SintesaNews.com – Pertengahan 80-an seorang remaja bernama Dudung kerap keluar-masuk lingkungan Kodam Siliwangi untuk berjualan kue klepon.
Nahas hari itu ada seorang prajurit TNI tidak mengetahui bahwa Dudung biasa berjualan kue klepon buatan ibunya di lingkungan tersebut. Tiba-tiba Dudung dipanggil, lalu diinterogasi kenapa asal masuk.
“Sambil dia tanya-tanya, taunya dia tendanglah bawaan saya. Dak…! Saat itu saya bawa klepon. Menggelindinglah 55 buah klepon yang saya bawa itu,” cerita Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abudrachman.
Dalam hati Dudung remaja membatin, “Awas nanti saya bilang, saya jadi perwira nanti.”
Dudung biasa berjualan di Kodam karena itu lingkungan kerja almarhum ayahnya dulu, seorang pegawai negeri sipil (PNS) TNI yang bertugas di Bekangdam (Perbekalan dan Angkutan Kodam) Kodam III Siliwangi.
Dudung muda terpaksa berjualan kue klepon karena ayahnya telah meninggal pada tahun 1981. Sementara ibunya memiliki 8 anak termasuk dirinya.
“Bapak hanya PNS golongan II D, kami tinggal di rumah barak,” kenang Dudung.
“Ibu itu orang hebat, besarkan 8 anak ada yang sampai kuliah. Untuk itu saya percaya tidak semua orang punya gaji, tetapi semua orang punya rezeki,” tutupnya.
Dudung lahir di Bandung, Jawa Barat, pada 19 November 1965. Sepeninggal ayahnya Dudung yang masih bersekolah di SMP harus membantu ibunya bekerja untuk membesarkan dia dan tujuh saudaranya.
“Saya harus cari kayu bakar dekat rumah dan keliling (jualan kue) di asrama (TNI). Jadi pagi saya ambil koran, saya baca-baca dulu koran itu,” kisahnya.
“Jam 4 atau 5 pagi menjadi pengantar koran lalu pulang, jam 8 nya anter klepon dan mencari kayu bakar sampai jam 10 setelah itu istirahat baru sekolah,” ujarnya.
Jika akhir pekan tiba, ia tidak bermain, melainkan mencari penghasilan tambahan dengan berjualan es bonbon berkeliling menjajakannya.
“Setelah lulus (SMA, red.) saya daftar AKABRI, ternyata lolos juga di perguruan tinggi negeri. Namun karena ibu tidak punya biaya, saya memutuskan memilih menjadi TNI,” katanya.
Dudung lulus dari Akademi Militer pada 1988 dari kecabangan infanteri. Berbagai posisi pernah dijabat Dudung di dunia kemiliteran. Dia pernah menjabat sebagai Aspers Kasdam VII/Wirabuana pada tahun 2010 hingga 2011.
Kemudian, Danrindam II/Sriwijaya tahun 2011, Wagub Akmil pada tahun 2015 hingga 2016, serta Staf Khusus KSAD tahun 2016 hingga 2017.
Lalu, Waaster KSAD tahun 2017 hingga 2018, Gubernur Akmil tahun 2018 hingga 2020, sampai akhirnya menjabat sebagai Pangdam Jaya. Dan kemarin Dudung Abdurachman diangkat menjadi Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad). Bertambahlah bintangnya menjadi 3 bintang dengan pangkat Letnan Jenderal.