SintesaNews.com – Situasi dan kondisi di Myanmar makin parah saja sejak terjadi kudeta militer awal Februari 2021 lalu. Aparat militer dan kepolisian semakin brutal memerangi rakyat Myanmar, bahkan hingga memborbardir 1 kota dengan peralatan militer berat.
Di tengah rakyat Myanmar kini mulai muncul sentimen anti China. Pabrik-pabrik China dibakar dan dijarah massa. Mereka marah karena menduga China mem-back up junta militer Myanmar.
Kedutaan Besar China di Myanmar mengatakan banyak karyawan asal China yang terluka dan terperangkap saat penjarahan dan pembakaran dilakukan.
“Beberapa pabrik bisnis China dijarah dan dihancurkan dan banyak staf China terluka dan terperangkap,” kata Kedubes China tanpa memberikan keterangan lebih rinci.
Menurut laporan media Myanmar Now, seorang penduduk mengatakan ada tiga pabrik yang dibakar di Hlaing Tharyar. Tidak jelas apakah itu termasuk dua pabrik garmen yang dibiayai China, yang menurut berita pemerintah China CGTN, dibakar.
China menjadi sasaran para demonstran antikudeta karena dituduh tidak bersikap lebih keras terhadap pengambilalihan militer seperti yang telah dilakukan negara-negara Barat. Saat itu, China mengatakan bahwa prioritasnya adalah stabilitas, sedangkan kudeta adalah urusan dalam negeri Myanmar.
Pembakaran pabrik-pabrik China dilakukan karena para demonstran meyakini China telah mendukung militer Myanmar. Beijing mengatakan orang-orang bersenjatakan tongkat besi, kapak, dan bensin telah membakar dan merusak 10 perusahaan asal China – kebanyakan pabrik pakaian atau gudang – di Yangon. Sebuah hotel China juga menjadi target penyerangan.
Lanjutkan membaca di sini: Taiwan Kena Getahnya, Pasang Baliho Bukan Pabrik China
Massa Bakar dan Jarah Pabrik Milik China, Taiwan Pasang Baliho Bukan Pabrik China