SintesaNews.com – Sudah sekian kalinya masyarakat kerap tertipu oleh apapun yang berembel-embelkan agama. Kampoeng Kurma yang awalnya menawarkan konsep investasi syariah yang halal dan jauh dari riba, ternyata merupakan investasi bodong.
Investasi yang ditawarkan yakni berupa pembelian kavling lahan untuk ditanami pohon kurma.
Kini PT Kampoeng Kurma Jonggol resmi dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Status pailit ini disandang Kampoeng Kurma setelah proposal mereka ditolak oleh para kreditur.
“Proposal yang diajukan oleh debitur ditolak para krediturnya dan, berdasarkan rekomendasi dari hakim pengawas, sehingga PT Kampoeng Kurma Jonggol pailit,” kata Zentoni selaku Direktur Eksekutif LBH Konsumen Jakarta, yang menjadi kuasa hukum pemohon dalam perkara ini, Rabu (26/5/2021).
Seperti diketahui, sebelum pailit, PT Kampoeng Kurma Jonggol telah resmi berstatus penundaan kewajiban pembayaran utang atau PKPU.
Gugatan PKPU PT Kampoeng Kurma Jonggol diajukan oleh Topan Manusama dan Dwi Ramdhini selaku pemohon PKPU, yang membeli 2 (dua) kaveling tanah seharga masing-masing Rp 78.500.000, dan telah dibayar lunas akan tetapi gagal serah terima oleh PT Kampoeng Kurma Jonggol.
Dalam putusannya, hakim PN Jakpus telah mengabulkan PKPU terhadap PT Kampoeng Kurma Jonggol paling lama 45 (empat puluh lima) hari terhitung sejak putusan diucapkan.
Selain memutuskan PT Kampoeng Kurma Jonggol dalam keadaan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Sementara (PKPU-S) selama 45 hari, majelis hakim Pengadilan Niaga Jakarta Pusat juga mengangkat tiga orang pengurus, yaitu Fransiscus Xaverius Wendhy Ricardo Pandiangan, Delight Chyril, dan Eclund Valery, yang kesemuanya terdaftar di Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia.
Selanjutnya, terkait kewenangan terkait aset PT Kampoeng Kurma Jonggol atau bundel pailit, ada di tangan kurator yang telah ditunjuk oleh hakim PN Jakpus, tutup Zentoni.