka,  menganggap hidupmu yang sengsara  itu akibat kesalahan mereka. Sementara si pembunuh berdarah dingin yang bernama dendam kesumat dan kebencian, itu, terus menerus kamu pelihara dan  kamu beri makan, bukannya kamu singkirkan.

Boleh-boleh saja kamu menghipnotis diri, bahwa kesulitan yang kamu rasakan nantinya akan berlalu dan berganti dengan kebahagiaan. Tapi perlu disadari, bahwa hal-hal positif akan sulit datang kepada jiwa-jiwa yang diselimuti kabut negatif bergumpal-gumpal tebalnya. Selama energi negatif akibat memelihata dendam, kebencian dan harapan-harapan buruk untuk orang lain masih terus memayungimu, maka hanya kalimat “sabar” yang dapat menghiburmu. Sementara kamu sendiri sadar, sampai kapan kamu harus bersabar?

Lalu apa yang harus kamu lakukan?

Memaafkan dan move on adalah langkah tepat yang perlu dilakukan ketimbang menyimpan dendam. Sikap memaafkan akan membantu kamu melepas rasa sakit dan emosi negatif.

Dengan memaafkan dan berdamai dengan keadaan, tanpa  memelihara kesumat dan dendam kepada orang lain,  maka jalan yang akan kamu lalui selanjutnya akan lebih ringan.

Dan sadarilah, orang yang kamu benci dan dendami itu bisa jadi sama sekali tak membencimu, bahkan bisa jadi selalu mendoakanmu. Bukankah jika kamu terus menggendong dendam dan kebencian yang tak berguna itu ,  hidupmu akan menjadi semakin berat?

Ketika kamu memaafkan dan melepaksan segala hal yang memberatkanmu, tak ada satupun orang lain yang diuntungkan, karena hal-hal di atas itu justru untuk kedamaian dirimu sendiri. Seperti halnya ketika kamu terus memelihara dendam, tak akan orang lain yang dirugikan. Kamu sendirilah yang rugi.

Maka lepaskanlah dendam, kebencian dan amarah yang telah kamu gendong ke mana-mana itu, yang telah membuat jalanmu berat, maka kamu bahkan bisa “terbang”.  Dendam kesumat yang telah menggemuklah yang menghambat jalanmu. Ibarat kamu jalan dengan menggendong berpuluh kilo besi di punggungmu dan terikat belasan kilo pemberat di tiap-tiap kakimu. Jangankan untuk berlari, berjalan pelan sajapun kamu akan kelelahan.

Memaafkan. Bukan, bukan untuk orang lain, tetapi untuk ketentraman jiwa dan hatimu sendiri. Berbeda dengan dendam, sikap memaafkan akan melibatkan sistem saraf parasimpatis, yang membantu sistem kekebalan tubuh berfungsi lebih efisien dan memberi ruang bagi hormon perasaan baik seperti serotonin dan oksitosin.

Ketika emosi positif mulai masuk ke dalam dirimu, hati akan menjadi tentram, hidup terasa lebih nyaman, kamu juga akan merasa bahagia. Sehingga perlahan kondisi mentalmu akan kembali normal, efek panjangnya jika kesehatan fisikmu  telah terganggu, perlahan akan membaik, karena sistem kekebalan tubuhmu perlahan pulih.

Kamu bisa melakukan segala kegiatan dengan hati gembira tanpa mengkahwatirkan apapun. Rejeki menjadi lancar karena kamu dapat berpikir jernih dan melakukan pekerjaan dengan energi positif. Ide kreatif akan mulai muncul karena hidupmu lebih ringan tanpa lagi meggendong dendam dan kebencian ke mana-mana.

Percayalah, segala hal yang positif hanya akan mau menghampiri orang yang telah siap dan punya energi positif.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here