LRT Banyak Dikeluhkan Pengguna

SintesaNews.com – Operasional LRT Jabodebek memasuki hari keempat setelah peresmian. Namun banyak keluhan dari para pengguna LRT.

Jadwal LRT Jabodebek dimulai pada pukul 05.00 WIB, namun hingga pukul 07.00 WIB keramaian masih tetap terlihat.

Di Stasiun Harjamukti, Cibubur, Kamis (31/8/2023) pukul 07.00 WIB, penumpang berlarian ke arah stasiun untuk naik LRT. Mereka tampak buru-buru agar bisa naik kereta lebih awal.

-Iklan-

Terlihat ada penumpang yang langsung menuju mesin tap card, ada juga yang mengarah ke loket. Sebab ada beberapa penumpang yang belum memiliki tiket dan menggunakan tiket harian.

Di peron, penumpang sudah ramai mengantre untuk menunggu datangnya kereta. Mereka berbaris di peron jalur dua yang mengarah ke Dukuh Atas.

Saat kereta tiba, penumpang tampak berebut masuk agar bisa mendapat tempat duduk. Akibat ramai, banyak penumpang yang harus berdiri di dalam kereta karena tempat duduk telah penuh terisi.

Penumpang LRT Jabodebek banyak yang menunduk ketika masuk ke rangkaian kereta. Hal ini lantaran ukuran pintu LRT yang tak cukup tinggi bagi sebagian penumpang.

Para penumpang yang tinggi badannya di atas 160 cm, harus berhati-hati masuk ke rangkaian kereta. Para penumpang pun terpantau banyak yang menunduk saat masuk pintu kereta.

Kemarin pagi sekitar pukul 08.00 WIB, perjalanan LRT Jabodebek dilaporkan tertahan di Stasiun Cikunir 2. Sudah ada setengah jam kereta tak kunjung datang. Sementara para penumpang sudah menumpuk di peron.

Kabarnya kereta tertahan di Stasiun Bekasi Barat karena ada masalah di Stasiun Cikunir 2.

Pintu kereta LRT Jabodebek menjadi sorotan karena dinilai terlalu rendah. Pihak LRT Jabodebek mengatakan ukuran pintu dan kereta didesain berdasarkan rata-rata tinggi badan orang Indonesia.

“Jadi memang terkait sarana yang ada, memang sudah didesain oleh teman-teman dari INKA. Bahwa sarana kereta untuk commuter itu memang seperti itu, standarnya seperti itu. Tingginya sudah disesuaikan dengan tinggi rata-rata orang Indonesia,” kata Kepala Humas LRT Jabodebek, Kuswardojo, di Stasiun Dukuh Atas, Selasa, (29/8/2023).

Kuswardojo mengatakan ada warga negara asing (WNA) yang kesulitan saat masuk dan berada di dalam LRT. Dia meminta maaf atas ketidaknyamanan tersebut.

“Seperti kemarin kami juga mendapat penumpang yang kebetulan WNA, tingginya sampai 2,1 meter. Bahkan mereka sambil bersandar untuk bisa masuk,” ujar Kuswardojo

“Tentunya kami mohon maaf karena desain ini diperuntukkan buat warga negara kita, yang tingginya rata-rata 160 cm,” ujarnya.

Berikut ini keluhan-keluhan para pengguna LRT.

“Buat gue yang udah nyobain LRT ke Bekasi, jelek, bahaya. Kalo gue jadi presiden, gue gak mau resmiin,” keluh pengguna LRT, sebut saja Mawar.

“Gerbong jelek. Lift jelek. Kalo napa-napa di atas rel tuh bikin stress,” sambungnya

“Siapa yang kasih input bahwasanya tinggi rerata pengguna transportasi publik kita cuma 160cm. Gue yakin dia cuma ngasal,” timpal yang lain.

Ambil sample di mana dapat rerata tinggi pengguna transportasi publik 160 cm?

“Gue nyobain LRT Dukuh Atas. Agak kurang merasa istimewa. Langit-langit terlalu rendah, kursi lebih sedikit dan row antar kursi lebih sempit dibanding MRT,” ujar Wenny.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here