Ramadhan akan segera berakhir. Sebulan penuh kita berpuasa menahan lapar dan dahaga. Tidak makan dan minum di siang hari. Menjaga segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa. Menahan lisan agar berkata yang baik-baik saja. Dan tentunya banyak aturan agar puasa kita diterima oleh Allah SWT.
Bagaikan kepompong dirimu dalam kehadiran Tuhan. Bertapa dengan banyak amalan kebaikan. Hatinya terus menyuarakan ayat-ayat Tuhan. Itu sebagai ungkapan ketaqwaan. Sebulan penuh dijalankan, ketika semua sudah selesai oleh Sang Waktu para hamba yang berpuasa bisa lepas bebas bagaikan kupu-kupu yang terbang melayang menghampiri bunga-bunga kehidupan. Itulah perumpamaan orang yang lagi berpuasa sebulan penuh selama Ramadhan.
Ketika Idul Fitri tiba kupu-kupu itu membawa kebahagiaan, setiap bunga yang dihampiri membawa madu penawar yang nanti akan meninggalkan benih kebaikan.
Ramadhan bagi umat Islam adalah bulan yang selalu menghadirkan cinta dan kebahagiaan. Karena dibulan ini Allah SWT telah menurunkan berkah dan rahmat yang tak terhingga nilai pahalanya. Bagi orang yang beriman, Ramadhan merupakan anugerah tersendiri. Semua amalan ibadah wajib dan sunah terus dikerjakan, menahan lapar dan dahaga, menahan amarah serta kedengkian hati. Ikhlas menjalani dan terus melatih diri dengan segala ujian yang diberikan pada hamba-Nya yang bertaqwa.
Hati dan lisan terus dijaga agar tidak merusak nilai ibadah. Sedekah dilakukan, amalan-amalan kebajikan terus dikerjakan, semata-mata meminta ampunan segala dosa dan pahala untuk hidup di dunia dan investasi akhirat kelak.
Kenikmatan beribadah benar-benar terasa sekali dibandingkan ibadah di luar Ramadhan, dahaga dan lapar sebagai rasa empati pada miskin yang kekurangan. Puasa di bulan Ramadhan terasa ringan walau di luar udara terasa terik dan aktivitas kerja juga dilaksanakan. Rasa lapar dan dahaga bisa dilewati begitu saja.
Mengapa bahagia menyambut Idul Fitri? Ya karena kita bisa makan dan minum dipagi hari. Sarapan pagi tanpa takut batal puasanya. Bisa bersilaturahmi dengan famili dan handai taulan. Banyak makanan yang tersedia juga aneka minuman dan jajanan.
Dengan demikian kita patut bergembira menyambut idul fitri karena puasa kita sudah berakhir, ada banyak pahala yang kita dapat, juga dosa-dosa kita terampuni oleh Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Abu Hurairoh RA yang artinya :
“Barang siapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
Dari hadits tersebut secara konseptual bisa dimaknai sebagai “kembali suci,” dan kita mendapatkan ampunan dari Allah SWT.
Syawal telah datang, kita saling maaf memaafkan satu sama lain. Kalau ini sudah kita lakukan dengan sendirinya kita menjadi suci lagi.
Ramadhan sebentar lagi meninggalkan kita semua. Dipenghujung bulan, Ramadhan telah berkemas, meninggalkan kita semua, pergi juah entah kemana.
Sebelum pergi Ramadhan telah berpesan, “Aku akan pergi jauh selama sebelas bulan kedepan, aku akan menghilang.”
“Sampaikan pesanku pada semua. Terima kasih telah menyambut kehadiranku dengan gembira serta menghiasi hari-hariku dengan sabar dan istiqomah.”
“Jika engkau merindukanku, maka perbanyaklah doa, semoga kita akan bertemu lagi di Ramadhan pada tahun yang akan datang, selamat tinggal.”
Berpisah dengan Ramadhan itu pasti, perpisahan ini ada suka, ada juga yang sedih. Suka karena kita telah berhasil digembleng dengan aneka ibadah wajib dan sunnah. Ramadhan ibarat bulan tarbiyah atau bulan pendidikan untuk rohani kita. Sedih karena di luar Ramadhan ibadah kita terkadang kurang khusyuk dan kurang Istiqomah. Banyak godaan setan yang menghampiri.
Semoga di luar Ramadhan kita bisa melaksanakan ibadah-ibadah seperti puasa sunah 6 hari di bulan syawal, menjalankan sholat-sholat sunnah yang mengiringi sholat fardhu, menjauhi maksiat, banyak mendengarkan ceramah keagamaan dan menambah literasi kita tentang keagamaan.
Meskipun Ramadhan telah usai, kitab suci Al-qur’an tetap dilantunkan. Qiyyamulail teruslah ditegakkan. Puasa sunnah terus dikerjakan. Sedekah teruslah ditunaikan. Tempat-tempat ibadah seperti masjid dan mushola terus dikunjungi untuk melaksanakan sholat fardhu berjamaah. Majelis ilmu, majelis dzikir dan sholawat teruslah dihadiri. Dzikir dan sholawat teruslah dilafalkan. Silaturahmi teruslah dijaga dan diakrabi. Insya Allah kita akan bertemu Ramadhan di tahun yang akan datang.
Kini Ramdhan akan meninggalkan kita, apabila Ramadhan bisa berpesan kepada kita kemungkinan pesannya akan berbunyi :
“Assalamualaikum Warohmarullah hi Wabarokatuh .. ” “Aku hendak pamit, Aku akan pergi sebentar lagi.”
“Jika aku pergi nanti, tetaplah seperti ini. Tetaplah rajin mengaji ilmu.”
“Rajin membaca Al-Qur’an, jangan pernah tinggalkan sholat. Tetaplah bersholawat atas Rasulmu. Aku yakin, jika niatmu karena Allah, tanpa ada akupun, kau akan tetap menjadi yang terbaik.”
“Kau tetap bisa bersabar atas segalanya. Kau bisa melawan hawa nafsumu. Kau akan tetap bersedekah kepada siapapun. Lisanmu pun akan selalu berdzikir mengingat-Nya.”
“Jika aku sudah pergi nanti, jagalah imanmu, jaga dirimu, semoga kamu selalu istiqomah. Semoga Allah selalu meridhoi setiap langkahmu. Semoga kelak kita ketemu kembali, jika tidak, ku harap kita akan bertemu di syurga-Nya.”
Kita akan berpisah dengan Ramadhan dan saatnya kita menyambut 1 Syawal. Semua umat bergembira, menyambut idul fitri yaitu kembali suci lagi, ibarat bayi lahir di dunia, suci tanpa noda. Semoga kita mendapatkan lailatul qodar, sehingga prilaku kita diluar bulan Ramadhan bisa terjaga.
Beruntung orang yang mau menjalankan ibadah dibulan suci Ramadhan. Ibadah untuk mendapatkan lailatul qodar, malam kemuliaan yang pahalanya sama dengan ibadah 1000 bulan.
Akan tetapi di lubuk hati yang paling dalam sebenarnya 1 Syawal adalah hari yang menyenangkan karena kita bisa menikmati aneka hidangan.
Dalam kesenangan ini semoga hati kita terus terjaga dari segala macam dosa. Sebagai hamba hanya bisa berdoa, “Ya Allah hamba-Mu memohon ke haribaan-Mu, tuntunlah hamba-Mu ini untuk tetap beribadah diluar bulan Ramadhan Karena ibadah diluar Ramadhan terasa sangat berat, sangat malas penuh paksaan, penuh godaan dan penuh kepura-puraan.”
“Ya Allah sebelum Ramadhan datang lagi tahun depan tuntunlah hamba-Mu ini untuk ibadah yang penuh keimanan dan keikhlasan. Buatlah hati ini bergetar mengucapkan Asma-Mu, bergetar mendengar ayat-ayat Mu.”
Laisal ‘ied liman libasuhu jadid Walakinnal ied liman imanuhu yazid .. Uhanniuka bi’idil fitri .. Minal aidin wal faizin. Tidak ada kemenangan dengan pakaian yang baru, tampilan yang baru Akan tetapi kemenangan itu untuk kemenangan keimanan.
Dengan datangnya idul fitri 1 Syawal 1446 H perkenankan saya Nurul Azizah mengucapkan “Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1446 H, mohon maaf lahir dan bathin atas segala khilaf dan kesalahan baik yang disengaja maupun tidak”
Taqobbalallahu minna wa minkum, siamana wasiamakum. Semoga Allah menerima ibadah kami dan kalian semua, juga menerima puasa kita, aamiin.
Nurul Azizah penulis buku Muslimat NU Militan Untuk NKRI.

[…] Mengapa Umat Islam Senang Menyambut Idul Fitri? […]