Penulis: Nurul Azizah
Ajaran wahabi yang menyimpang dari ajaran islam yang dibawa Kanjeng Nabi sudah marak di Indonesia. Rasanya sedih banget melihat mereka menebarkan tipu daya dan hoax.
Para pengikut wahabi lokal sudah tidak lagi peduli dengan budaya Nusantara. Padahal mereka asli warga negara Indonesia, tapi tidak sedikitpun menunjukkan orang Indonesia. Itu bisa dilihat dari pakaian yang dipakai.
Yang laki-laki pakai celana cingkrang dan yang perempuan pakai baju niqab dan cadar, hanya matanya saja yang tampak. Warnanya pun gelap. Cadar banyak dipakai wanita-wanita di negara Arab sekitar teluk Persia.
Ini sudah tidak benar, mencintai budaya yang tidak menjadi ciri kas dan budaya bangsa Indonesia yang adi luhung. Mereka lebih bangga menjadi pengikutnya Muhammad Bin Abdul Wahab dari najd, penyebar dan pembawa ajaran wahabi.
Muhammad bin Abdul Wahab adalah orang yang lemah ingatan dan gagap. Dia sangat terpengaruh oleh ajaran Ibnu Taimiyah yang mempunyai pemahaman Mujassimah (menyerupakan Allah dengan makhluk atau menyipati Allah dengan sifat makhluk).
Baca: Sekte Wahabi, Kenali, Fahami, Waspadai…
Kemudian Muhammad bin Abdul Wahab mengembara dan belajar di Basrah. Dia berguru dengan Syaikh Muhammad Al-Majmui yaitu Mr. Hempler (orang Inggris keturunan Yahudi yang menyamar sebagai ulama).
Selanjutnya semua pengikutnya Muhammad bin Abdul Wahab dijadikan boneka oleh Mr. Hempler. Apalagi setelah bertemu dengan Muhammad bin Saud (penguasa Arab Saudi saat itu). Kaum wahabi semakin berkuasa dan melancarkan perang di dalam dan di luar wilayah Najd, seperti Yaman, Hijjaz dan daerah sekitar Syria dan Irak. Pasukan mereka banyak membunuh dan merampas harta milik mereka.
Pasukan Muhammad bin Saud dan Muhammad bin Abdul Wahab melakukan kekejaman di wilayah Arab. Diantara umat islam yang paling banyak dibunuh adalah Keturunan Rosullullah Muhammad SAW. Itulah sekilas tentang sejarah adanya faham wahabi.
Baca juga: Sejarah Kelam Berdirinya Salafi Wahabi dan Arab Saudi
Mereka “benci” dengan Rasullullah beserta keturunannya. Tetapi para pengikut wahabi menipu para pengikutnya dengan jargon ‘Kembali ke ajaran Nabi Muhammad SAW.” Padahal ajaran mereka menyimpang dari ajaran Islam Rahmatan lil alamin yang dibawa oleh Kanjeng Nabi.
Mereka mengambil hadis yang asal ambil, dan tidak utuh satu hadis. Hanya penggalan yang memang disengaja untuk menipu para pengikutnya.
Hadis yang tidak utuh itu berbunyi: “Kullu bid’atin dholalah,” yang artinya setiap bid’ah adalah kesesatan.
Kunci hadis wahabi tersebut bukanlah hadis ‘utuh’ tapi potongan bagian akhir dari kalimat panjang yang sebenarnya.
Maka yang terjadi di masyarakat adalah penggalan hadis itu tidak menjernihkan masalah tapi justru memperkeruh masalah. Memfitnah kelompok lain (warga NU) tidak kembali ke sunnah.
Ahli sunnah wal jamaah an-nadhliyyah (NU) dituduh tidak ahli sunnah. Itulah tipu daya wahabi untuk memusuhi orang NU.
Padahal hadis yang diriwayatkan oleh Muslim, Ahmad, An Nasai’ dan Ibnu Majjah artinya sebagai berikut:
“Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang menyesatkannya. Dan yang disesatkan oleh Allah tidak ada yang bisa memberi petunjuk padanya. Sesungguhnya sebenar-benar perkataan adalah Kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallahu’ alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara adalah yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan tempatnya di neraka (HR. Muslim, Ahmad, An Nasai’, Ibnu Majjah).
Kok bisa orang wahabi memotong hadis itu menjadi, “Kullu Bid’atin dholalah,” itu potongan hadis. Apakah itu mewakili hadis yang dicontohkan Kanjeng Nabi? Jawabannya tidak akan ketemu.
Seandainya akan dijawab, jawabannya menjadi ngelantur dan ngawur, karena kalimat yang menjadi jawaban telah dihilangkan. Dan dampaknya akan menimbulkan kekacauan.
Kekacauan itupun dimunculkan sendiri oleh pengikut wahabi. Memfitnah amalan-amalan NU, yang semuanya bid’ah, tidak ada yang benar, semua dianggap sesat.
Amalan-amalan warga NU yang oleh wahabi dianggap bid’ah dan sesat adalah: ziarah kubur, maulid Nabi, istighosahan, qunut, talqin, manakiban, adzan 2 kali dalam sholat jum’at, tahlilan, yasinan, semak’an qur’an dan lain-lain amalan NU dianggap sesat oleh para pengikut wahabi.
Amalan NU itu bukan sesat, tetapi amalan yang diajarkan oleh para ulama yang memiliki sanad keilmuan yang jelas melalui para guru yang terhubung langsung dengan Rosulullah tanpa putus.
Para pengikut wahabi tidak pernah mau tahu ajaran yang sesat sebenarnya. Contoh ajaran sesat adalah:
1. Menjismkan Allah (menyamakan Allah dengan mahkluk) ini adalah ajaran Ibnu Taimiyah tentang Mujassimah. Ibnu Taimiyah adalah guru dari Muhammad bin Abdul Wahab pendiri wahabi.
Ajaran ini bertentangan dengan Al-Quran surat Al-Ikhlas (112) ayat ke 3, yang berbunyi: “Lam yalid wa lam yuulad, (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.”
2. Mengubah rakaat sholat.
3. Sholat tidak menghadap ke arah kiblat (tidak menghadap ke Baitullah).
4. Haji ke Kuffah, apalagi ke Monas atau Bogor, itu benar-benar sesat.
5. Tidak mengikuti ajaran yang dibawa oleh Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
6. Membunuh keturunan dari Kanjeng Nabi.
Pasukan Muhammad bin Abdul Wahab serta pasukan Muhammad bin Saud banyak membunuh keturunan dari Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Apakah pengikut wahabi tidak menyadari kesesatannya?
Wahabi malah mengikuti ajaran yang disampaikan oleh Muhammad bin Abdul Wahab.
Masih banyak contoh kesesatan yang nantinya masuk neraka. Itulah arti dari : ‘Kullu Bid’atin dholalah, wa kulu dhollalah fin naar. Artinya: Setiap yang diada-adakan adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan dan setiap kesesatan tempatnya di neraka.”
Saya akan terus menulis tentang kesesatan, tipu daya dan hoax yang menjadi amaliyah kelompok wahabi. Akan saya endus terus gerakan-gerakan mereka. Kelompok wahabi sudah ada di sekitar kita. Bahkan bisa jadi saudara, tetangga, teman, temannya teman sudah tersusupi faham wahabi.
Jaga diri kita, keluarga, saudara, teman, temannya teman dari tipu daya dan hoaks yang disebarkan oleh kelompok wahabi, salafi, takfiri, HTI, FPI, PKS, ISIS,JI, JAD, NII cs.
Baca juga: