Penulis: Langit Quinn
SintesaNews.com – Kata orang menikah adalah hal yang sakral, oleh karenanya banyak insan yang mendambakan kehidupan pernikahan dengan orang yang dicintainya.
Bahkan pasangan-pasangan muda yang melihat pasangan lain yang telah menikah dengan kehidupan harmonis pada akhirnya kebelet untuk segera menikah dan mengarungi bahtera rumah tangganya sendiri.
Tapi sayangnya, tak sedikit pasangan yang menikah muda itu mengambil keputusan saat sedang dibutakan cinta dan mengabaikan realita.
Bahkan tak sedikit yang ingin segera menikah hanya karena tak mau mendengar pertanyaan “kapan menikah?”
Tak sedikit pula yang kebelet menikah karena merasa usia sudah semakin bertambah.
Padahal, bisa jadi, kehidupan sebagai single bisa lebih indah jika saja pandai menikmatinya.
Terkadang orang berpikir, menikah adalah hari di mana mereka melangsungkan pernikahan. Mereka memikirkan hari sakral tersebut berbulan-bulan dengan menghabiskan waktu, materi, tenaga dan pikiran, tanpa mereka berpikir bahwa pernikahan yang sesungguhnya adalah setelah hari tersebut berlalu. Maka tak sedikit pasangan yang kemudian bermasalah setelah menikah karena mengabaikan hal tersebut.
Memang betul, pertanyaan “kapan nikah?” tak akan lagi terdengar, tapi asal tahu saja, menikah bukanlah solusi untuk segala masalah.Karena tak sedikit pula yang justru mengalami masalah dalam pernikahan karena berbagai hal.
Untuk itu, bagi kamu yang belum menikah dan buru-buru kepengen nikah hanya karena tuntutan lingkungan, keluarga, iri terhadap teman, iri melihat pasangan harmonis,dikejar usia, menikah hanya karena ingin punya anak, dan lain sebagainya tanpa tau tujuan yang sesungguhnya, lebih baik kamu baca ini deh…
Lupakan persepsimu tentang pernikahan
1. Menikah bukan soal umur, tapi kesiapan dari berbagai faktor pada kedua belah pihak.
2. Menikah juga adalah tentang kesiapan, baik kesiapan mental dan kemapanan kedua belah pihak. Jika hal tersebut belum ada, maka menikah justru bisa menjadi masalah baru dalam kehidupan.
3. Menikah bukan tempat perhentian, justru setelah menikah kamu harus melangkah lebih jauh lagi, bersama dengan pasangan.
4. Menikah juga bukan perlombaan, nggak ada keharusan untuk jadi yang nomor satu melakukannya dan kemudian merasa menang.
5. Menikah bukan solusi semua masalah yang ada saat pacaran, itu semua akan tetap ada kecuali kamu dan dia mampu bekerja sama untuk menyelesaikannya.
6. Menikah bukan solusi hanya untuk membuat orang lain tak lagi bertanya kapan kamu akan segera menikah padahal usia semakin bertambah.
7. Menikah bukan solusi untuk masalah keuangan ketika kamu single, apalagi jika pasangan yang menikahimu juga bukan pria mapan.
8. Menikah bukan jalan pintas untuk mendapatkan segala yang kamu mau, bukan pula solusi untuk setiap masalah yang sudah lelah kamu hadapi semasa pacaran. Terlepas dari segala hal baik tentangnya, pernikahan justru bisa jadi sumber masalah baru dalam hubungan.
9. Menikah bukan untuk mencetak anak yang lucu-lucu, jika kamu tidak mampu memberi kehidupan yang layak bagi anak-anak itu.
10. Menikah bukanlah dongeng 1001 malam, yang kamu kira akan selalu berjalan sangat indah sesuai mau kamu. Sebab akan banyak tantangan dalam kehidupan pernikahan yang mungkin tak pernah kamu bayangkan sebelumnya.
Pikirkan baik-baik sebelum kamu menikah, siapkah mentalmu menjadi seorang istri/suami yang tak lagi memiliki kebebasan bersama teman-teman untuk nongkrong hingga pagi? Karena setelah menikah tentu keluarga adalah yang paling utama.
Siapkah kamu memiliki tanggung jawab menghidupi seorang istri/melayani seorang suami, sebab pernikahan dilakukan 2 orang yang masing-masing memiliki peran dan tanggung jawab yang tidak main-main di dalam bahtera rumah tangga. Apalagi jika telah memiliki anak.
Berpikirlah masak-masak sebelum bertindak untuk segala hal di atas. Baik secara mental, materi, pekerjaan yang mapan, dan lain sebagainya, sebab pernikahan bukan main anak-anakan seperti saat kita kecil. Ketika bosan kita bubar dan kita berganti mainan lain yang lebih seru. Pernikahan adalah komitmen antara dua manusia yang dijalankan (kalau bisa dan harapan semua orang) seumur hidup sekali.