SintesaNews.com – Pemerintah Mesir berusaha untuk mendapatkan kompensasi USD1 miliar akibat penyumbatan Terusan Suez yang disebabkan kandasnya kapal kargo raksasa Ever Given.
Badan pengelola Terusan Suez mengatakan Mesir harus menerima lebih dari USD1 miliar sebagai kompensasi dari perusahaan pemilik kapal yang menyumbat kanal itu.
Kapal pengangkut kontainer raksasa Ever Given sudah berhasil dibebaskan dari Terusan Suez, setelah 6 hari memblokade arteri vital bagi pengiriman internasional selama enam hari.
Jalur air itu adalah jalur kehidupan ekonomi penting bagi Mesir, yang menghasilkan pendapatan mencapai USD14 juta per hari.
Kepala Otoritas Terusan Suez (SCA), Osama Rabie mengatakan, kompensasi yang diminta Mesir dari perusahaan pemilik Ever Given lebih dari USD1 miliar.
“Ini adalah hak negara, Insya Allah, kami akan mencapai satu miliar lebih,” kata Rabie dalam wawancara dengan saluran Sada Al Balad seperti dikutip dari Middle East Eye, Jumat (2/4/2021).
Rabei menunjukkan bahwa kerugian Mesir termasuk penghentian lalu lintas di Terusan Suez, di luar biaya pekerjaan peralatan, kerusakan, dan pekerja kanal selama enam hari. Mesir telah mengerahkan sumber daya agar Megaship Ever Given bisa kembali mengapung
“Ini hak negara, kita tidak akan menyia-nyiakan sepeser pun,” ucapnya. “Kami membiarkan kapalnya utuh,” imbuhnya.
Rabie mengatakan bahwa penyelidikan atas insiden tersebut dimulai pada Rabu oleh sebuah komite yang terdiri dari SCA dan konsultan dari luar negeri
Rabei mengatakan bahwa kapal tersebut tidak akan meninggalkan Mesir sebelum penyelidikan berakhir.
“Jika perusahaan pemilik kapal menandatangani kesepakatan untuk membayar ganti rugi, masalah itu akan berakhir dalam dua atau tiga hari,” tambahnya.
Jika perusahaan menolak, dia mengatakan masalah itu akan berubah menjadi kasus perdata di depan pengadilan.
“(Kapal) memiliki kargo senilai tiga setengah miliar dolar. Kami menyelamatkan mereka dari banyak hal,” ujarnya sambil mengkonfirmasikan bahwa perusahaan tersebut menunjukkan kerjasamanya dengan SCA selama krisis dan mengirim perusahaan Belanda Smit untuk membantu mengapungkan kembali kapal.