Mengapa Kita Harus Berhenti Berharap Kejadian Buruk akan Menimpa Orang Lain?

Closeup portrait angry young woman blowing steam coming out of ears, about to have nervous atomic breakdown screaming isolated black background. Negative human emotion face expression feeling attitude

Penulis: Langit Quinn

SintesaNews.com Ketika kita membenci seseorang, karena orang tersebut sangat menyebalkan menurut kita, atau karena orang tersebut kita anggap memiliki salah kepada kita (lagi-lagi menurut kita), terkadang kita mengharapkan hal buruk terjadi kepadanya. Gondok dan kesel banget rasanya kan, sumpah serapah dari dalam hati pasti bakalan kita lakukan setiap hari demi kepuasan. Juga “doa-doa” jelek supaya orang tersebut mengalami kejadian buruk suatu saat nanti.

Tapi taukah kamu, bahwa hal tersebut sebetulnya justru membawa dampak negatif terhadap diri kita sendiri? Meski hanya diucapkan saat kamu marah saja, apalagi jika kamu lakukan setiap hari, setiap menit sepanjang tahun bahkan seumur hidup.

-Iklan-

Mengharapkan hal buruk terjadi kepada orang lain hanya akan membuat dirimu dikelilingi energi negatif terus menerus.
Memendam kesumat kepada orang lain tidak akan membuat diri kita merasa lebih baik, justru akan menghancurkan diri sendiri, setiap hari pikiran menjadi kacau, hati memendam benci, hidup menjadi tidak tenang, hati tidak tentram, kabut kegelapan mengitarimu, sehingga kehidupanmu semakin mengalami kemerosotan bahkan kesengsaraan.

Lalu hal baik mana yang akan menghampiri orang yang memendam kesumat dan kebencian? Selain kehancuran diri dari dalam?

Dampak buruknya juga batin akan tersiksa oleh diri sendiri sehingga bisa merusak mental dan fisikmu.

Hal positif hanya akan mau menghampiri pribadi yang siap menerima dan memiliki energi positif. Maka ketika kehidupanmu terus mengalami kemerosotan dan kesengsaraan, tak perlu lagi bertanya-tanya mengapa hidupmu penuh kesialan dan kesengsaraan. Karena boleh jadi kamu sendirilah masalahnya, itulah buah yang kamu peroleh ketika mengharap nasib sial menimpa orang lain.

Selama kamu masih diselimuti kabut negatif, maka jangan harap rejeki mengalir atas hidupmu. Jangan harap hal-hal baik bisa kamu peroleh. Jangan harap ketentraman dan kebahagiaan akan kamu rasakan.

Ibaratkan kamu adalah ikan di akuarium yang tertutup rapat, kamu melempari kotoran keluar akuarium, tapi kotoran itu ngga akan ke mana-mana, selain mental di dinding akuarium dan luruh perlahan balik lagi ke dalam akuarium-mu menyatu dengan air, airmu menjadi keruh, bau, padahal air tersebut untuk tempat kamu hidup, bernafas, makan dan minum, makin lama airnya makin kotor.

Dengan demikian, apakah kehidupan ikan di akuarium itu akan lebih baik? Ikan tersebut lama kelamaan akan sakit dan mengalami kematian. Itulah energi negatif yang kamu lemparkan keluar, yang kamu anggap sebagai pelampiasan kepuasan untuk menumpahkan amarah dan kebencian, mereka tidak ke mana-mana, mereka (hal negatif itu) akan kembali lagi kepadamu.

Itulah mengapa kita sebaiknya tidak berharap orang lain mengalami hal buruk dan nasib sial. Tentu untuk kebaikan diri kita sendiri, bukan untuk orang lain.

Baca selanjutnya:

Berikut adalah alasan kenapa kamu sebaiknya tidak mengharapkan kejadian sial menimpa orang lain.

Mengapa Kita Harus Berhenti Berharap Kejadian Buruk akan Menimpa Orang Lain? (Bagian 2)

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here