Penulis: Nurul Azizah
Alhamdulillah kita umat islam akhirnya bisa melakukan ibadah syaum dan ibadah-ibadah yang lain di bulan suci Ramadhan. Kenikmatan beribadah benar-benar terasa sekali dibandingkan ibadah di luar Ramadhan.
Puasa sebulan penuh terasa ringan walau di luar udara terasa terik dan aktivitas kerja juga dilaksanakan. Rasa lapar dan dahaga lewat begitu saja. Sholat fardhu berjamaah juga tidak ketinggalan, terutama sholat isyak dan subuh tidak pernah tertinggal selalu dilakukan secara berjamaah, disamping juga Maqrib, asyar dan dzuhur. Cuma yang rutin setiap hari adalah sholat isyak dan subuh berjamaah.
Dengan demikian kita patut bergembira karena disamping menambah pundi-pundi pahala, juga dosa-dosa kita terampuni oleh Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Abu Hurairoh RA yang artinya:
“Barang siapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
Dari hadist tersebut secara konseptual bisa dimaknai sebagai “kembali suci,” kita mendapatkan ampunan dari Allah SWT, ini menyangkut hablum minallah.
Sedangkan hubungan dengan manusia (hablum minannas) kita saling maaf memaafkan satu sama lain. Kalau ini sudah kita lakukan dengan sendirinya kita menjadi suci lagi.
Ramadhan sebentar lagi meninggalkan kita semua, kita sudah digembleng dengan aneka ibadah wajib dan sunnah. Ramadhan ibarat bulan tarbiyah atau bulan pendidikan untuk rohani kita. Semoga di luar Ramadhan kita bisa melaksanakan ibadah-ibadah seperti puasa sunah 6 hari di bulan syawal, menjalankan sholat-sholat sunnah yang mengiringi sholat fardhu, menjauhi maksiyat, banyak mendengarkan ceramah keagamaan dan menambah literasi kita tentang keagamaan.
Kini Ramdhan benar-benar akan meninggalkan kita, apabila Ramadhan bisa berpesan kepada kita kemungkinan pesannya akan berbunyi:
“Assalamualaikum Warohmarullah hi Wabarokatuh .. ”
“Aku hendak pamit, Aku akan pergi sebentar lagi.”
“Jika aku pergi nanti, tetaplah seperti ini. Tetaplah rajin mengaji ilmu.”
“Rajin membaca Al-Qur’an, jangan pernah tinggalkan sholat. Tetaplah bersholawat atas Rasulmu. Aku yakin, jika niatmu karena Allah, tanpa ada akupun, kau akan tetap menjadi yang terbaik.”
“Kau tetap bisa bersabar atas segalanya. Kau bisa melawan hawa nafsumu. Kau akan tetap bersedekah kepada siapapun. Lisanmu pun akan selalu berdzikir mengingat-Nya.”
“Jika aku sudah pergi nanti, jagalah imanmu, jaga dirimu, semoga kamu selalu istiqomah. Semoga Allah selalu meridhoi setiap langkahmu. Semoga kelak kita ketemu kembali, jika tidak, Ku harap kita akan bertemu di Syurga-Nya.”
Wassalamu’alaikum 🙏🙏🙏
Perpisahan dengan Ramadhan dan menyambut 1 Syawal juga penulis abadikan dalam sebuah puisi.
Menjelang 1 Syawal
Karya: Nurul Azizah
Sebulan penuh kita berpuasa
Menahan segala sesuatu yang membatalkan puasa.
Dari terbit fajar sampai waktu maqrib datang
Pagi.. siang.. malam kita berupaya untuk beribadah
Mengharap ampunan dosa
Beruntung orang yang mau menjalankan
Ibadah dibulan suci Ramadhan
Ibadah untuk mendapatkan lailatul qodar
Malam kemuliaan yang pahalanya sama dengan ibadah 1.000 bulan.
Kini Ramadhan telah berlalu dengan datangnya takbir.. Allahu akbar Allahu akbar.. Allahu akbar.
Laa ilaha illallah wallahu akbar Allahu akbar walillah ilham.
Tangan terasa dingin..
Hati bergetar.. air mata mengalir
Badan menggigil.. hati berkecamuk
Berbagai rasa menyatu
Ketika kita mengumandangkan takbir
Mengagungkan kebesaran Allah
Hingga menyambut fajar menjelang 1 Syawal
Betapa riang, senang hati kita bertakbir..
Sehingga kita tidak terasa telah berpisah dengan bulan Ramadhan
Yang penuh barokah ampunan dan maqfiroh.
1 Syawal hari yang menyenangkan karena telah lulus ujian menahan hawa nafsu selama satu bulan.
Akan tetapi dilubuk hati yang paling dalam
Sebenarnya 1 Syawal hari yang menyedihkan karena berpisah dengan Ramadhan.
Ya Allah hamba-Mu memohon ke haribaan-Mu.
Tuntunlah hamba-Mu ini untuk tetap beribadah diluar bulan Ramadhan
Karena ibadah diluar Ramadhan terasa sangat berat, sangat malas
Penuh paksaan, penuh godaan dan penuh kepura-puraan.
Ya Allah sebelum Ramadhan datang lagi tahun depan
Tuntunlah hamba-Mu ini untuk ibadah yang penuh keimanan dan keikhlasan
Buatlah hati ini bergetar mengucapkan Asma-Mu, bergetar mendengar ayat-ayat Mu
Ya Allah Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami, tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami.
Tetapkanlah pendirian kami
dan tolonglah kami dari bujuk rayuan orang kafir
Seperti yang Engkau ajarkan dalam Al-Quran Surat Ali Imran 147.
Ya Allah kabulkan doa kami.
Laisal ‘ied liman libasuhu jadid
Walakinnal ied liman imanuhu yazid ..
Uhanniuka bi’idil fitri ..
Minal aidin wal faizin.
Tidak ada kemenangan dengan pakaian yang baru, tampilan yang baru
Akan tetapi kemenangan itu untuk kemenangan keimanan.
Dengan datangnya idul fitri .. Mohon maaf lahir dan bathin.
Nurul Azizah, penulis buku ‘Muslimat NU di Sarang Wahabi‘ minat hub penulis atau SintesaNews.com 0858-1022-0132.