SintesaNews.com – Inflasi pada bulan Juli 2023, year on year (yoy) sebesar 3,08%. Sangat jauh dari angka target, sekitaran 4%.
Inflasi adalah gambaran pergerakan harga-harga kebutuhan pokok masyarakat.
Rendahnya inflasi menandakan daya beli masyarakat terjaga.
“Ceramah apapun terkait kemajuan di bidang perdagangan, lancarnya arus barang oleh infrastruktur, pada akhirnya diukur oleh ibu-ibu dari harga sembako di pasar, setiap hari,” demikian La Ode Budi, ketua umum KIBAR INDONESIA.
Menurutnya, bagi rumah tangga, infomasi kemajuan negeri tidak semenarik dibanding dengan harga-harga stabil. Harga sembako, adalah kebutuhan harian rumah tangga dan jadi masalah hari ini juga yang harus dihadapi.
“Sekali lagi, ini gambaran kerja pemerintahan Jokowi yang sangat detail. Presiden terus berkunjung ke pasar, membuat para menterinya sadar bahwa kinerja mereka menahan harga sembako, adalah prioritas terpenting. Padahal inflasi di banyak negara saat ini tinggi sekali”, jelas relawan Jokowi sejak tahun 2012.
Menurut La Ode, kerja detail dan langsung cek lapangan, adalah tipikal kerja pemimpin yang dibutuhkan Indonesia. Budaya ABS (asal bapak senang) adalah penghambat kemajuan Indonesia sejak lama. Semua proyek strategis nasional (PSN) dipantau ketat oleh Jokowi.
Tidak henti-hentinya Jokowi turun ke pasar memantau harga, telah menggerakkan seluruh kepala daerah peduli dan terus memantau harga sembako. Mendagri rutin meminta laporan, melalui rapat dengan para kepala daerah.
“Tipikal kerja detail dan cek lapangan ini, yang harus diteruskan penerus Jokowi. Dan cuma satu tokoh bacapres yang alamiah sudah melaksanakannya, yaitu Ganjar Pranowo,” jelas ketum KIBAR yang menggantikan Alm. Nurcahyo Riswanto.