Mengapa Kita Harus Berhenti Berharap Kejadian Buruk akan Menimpa Orang Lain? (Bagian 2)

Penulis: Langit Quinn

SintesaNews.com Berikut adalah alasan kenapa kamu sebaiknya tidak mengharapkan kejadian sial menimpa orang lain.

1. Tak ada bedanya dengan energi positif, hukum energi negatif tetap sama, yaitu jika memancarkan energi negatif dari dalam diri, maka kita juga akan mendapatkan perbuatan negatif.

-Iklan-

Mungkin untuk sesaat kamu akan merasa puas ketika menyumpahi dan mendoakan orang lain supaya mengalami hal buruk, berhati-hatilah, karena justru bisa berbalik kepada diri sendiri atau kepada orang terdekatmu. Ini karena sifat energi negatif memantul/mental ke diri sendiri atau kepada orang tedekat ketika di lemparkan kepada org lain.

Sebagai contoh, pernah gak kamu punya pengalaman sekali saja mengharapkan orang lain sial, malah diri sendiri atau orang terdekatmu yang tertimpa kemalangan? Misal tak berapa lamu banmu kempis di jalan dan saat itu kamu tidak punya uang untuk tambal ban.

Mungkin saat ini nasib burukmu tidak terlalu parah, seperti ban motor tiba-tiba kempis dan dirimu mesti menuntunnya sampai bertemu tukang tambal ban. Tapi jadikan itu pelajaran berharga.

Sebab ketika suatu saat nanti kamu berharap keburukan yang lebih besar pada orang lain, boleh jadi nasib sialmu juga berlipat-lipat dari sekadar ban kempis.

Pengalaman sebelumnya sesungguhnya telah menjadi teguran, agar dirimu tidak lagi suka menyumpahi orang lain bakal bernasib buruk. Apabila teguran itu gak dipedulikan, kamu akan ditegur dengan cara yang lebih keras. Keburukan tersebut juga bisa tak langsung menimpamu melainkan terjadi pada orang-orang yang disayangi. Misalnya, kamu marah pada teman kerja lalu berharap dia sakit-sakitan biar sampai gak bisa bekerja dan uangnya habis untuk berobat. Namun, malah anak atau diri kamu yang ditimpa kesakitan yang lebih parah. Dan uangmu habia untuk berobat.

Atau pernahkah kamu berharap hal yang lebih parah, misal menyumpahi orang lain rejekinya susah, hidupnya hancur? Berhati-hatilah, sebab hal itu bisa menimpa hidupmu sendiri.

Itulah kekuatan energi negatif yang kamu miliki. Maka berhati-hatilah dengan semua ucapan dan pikiran burukmu, alih-alih orang lain yang terkena musibah dan hancur hidupnya, justru kamu sendiri yang akan mengalaminya.

Mungkin kamu berpikir orang tersebut pantas mendapatkan hal buruk, tapi ingatlah bahwa boleh jadi kesalahan orang tersebut pada akhirnya terkikis oleh sumpah serapahmu setiap hari. Dan apapun alasanya tetap gak ada pembenaran apa pun untuk keburukan tersebut. Pun SESUATU yang BURUK bakal berakhir dengan KEBURUKAN pula.

2. Harapan seharusnya tentang hal-hal yang baik. Semua hal di luar kebaikan tidak layak untuk diinginkan, bahkan bila itu terkait orang lain. Harapan menyerupai pohon. Kalau ada bibit pohon yang buahnya bakal banyak dan lezat, kenapa kamu menanam bibit pohon yang akan sulit berbuah serta buah yang sedikit itu rasanya tidak enak? Semua harapan bermula dari pikiran.

Bila pikiranmu positif, harapan yang timbul otomatis juga positif, kamu tidak mudah kalah oleh amarah dan mengharapkan hal-hal buruk terjadi pada orang lain, meski ada masalah antara kamu dengan orang lain, tapi gak terlintas sedikit pun dalam benakmu buat menginginkan keburukan terjadi padanya. Sehingga yang kamu dapatkan pasti hal yang baik pula.

3. Mengharapkan keburukan terjadi padanya menggambarkan kepribadianmu juga tidak lebih baik dari orang lain yang dinilai negatif. Malah sifatmu boleh jadi lebih minus darinya. Sebab, ia belum tentu pernah mengharapkan kemalangan sekecil apa pun menimpamu. Dia cuma menyebalkan ketika berhadapan denganmu saja. Maka berhati-hatilah dengan harapan yang berkembang dalam dirimu.

4. Jangan merasa aman di balik dalih, toh seseorang memang pantas menerima nasib buruk karena perilakunya begitu dan begitu. Kamu harus mampu berintrospeksi. Sekali muncul harapan agar orang lain menderita, tidak ada lagi kebaikan dalam diri yang layak dibanggakan. Walaupun kamu tidak bisa membahagiakan semua orang, jangan pernah berharap mereka kesusahan oleh apa pun

5. Tak usah merasa bangga atau puas bila kamu mampu mengatakan atau mengetik sejuta harapan buruk untuk orang lain yang menyebalkan. Lalu, kamu menanti-nanti terwujudnya harapan tersebut dan menjadi senang bukan kepalang kala melihat orang lain susah. Jauhkan dirimu dari penyakit hati yang salah satunya ditandai dengan kesukaan mengharapkan orang lain mengalami nasib apes.

Kehidupanmu juga tak bertambah baik bahkan mungkin terus mengalami kemerosotan, karena itu adalah buah dari energi negatif yang mengitarimu dan harapan buruk dari dalam dirimu. Orang yang kamu harap mengalami nasib apes boleh jadi malah kehidupannya semakin baik dan bahagia dibanding dengan kamu, karena mungkin saja dia hanya menyebalkan di matamu, tapi sebetulnya ia tak memiliki penyakit hati sepertimu, sehingga hal baik terus berdatangan dalam kehidupannya.

Mengharapkan keburukan untuk orang lain dapat berbalik pada diri sendiri serta orang-orang terdekatmu seperti dalam poin nomor 1. Demikian pula jika kamu memilih untuk berharap yang baik-baik saja untuk semua orang. Seluruh kebaikan itu juga bakal kembali pada kehidupanmu serta keluarga.Itulah kekuatan energi positif.

Baca juga sebelumnya:

Mengapa Kita Harus Berhenti Berharap Kejadian Buruk akan Menimpa Orang Lain?

 

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here