Penulis: Rachmad Bahari
Pertunjukan kethoprak sebenarnya sudah dilakukan trah Cendana yang rindu berkuasa melalui berbagai cara mulai dari bikin partai hingga dilantik menjadi sultan-sultanan.
Maret 2019, jelang pemungutan suara pemilu serentak, Tommy Soeharto ditabalkan menjadi Sultan Sepuh Surya Buwana Hutomo Mandala Putra di Kasultanan fiktif Demak Bintoro Glagah Wangi. Partai yang didirikan Tommy Soeharto Partai Berkarya, kemudian tidak lolos parliamentary treshold. Sebelum mendirikan Partai Berkarya, Tommy pernah menyuruh orang-orangnya mencoba membuat partai politik, namun sayangnya berbagai partai itu ada yang tidak lolos verifikasi, ada juga yang tidak lolos treshold di pemilu-pemilu sebelumnya.
Tidak hanya itu, trah Cendana juga terus berusaha meraih kekuasaan melalui Siti Hediati Haryadi (Titiek Soeharto) mantan istri Prabowo Subianto yang ingin menjadi wakil ketua MPR dengan cara menggusur Mahyudin. Upaya itu juga gagal. Titiek keluar dari Golkar dan bergabung ke Berkarya.
Pasca pemilu serentak muncul lagi ke permukaan Keraton Agung Sejagat dengan raja Totok Hadiningrat, di Purworejo sebagai alat tipu-tipu pengumpulan uang dengan iming-iming jabatan hebat dan gaji yang menggiurkan setelah simpanan di bank Swiss cair (uang siapa ya?).
Pada 2017 muncul lagi perkumpulan Sunda Empire dengan segala halusinasi politiknya yang ingin menjadi “penguasa dunia” dengan menyebut Alexander de Great (Iskandar Agung) penakluk dari Macedonia yang hidup pada abad ketiga sebelum Masehi, Tarumanegara, hingga Vatikan. Sunda Empire juga menggunakan istilah Heren Zeventien, sebutan bagi penguasa VOC sebanyak 17 orang yang berasal dari pimpinan kamar dagang berbagai kota di Belanda, untuk menyebut dewan pimpinan Sunda Empire. Sejarah menunjukkan VOC bangkrut karena korupsi berjenjang dimulai dari Heren Zeventien ke bawah sehingga rudin, gulung tikar. Sunda Empire kini mencuat lagi ke permukaan.
Coba perhatikan, adakah benang merah antara penabalan gelar sultan sepuh untuk Tommy, Keraton Demak Bintoro Glagah Wangi, Keraton Agung Sejagat, dan Sunda Empire, yang semuanya eks relawan dan pendukung Prabowo Subianto dan dekat dengan Tommy. Saya tidak tahu persis, tapi tercium bau ke arah sana. Apa ada kaitan dengan penyitaan aset yayasan eks Soeharto seperti Yayasan Supersemar.
Adalagi yang mabok harta karun Bung Karno dan Dana Revolusi yang katanya masih tersimpan di berbagai bank di Swiss, padahal sudah ada MLA (Mulitaleral Agreement) antara Indonesia dan Switzerland yang memungkinkan saling intip siapa pemilik rekening di antara kedua negara berikut besarannya. Orang-orang penderita halusinasi akut untuk berkuasa dengan cara main kethoprak itu ternyata memiliki irisan di antara kelompok pemburu harta karun Bung Karno. Inilah kelindan bak benang kusut berbagai kepentingan antara kelompok lama yang ingin kembali berkuasa dan para “pemimpi” yang ingin kaya mendadak. Semuanya jelas tergolong sebagai “orang sakit”.
Adalagi yang lebih parah, yakni orang yang sakaw karena agama sehingga meradang di mana-mana terus-menerus. Bangsa ini sejatinya memang sedang “sakit”.
Di laporkan sj seperti halnya kerajaan2 yg lainya, Agar tidak ada lagi keraton2 halu yg meresahkn masyarakat.