Jokowi Menang secara Politis Zonder Legitimasi Moral

Penulis: Prof. Henri Subiakto

Setelah pemungutan dan perhitungan suara dilaksanakan, saya memberikan catatan dan ucapan “Selamat untuk Pilpres 2024, selamat untuk Pak Jokowi yang berhasil menang dalam siasat politik, sekaligus selamat juga atas hancurnya moralitas politik bangsa ini”.

Pilpres 2024 itu bukan persaingan Prabowo melawan Anies dan Ganjar, tapi pertarungan Jokowi yang sukses “menundukkan” hampir semua elit politik nasional negeri ini.

-Iklan-

Hasil Pilpres yang memenangkan 02 dalam Quick Count adalah kesuksesan pak Jokowi secara politis. Keberhasilan merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengontrol apa yang dia inginkan. Hampir seluruh elit politik dan tokoh-tokoh nasional dibuat tidak berdaya. Atau terpaksa harus kompromi, dan “membiarkan” kehendak pak Jokowi terjadi.

Jokowi sukses dalam “cawe cawe” menerapkan dan memenangkan rencana politiknya. Ia secara piawai bisa memanfaatkan kedudukannya sebagai presiden, sekaligus sebagai politisi yang jeli menggunakan kondisi kerusakan moral di hampir semua elit politik yang sibuk menutupi cela dan aibnya di hadapan rakyat.

Pak Jokowi juga sukses memanfaatkan kemerosotan moral dan cara berpikir pragmatis yang melanda sebagian besar masyarakat kita. Harus diakui sekarang makin sedikit yang peduli dengan etika dan moralitas politik. Sekaligus makin banyak yang toleran dengan pelanggaran etika dan demokrasi transaksional. Bansos, uang, dan hal-hal fisik bagi mereka lebih bermakna daripada pertimbangan moral dan kualitas calon.

Dengan kerusakan itulah Jokowi mampu menggunakan kedudukannya, bisa mengendalikan hampir semua ketua-ketua partai politik dan elit-elit negeri ini. Dengan kerusakan moral dan cara berpikir di sebagian besar masyarakat itulah tragedi rusaknya demokrasi, meritokrasi, yang digusur dinasti dengan mengesampingkan kejujuran dan hati nurani, menjadi tidak penting bagi sebagian rakyat negeri ini.

Sementara para penjaga nurani bangsa, demokrasi dan etika dari kalangan intelektual, pemuka-pemuka agama yang lurus dan civitas akademika yang bersih, terlambat mengingatkan.

Hasilnya Indonesia menghadapi ironi kemunduran demokrasi. Demokrasi Indonesia dikuasai dinasti dan oligarkhi. Sekali lagi, selamat untuk pak Jokowi, apa yang telah Anda rencanakan dan inginkan bisa terwujud di Pilpres 2024 ini. Pertanyaannya, sampai kapan politik negeri terus bisa dikuasai oleh pak Jokowi? Jangan-jangan kemenangan inipun hanya di Quick Count dan akan runtuh setelah digugat secara hukum, politik dan moral oleh kekuatan pecinta dan penjaga demokrasi negeri ini? Wallahualam bisawab.

-Prof. Henri Subiakto-

Baca juga:

Prof. Henri Subiakto Bongkar Skenario Kemenangan 02 di Pilpres 2024

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here