Ling-Ling

Penulis: Early

Sudah 28 tahun , sejak kepergianku kuliah di Solo, aku sudah tidak pernah ketemu dengan Ling-ling lagi (di rumah).

Iya, Ling-Ling, teman dekatku dari masa kecilku sampai aku lulus SMA. Dia satu-satunya sosok yang selalu menemaniku di saat aku butuh teman curhat, di saat aku sedang sedih, di saat aku sedang dibully orang lain, di saat aku sedang dimarahi Bapak, di saat aku sedang capek-capeknya sekolah dan belajar. Dia selalu ada untukku.

-Iklan-

Dia tidak pernah judging, dia selalu mau mendengarkanku, apapun yang aku ceritakan padanya, dia dengan sabar selalu mau mendengarkanku sampai ceritaku selesai dan juga menenangkanku di saat aku tantrum karena stress.

Dari kecil aku memang bisa dibilang tidak bisa punya teman yang terlalu dekat (tidak bisa sembarangan), bukannya pilih-pilih teman, tapi karena lebih pada pilihan kenyamanan dalam berkomunikasi dan berinteraksi. Walaupun aku masih kecil, aku tahu aku ‘berbeda’ dengan anak-anak ‘normal’ lainnya.

Pada saat aku dibully banyak orang karena aku susah mengeja, membaca dan menulis (setelah dewasa aku baru paham kalau aku ini Disleksia) dia dengan sabar menenangkanku.

Dia tahu aku ini tidak bodoh, dia tahu aku ini anak cerdas, dia tahu aku ini anak yang spesial, dia tahu aku anak yang berbeda dengan anak-anak ‘normal’ lainnya.

Dia tahu aku hanya butuh ‘waktu dan ketenangan lebih ekstra’ untuk memahami segala sesuatunya dan dia juga tahu, begitu aku bisa “menyerap semuanya” aku akan melesat seperti anak panah dan berlari mendahului anak-anak lainnya.

Terbukti dengan seringnya aku ranking di sekolah dan ada beberapa mata pelajaran yang nilainya selalu bagus.

Ling-ling juga selalu menemaniku pada saat aku menyelesaikan pekerjaan rumah, seperti pada saat aku menyapu dan menyetrika. Iyah, walaupun dari kecil orang tuaku punya beberapa ART, tapi sedari kecil aku sudah dilatih untuk disiplin mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga dan itu sangat berguna pada saat aku dewasa.

Ling-ling sangat suka menemaniku pada saat aku menyetrika, dia dan aku bisa ngobrol ngalor-ngidul panjang kali lebar sampai semua setrikaanku habis 😂😂
Setelah itu, dia pergi.

Kemudian seperti biasa, dia selalu datang pada saat aku sedang ‘ada masalah’ , entah itu masalah kecil dan retjeh yang terjadi di sekolah atau masalah-masalah yang terjadi di rumah.

“Sudah, jangan nangis,” katanya.

Iyah, soalnya kalau aku curhat selalu sambil nangis, airmataku dleweran kemana-mana ga mau berhenti.

“Kamu pasti bisa Ly, kamu pasti kuat menjalani dan melewatinya”, begitulah kalimat-kalimat penguat yang keluar dari mulut Ling-ling.

Kata-kata yang ternyata sering diucapkan orang-orang kepadaku ketika aku dewasa pada saat aku sedang menghadapi masalah apapun.

Tapi ada kalanya juga dia ‘menghilang’ walaupun sebentar, mungkin dia sedang berkumpul dengan keluarganya atau dengan teman-teman dia lainnya. Kemudian dia kembali lagi pada saat aku membutuhkannya.

Sampai ada masa dimana aku sudah menyelesaikan semua ujian kelulusan SMA dan aku diharuskan pergi ke beberapa kota untuk mencari tempat kuliah yang sesuai dengan keinginanku dan juga sesuai budget kedua orang tuaku, di saat itulah, si Ling-ling sudah mulai menghilang.

“Ling, kamu dimana Ling? Kok ga pernah menyapaku lagi, ga pernah menemuiku lagi. Kamu marah ya sama aku?”

Walaupun aku panggil-panggil, tetap saja dia tidak muncul di hadapanku, seperti saat-saat sebelumnya.

Akhirnya karena kesibukanku mencari tempat kuliah dan kost di Solo, aku mencoba untuk tidak memikirkannya, dan aku sudah agak terhibur pada saat aku memasuki masa-masa kuliah, karena aku juga ketemu banyak teman dan juga disibukkan dengan berbagai macam tugas kuliah dan kegiatan kampus lainnya.

Pada saat aku mudik pun, dia tetap ga ada.
Akhirnya aku memantapkan dan menguatkan hatiku, kalau aku bisa ‘mandiri secara psikologis’ tanpa Ling-ling.

Aku bisa mengatasi semua permasalahanku sendiri. Dan akhirnya aku mengucapkan “Say Goodbye” padanya.

Sejak itu aku sama sekali tidak pernah bertemu dengannya lagi.

Oiya, Ling-Ling bukanlah sosok manusia, dia bergender wanita, seumuran aku, dia transparan.

Setelah ‘kepergian’ Ling-ling, mulai kuliah ada sesosok makhluk lainnya, yang menemaniku hingga saat ini, He’s my Guardian Angel.

Tapi aku tetap menyimpan kenangan bersama Ling-ling, karena dia berjasa banyak padaku. 🥰

Sudah 28 tahun aku tidak pernah bertemu dia lagi, semoga Ling-ling selalu baik-baik saja ‘di sana’.

Thank you Ling-ling ❤️
I love you ❤️

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here