Menyambut Kedatangan Paus Fransiskus di Tanah Bhineka Tunggal Ika

Penulis: Janrivai Silalahi,

Indonesia, negara yang dikenal dengan semboyan “Bhineka Tunggal Ika”, sekali lagi akan menorehkan sejarah dengan kedatangan pemimpin spiritual umat Katolik dunia, Paus Fransiskus. Sebagai seorang pemimpin yang dikenal dengan semangat kerendahan hati, inklusivitas, dan perdamaian, kehadiran Paus Fransiskus di Indonesia akan membawa angin segar bagi persatuan dan toleransi antar umat beragama.

Kehadiran Paus Fransiskus di Indonesia bukan hanya sebuah kunjungan diplomatik, tetapi juga simbol penting bahwa Indonesia, dengan segala keberagamannya, tetap menjadi contoh harmonis bagaimana perbedaan dapat menjadi kekuatan, bukan kelemahan. Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia adalah contoh nyata dari semangat hidup berdampingan dalam damai, sebagaimana yang sering disampaikan Paus Fransiskus dalam berbagai kesempatan.

-Iklan-
Janrivai Silalahi

Sebagai seorang alumni Teknik Industri dan kini mahasiswa S2 Teknik di Universitas Indonesia, saya merasa kedatangan Paus Fransiskus memiliki makna yang mendalam bagi bangsa ini. Ini adalah momen di mana kita, sebagai warga negara Indonesia, bisa memperkuat komitmen kita terhadap nilai-nilai kebhinekaan, toleransi, dan persaudaraan yang telah menjadi fondasi bangsa ini sejak lama.

Indonesia: Dari Sabang Sampai Merauke, Toleransi dalam Keberagaman

Dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote, Indonesia dihuni oleh lebih dari 270 juta jiwa yang berasal dari berbagai suku, bahasa, dan agama. Keberagaman ini adalah kenyataan sehari-hari di negeri ini. Di Aceh, yang dikenal dengan penerapan hukum syariah, komunitas non-Muslim tetap hidup berdampingan dalam damai dengan mayoritas Muslim. Di Yogyakarta dan Bali, kehidupan beragama ditandai dengan adanya masjid, gereja, dan pura yang berdiri berdampingan, menandakan keharmonisan dalam keberagaman.

Di tanah Papua, yang kerap dilihat sebagai wilayah dengan kekayaan budaya yang luar biasa, kita juga menemukan umat Kristen, Islam, dan agama-agama asli yang hidup bersama dengan damai. Wilayah ini menunjukkan bagaimana keberagaman bukan menjadi penghalang, melainkan jembatan yang memperkuat rasa persaudaraan. Di Manado, Sulawesi Utara, toleransi antarumat beragama terlihat nyata dalam praktik sehari-hari; masyarakat setempat hidup berdampingan dengan penuh penghormatan terhadap perbedaan.

Keberagaman ini bukan tanpa tantangan. Namun, bangsa Indonesia memiliki rekam jejak panjang dalam menyelesaikan perbedaan dengan cara dialog dan musyawarah. Sejak awal berdirinya, Indonesia telah menjadikan Pancasila sebagai landasan ideologis untuk mempersatukan keberagaman ini. Prinsip ketuhanan yang Maha Esa dalam Pancasila adalah pengakuan bahwa di tengah keberagaman, semua agama dihormati dan diberikan ruang untuk berkembang.

Memperkuat Toleransi dan Persaudaraan

Kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia adalah momentum untuk merefleksikan kembali semangat kebersamaan ini. Paus Fransiskus, yang dikenal sebagai pemimpin yang mempromosikan perdamaian, keadilan sosial, dan dialog lintas agama, akan melihat sendiri bagaimana bangsa Indonesia menghidupi nilai-nilai tersebut dalam keseharian.

Melalui kunjungannya, kita diingatkan bahwa toleransi bukanlah sesuatu yang bisa dianggap remeh. Ini adalah hasil dari komitmen dan usaha bersama, baik dari pemerintah, masyarakat, maupun tokoh agama. Indonesia memiliki tugas besar untuk terus menjaga dan merawat harmoni ini, di tengah berbagai dinamika sosial dan politik yang ada.

Harapan Baru untuk Indonesia dan Dunia

Sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan kebebasan beragama, kita menyambut Paus Fransiskus dengan harapan bahwa kunjungan ini akan semakin memperkuat semangat toleransi antarumat beragama di Indonesia. Kedatangan beliau juga diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi dunia internasional untuk melihat Indonesia sebagai model keberagaman yang berhasil dikelola dengan prinsip-prinsip keadilan dan persaudaraan.

Akhir kata, sebagai warga negara Indonesia yang cinta damai, saya menyambut kedatangan Paus Fransiskus dengan penuh sukacita dan harapan. Semoga kunjungan ini membawa berkah bagi bangsa ini, memperkuat persatuan kita, dan menjadi pengingat bahwa di atas segalanya, kita adalah saudara dalam kemanusiaan.

Selamat datang di Indonesia, Paus Fransiskus! Semoga kunjungan ini menjadi awal yang baru untuk kolaborasi antarumat beragama dalam menciptakan dunia yang lebih adil, damai, dan penuh cinta.


Penulis adalah lulusan Teknik Industri UI, Mahasiswa S2 Teknik Universitas Indonesia

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here