Kasus Irjen Ferdy Sambo, Rekam Jejak Sejarah Memalukan Kegagalan Sistem Organisasi Polri

Penulis: Wawan Soehardi

16 Agustus 2022

Drama berjilid-jilid yang menjadi pusat perhatian publik pada kasus pembunuhan tewasnya Brigadir Joshua dengan sutradara Irjen Ferdy Sambo telah terlanjur dicatat sebagai bagian sejarah kelam, aib yang sangat memalukan bagi Polri dan tidak akan bisa dihapus oleh siapapun di sepanjang masa.

-Iklan-

Kasus tersebut ke depan hampir bisa dipastikan berpotensi menjadi salah satu contoh kasus hitam yang akan dipelajari di fakultas-fakultas hukum, ilmu politik di berbagai universitas dalam dan luar negeri, institusi-institusi kepolisian di negara asing, badan-badan kajian strategis serta lembaga-lembaga intelijen di berbagai negara, sebagai model penyimpangan penegakan hukum yang terus menerus masuk dalam setiap kurikulum kajian mereka.

Catat baik-baik, di masa depan bahwa kajian di berbagai lembaga nasional, internasional, dalam negeri dan berbagai lembaga manca negara, kasus tewasnya Brigadir Joshua Hutabarat akan menjadi topik penting, contoh kasus luar biasa yang akan dipelajari, dikuliti habis-habisan setiap elemen-elemennya, dikupas setiap detil-detilnya, dibuka setiap potensi-potensi motifnya, sambil memandang bahwa pernah telah terjadi kegagalan sistem dan pembinaan personel dalam tubuh Polri dengan akibat yang sangat fatal dan memprihatinkan.

Tidak hanya berhenti di situ, setiap jengkal penyebab kegagalan sistem pengawasan akan dikuliti habis-habisan oleh hampir semua lembaga pendidikan kepolisian di semua negara, fakultas hukum, ilmu politik, sosial universitas-universitas diberbagai negara, tentang misalnya; jual beli pangkat dan jabatan, setoran wajib dari anak buah kepada atasan secara berjenjang hierarki, suap menyuap dan seterusnya jelas menjadi elemen faktor penyebab yang dipelajari oleh lembaga-lembaga tersebut.

Setiap bagian terkecil dari upaya manipulasi yang dilakukan oknum Polri dalam kasus tewasnya Brigadir Joshua akan menjadi pokok-pokok bahasan dalam tiap-tiap cabang keilmuan yang dipelajari sepanjang masa yang menjadi pelajaran berharga bagi penegakan hukum di berbagai belahan dunia.

Dalam kasus ini, keterlibatan mulai pangkat tertinggi dengan jabatan tertinggi sampai pangkat terendah akan dipelototi dan dikupas habis oleh banyak sekali lembaga dari dalam dan luar negeri, setiap gerakan mereka akan dinilai dan akan menjadi obyek studi menarik dari berbagai kalangan dan berbagai jenjang studi.

Bahkan semua kepingan dan cuilan kebobrokan di luar kasus itu akan dimasukkan menjadi catatan, dinilai sebagai kebiasaan pola hukum yang menyimpang namun dianggap lumrah. Semua kultur budaya penyimpangan penegakan hukum oleh anggota kepolisian akan diinventarisasi dicarikan benang merahnya oleh berbagai akademisi, pakar dari multi disiplin ilmu di berbagai negara.

Mulai dari Wanjakti polri dan semua divisi dalam internal Polri akan menjadi pusat pengkajian, tetapi jangan bangga dulu…. Kajian “contoh negatif” yang dipelajari oleh lembaga-lembaga kajian di berbagai negara maksudnya.

Kasus tewasnya Brigadir Joshua dan skenario palsu yang melibatkan banyak oknum di tubuh Polri dari berbagai divisi kesatuan dan berbagai kepangkatan, jelas-jelas menunjukkan kegagalan sistem pengawasan, kegagalan sistem standar kerja, kegagalan manajemen administrasi kasus, kegagalan pembinaan personel, dan banyak kegagalan-kegagalan yang lain.

Rendahnya integritas oknum-oknum yang mencoba memanipulasi kasus tewasnya Brigadir Joshua, lambatnya “kepekaan” petinggi Polri, berbagai kejanggalan dalam upaya mengaburkan informasi, pelanggaran atas SOP penanganan kasus tersebut dan kombinasi-kombinasi elemen-elemen yang tidak perlu disebutkan, telah menjadi catatan sejarah yang tidak akan bisa dihapus oleh siapapun.

Hancurnya nama baik Polri bukan hanya mempermalukan anggota Polri saja, namun hakekatnya telah menghancurkan harapan setiap Warga Negara Indonesia yang bersusah payah memberikan kepercayaan dan mendelegasikan kewenangan penegakan hukum kepada Polri yang diperjuangkan sesuai semangat reformasi di alam keterbukaan demokrasi ini.

Sungguh sebagai sebuah “prestasi yang sangat memalukan” tetapi sekaligus bisa menjadi pil pahit yang bisa diambil hikmahnya.

Saat ini adalah momentum di titik kritis bagi Polri, dan ada dua opsi pilihan rasional:

Semakin mempermalukan diri di masa yang akan datang, atau memperbaiki diri berbakti mengabdi kepada nusa dan bangsa serta menjaga marwah institusi.

Baca juga:

Bercermin Kasus Sambo, Tumpas Sisa Residu Loyalis Mirip “Sindikat Mafioso”

 

1 COMMENT

  1. Sudah jelas staf polri ingin melindungin Sambo. Semua statemen mereka tidak masuk di akal sehat.
    Saya yakin pasti di dalam institusi polri ada sesuatu yg luar biasa . Sehingga rekan2 nya ingin melindungi Sambo. Hidup NKRI🇮🇩

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here