Menatap Melalui Jendela

Penulis: Suko Waspodo

anakku, duduklah di sisiku
lihat di luar
apa yang kamu lihat?

matahari dan pasir
angin dan ombak
rumput dan pepohonan

-Iklan-

itu adalah tanggung jawab kita
namun kita telah kehilangan kemampuan
tuk menjaga keindahan yang dianugerahkan kepada kita

tanah megah ini milik kita
namun kita gagal menemukan saatnya
tuk berhenti dan menyadari kondisi yang kita tinggalkan

anakku, duduklah di sisiku
lihat di luar
apa yang bisa kamu katakan?

aku hanya bisa berdoa
bahwa akan ada hari
di mana kamu dapat menatap langit yang paling biru
seperti yang pernah aku lakukan

di mana kamu dapat mengalami vitalitas
dari kenyataan suram ini
bahwa kita telah mengubah tanah kita seperti ini

di mana aroma padang rumput
menekan kesedihan
yang kita tanam di tanah kita sendiri

anakku, duduklah di sisiku
lihat di luar
apa yang harus kita lakukan?

restorasi sudah sampai saatnya
kembalikan bumi ke aslinya
warna, semangat, keindahan,  dan keanggunan

membangkitkan cara-cara alami
kembalikan hari-hari yang bernafas
ketika udara bersih, segar, dan jernih

saatnya berpelukan
perubahan positif
untuk menghancurkan pola
dan hancurkan kehancuran siklus
dari sebuah rumah tidak dapat disangkal
tidak diragukan lagi, tak tergantikan

dan aku tahu bahwa kita mampu
untuk mencapai berkelanjutan
dan membuang hari-hari
di mana sekali pakai adalah cacat kita

tidak ada anonimitas
dengan satu identitas kolektif
kita semua bertanggung jawab
tuk tanggung jawab yang cukup besar ini

maka anakku, kukatakan padamu
biarkan sungai mengalir
biarkan bunga tumbuh
beri tahu orang-orang
bahwa bumi membutuhkan cahayanya

ini adalah kebangkitan
anakku, apakah kamu mendengarkan?
di luar jendela itu
adalah hari esok yang penuh kesempatan
dan hari ini, kita harus berbaris dalam kesatuan
karena itulah yang diperlukan
untuk membangun kembali tanah ini

itu ada di telapak tangan kita
dan inilah saatnya tuk mengambil sikap pamungkas
tuk sebuah ciptaan yang begitu luar biasa
dunia ini sedang berperang
sekali lagi, korbannya adalah yang tak bersalah
tidak ada waktu tuk acuh tak acuh
tanah ini perlu disembuhkan
kita tidak perlu menjadi penghalang
dan satu hal yang jelas
anakku, kita membutuhkan masa depan kita
tetapi itu membutuhkan kita untuk hadir

***

Solo, Kamis, 12 Agustus 2021. 10:50 pm
‘salam hangat penuh cinta’
Suko Waspodo

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here