Penulis: Nurul Azizah
Siapa yang tidak kenal Anies Baswedan dan Novel Baswedan, mereka dua bersaudara akhir-akhir ini marak dibicarakan orang.
Anies Baswedan adalah gubernur DKI Jakarta periode 2017 hingga 2022.
Sekarang tahun 2021 Anies banyak disorot karena korupsi anggaran DKI. Banyak pemberitaan tentang Anies, mulai dari sengketa tanah DP nol %, dugaan korupsi tanah di DKI yang diperkirakan merugikan negara hingga Rp 152 miliar, kasus pengembang reklamasi yang banyak dibicarakan orang. Karena dari pengembang reklamasi itu, santer beredar Anies mendapatkan hadiah rumah mewah yang berlokasi di Kebayoran Baru.
Apakah Anies bisa merampungkan masa jabatan Gubernur DKI hingga akhir tahun 2022?
Saya kok kurang yakin, karena pemberitaan tentang penyalahgunaan anggaran DKI banyak dibicarakan di medsos. Para netizen 62 ramai-ramai mengunggah anggaran-anggaran DKI yang mengejutkan.
Mulai dari anggaran :
Waring kali item, pameran Hologram monas, HUT DKI yang ke 492, 23 festival seni budaya, revitalisasi Taman Mini Indonesia, revitalisasi trotoar, pembangunan stadion BMW, pembuatan skate park di kolong flyover Slipi, pembangunan tempat pengolahan sampah, bambu mesum, batu bronjong, renovasi rumah gubernur, anggaran pengadaan anti virus, pembuatan septic tank, dana hibah, cat jalur sepeda, lem aibon, alat tulis pulpen, TGUPP, buzzer DKI, Formula E dan lain-lain.
Kalau semua penyalahgunaan anggaran DKI oleh Anies benar adanya, maka bersiaplah Anies untuk dijemput oleh KPK.
Streslah dia, bayangan untuk maju menjadi calon presiden 2024 gatot alias gagal total, ambiyaar deh. Masyarakat pemilih dan pendukung Anies seharusnya sadar, siapa Anies yang selama ini mereka puja-puja. Terutama kelompok pendukung PKS, entah setan dari mana. Mereka mati-matian dan getol banget membela Anies.
Pembelaan yang keliru besar dilakukan para anies lovers, Anies tidak pecus memimpin Jakarta. Kalah dengan pemimpin dari daerah-daerah lain, yang sudah bebenah mempercantik daerahnya, meningkatkan pendapatan asli daerahnya, dan lain-lain pencapaian prestasi.
Kalau benar Anies terbukti bersalah dalam penggunaan anggaran DKI, bersiaplah hidup di dalam penjara, bayangan jadi narapidana semakin dekat, calon presiden otomatis batal deh … aduh tidak bisa kebanyang Anies mengalami depresi berat, kesehatan mentalpun terjadi, stres deh.
Satu lagi dari keluarga Baswedan, ada Novel Baswedan mantan penyidik KPK yang tidak diterima oleh KPK karena dia tidak lulus tes wawasan kebangsaan (TWK).
Novel Baswedan tidak terima, tidak legowo dan tidak lapang dada. Bersama rekan-rekannya yang tidak lulus TWK mencari dukungan dari berbagai pihak.
Novel Baswedan bertandang ke sana ke mari minta dukungan dari berbagai pihak. Dengan menolak keputusan pemerintah, mengenai pemberhentian dia sebagai pegawai KPK, terlihat sudah, kalau dia sosok yang arogan. Novel merasa orang yang paling baik di KPK.
Merasa hebat dan sombong serta arogan inilah yang membuat dia kena virus atau racun yang bisa membunuh akal sehat Novel.
Hal ini juga berhubungan dengan kesehatan mental. Sebentar lagi dia menganggur, kehilangan pekerjaan. Membayangkan masa depan dia yang tidak pasti.
Kalaupun nanti kasus-kasus di KPK dibuka dan melibatkan Novel Baswedan, maka bayangan jeruji besi semakin dekat. Hidup mendekam di hotel prodeo yang minim fasilitas. Kekayaan yang dia peroleh tidak bisa dinikmati, streslah dia.
Pada akhirnya mereka kena penyakit mental, kesehatan mentalnya terganggu. Dalam waktu yang tidak lama, ada cerita tidak lagi duo Baswedan tapi lebih ke duo bos edan.