Penulis: Niken Sri Rahayu
Alkisah seorang nakhoda sebuah kapal yang tidak begitu besar nekad memuat dan ingin menyeberangkan seorang penumpang.
Walaupun cuma seorang tetapi bobot si penumpang amatlah berat.
Keinginan sang nakhoda mengantarkan si penumpang ke tempat tujuan tidaklah murni karena kepentingan si penumpang.
Tetapi sang nakhoda mempunyai tujuan dan rencana tersendiri.
Sebuah rencana besar namun jahat
Si penumpang tahu maksud sang nakhoda yang sesungguhnya sehingga si nakhoda mau mengangkutnya.
Tetapi si penumpang juga bodo amat yang penting keinginan dia menuju tempat tujuan sampai dan gratis.
Simbiosis mutualisme-lah.
Karena keduanya dibayang-bayangi sebuah mimpi akan adanya harta Karun di sana.
Karena hal itu lah kemudian sang nakhoda dan si penumpang saling mendukung dan saling membantu.
Tetapi ternyata impian keduanya menjadi buyar ketika sampai di tengah-tengah lautan.
Ombak yang ada di sana ternyata di luar prediksi dan telah mengoyak-ngoyak kapal yang mereka naiki.
Akibatnya kapal retak dan bocor sana sini.
ABK yang mengetahui hal itu cepat menyelamatkan diri. Mereka turun dari kapal menggunakan alat pelampung sebelum kapal pecah dan mereka menjadi korban.
Tinggallah si nakhoda satu orang penumpang dan beberapa ABK yang masih tinggal.
Para ABK yang masih tinggal berharap nakhoda bisa melabuhkan kapal ke pelabuhan terdekat dengan tepat sehingga mereka selamat.
Tetapi apa daya tatkala nakhoda sedang memikirkan sebuah solusi penyelamatan ada, beberapa ABK ditangkap aparat karena ketahuan nyolong ikan.
Dan kapal makin oleng karena para ABK yag biasa membantu nakhoda mengemudikan kapal menjadi kian berkurang.
Si penumpang yang semula yakin akan diantar sampai menjadi panik.
Mulailah dia ikutan cawe-cawe supaya kapal tidak tenggelam.
Tetapi seperti kata pepatah jangan berikan pekerjaan kepada yang bukan ahlinya.
Semua yang dilakukan si penumpang sok tahu dan sok bisa itu justru membuat kapal semakin oleng karena dia tidak mengerti apa yg harus dilakukan, jadi semua usaha dia lakukan tidak berguna untuk usaha penyelamatan kapal. Hehe
Kini keputusan ada di tangan nakhoda.
Jika kapal yang kondisinya sudah retak dan bocor itu ingin selamat maka dia harus segera melabuhkan kapal ke dermaga terdekat atau meminta bantuan kepada siapa pun yang memang bisa membantu menyelamatkan kapalnya.
Tetapi jika dia nekad terus berlayar dengan kondisi kapalnya yang sudah mengkhawatirkan itu maka ada 2 kemungkinan, kapal tenggelam sebelum sampai ke tempat tujuan atau berharap ada keajaiban saja dari Tuhan kapalnya sampai di tempat tujuan dengan selamat.
Tetapi kemungkinan keajaiban dari Tuhan itu sangatlah kecil. Karena si nakhoda sendiri pernah bersumpah kepada Tuhan untuk mengutuknya dan semua ABK jika dia mengemudikan kapal dengan cara tidak benar.
Dan kutukan itu telah datang, terbukti dengan keluarnya para ABK dari kapal setelah mengetahui si nakhoda telah berkhianat.
Si nakhoda yang dalam situasi krisis percaya diri berusaha menyelamatkan para ABK-nya yang telah diciduk aparat karena ketahuan nyolong ikan tadi, untuk tetap bersamanya dalam satu kapal dan melanjutkan perjalanan bersama-sama.
Tetapi hal itu sia-sia.
Di lain pihak si penumpang yang juga panik dan kebingungan karena kapal lain yang diharapkan bisa menolongnya mengantarkannya ke tempat tujuan justru terlihat berbelok ke arah lain.
Hehe. 😄😄
Kata Simbah saya dulu, hanya burung sejenis yang bisa terbang bersama.
Dan kini di dalam kapal retak itu kini diisi nakhoda, ABK dan satu penumpang yang sama-sama dalam keadaan panik dan bingung.
Di lain pihak ada sebuah kapal besar yang dulu berlayar bersama kapal retak tersebut kini justru kelihatan makin kokoh setelah ditinggalkan kapal yang kini retak tersebut.
Nyesel donk.
Entah lah, cuma mat brewok yang tahu.
SALAM RAHAYU🇮🇩🇮🇩❤️❤️