Penulis: Dahono Prasetyo
BUMN menjadi biang terjadinya korupsi secara sistemik, ada benarnya, tidak sebatas rumor.
Perusahaan plat merah yang melayani harkat hidup masyarakat banyak, tidak pernah jauh dari kepentingan penguasa. Jika sudah menyangkut kepentingan penguasa, muaranya ada pada Partai Politik. Parpol mana yang sedang berkuasa, itulah era BUMN sedang dikuasai dan dikendalikan.
Kursi Menteri BUMN sejak era Reformasi 98 selalu menjadi posisi strategis diperebutkan Parpol. Sebut saja diantaranya Tanri Abeng, Laksamana Sukardi, Sofyan Djalil, Dahlan Iskan, Rini Soemarno yang merupakan elite Partai Politik. Eric Thohir yang kali ini menjabat menjadi salah satu Menteri BUMN bukan dari Partai Politik. Menunjukkan keberanian Presiden Jokowi untuk membenahi rumor negative BUMN sebagai sapi perah Parpol.
Erick yang Konglomerat swasta justru pesaing BUMN, dilantik tahun 2019 langsung dihadapkan kasus ratusan BUMN yang amburadul pengelolaannya. Totalnya dari 2010 terdapat 159 perusahaan milik Negara yang terseret dan terindikasi kasus korupsi secara sistemik. Modusnya hampir seragam, yaitu pemborosan dan penggelembungan dana.
Modus terbaru yang cukup mengejutkan yaitu skema investasi di bursa saham. Beberapa BUMN yang tidak piawai langsung rontok dengan kerugian puluhan triliun rupiah. Jiwasraya dan Asabri menjadi korban memutar uang nganggur di ladang investasi saham yang sarat kolusi. Siapa yang bermain, sudah pasti jajaran Direksi hingga para Komisarisnya.
KPK tidak mampu menjangkau penjahat BUMN karena domainnya badan usaha, bukan pejabat negara. Saat Erick membuka pintu lebar pihak Kejaksaan Agung untuk mengusut mafia di BUMN, tentunya sarat resiko. Jabatannya bisa terancam karena mempersilahkan BUMN sebagai mesin ATM Parpol diobok-obok Kejaksaan.
Mafia di BUMN sudah mendarah daging sejak Orde Baru berdiri hingga bubar sampai pasca reformasi. Hajat hidup orang banyak dikendalikan oleh oknum lewat kepanjangan tangan BUMN. Listrik, BBM kalau bisa dimahalkan kenapa mesti dimurahkan? Pupuk, beras, air bersih ditangani BUMN jadi mahal karena BUMN mengambil untung besar atas kuasa monopolinya.
BUMN yang seharusnya melayani masyarakat sudah berubah menjadi kartel. Celakanya keuntungan dari usaha memahalkan dijarah pula dari dalam. Itulah kenapa kita jadi merasa dijajah oleh bangsa sendiri.
#mafiaBUMN
#kejaksaansikatmafia