Menunggu Permintaan Maaf Mulyono untuk Jokowi

Penulis: Dahono Prasetyo

Sejenak mundur ke belakang, saat keduanya masih bergandengan tangan. Rakernas III PDI Perjuangan 6 Juni 2023 menjadi pertemuan terakhir Ketua Partai dengan salah satu Petugas Partainya.

Ambisi perpanjangan jabatan yang ditolak Megawati sebelumnya seolah tidak terlihat di raut kekecewaan Jokowi. Bahkan kedongkolannya pada pencapresan Ganjar nyaris tidak terlihat. Namun dari simpul itulah rencana pengkhianatan mulai dirancang.

-Iklan-

Integritas pada konstitusi dari Megawati beradu kuat dengan koppig-nya ambisi Jokowi 3 periode. Realita politik berkata, meskipun inkonstitusional terbukti Jokowi lebih kuat memutarbalikkan kekuasaan.

Megawati dan PDIP seolah tidak berdaya mengantisipasi manuver Politik Jokowi. Gibran yang disimbolkan sebagai bayangan Jokowi menjadi orang nomer dua di Republik ini. Mencatatkan dalam sejarah sebagai Wapres paling kontroversi. 58% orang dipaksa setuju mengalahkan 42% yang mengelus dada untuk kecelakaan politik yang terjadi.

Jokowi dan keluarga kini sudah dibuang oleh Partai yang berjasa mengentaskan dirinya dari gorong-gorong. Banyak pihak yang menghujat kandang Banteng sebagai pihak yang tidak tahu berterima kasih atas jasa Jokowi membesarkan Partai.

Jika Jokowi dan keluarga kemudian melakukan playing victim. Sesungguhnya ada victim (korban) lain yang muncul, namun tidak pernah mengacungkan tangan.

Adalah kita rakyat biasa yang terombang-ambing dalam ombak akrobat politik para elite. Kita korban yang baik, tidak protes hingga menjadi residu politik.

Kini Jokowi sudah kembali menjadi Mulyono. Kesaktiannya mulai memudar berganti permohonan belas kasihan agar tidak diusik boroknya.

Semoga masih tersisa kebesaran hati Mulyono untuk meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia. Itu cukup untuk meredakan semuanya

@Dahono Prasetyo

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here