SintesaNews.com – Presiden Jokowi jengkel anggaran daerah yang mengendap di perbankan justru mengalami peningkatan menjadi Rp226 triliun, meski dirinya sudah memperingatkan agar segera direalisasikan pada Oktober 2021 lalu.
“Saya sudah peringatkan di Oktober, seingat saya Rp170 triliun, ini justru naik jadi Rp226 triliun,” ujar Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional dan Anugerah Layanan Investasi yang disiarkan kanal Youtube BKPM TV, Rabu (24/11/2021).
Jokowi mengaku heran dengan logika kepala daerah dalam mengelola anggaran, terutama dalam kaitan dalam mencari investor demi mempercepat pemulihan ekonomi daerah di tengah pandemi Covid-19.
“Ini perlu saya peringatkan. Loh, uang kita sendiri tidak digunakan kok ngejar-ngejar orang lain untuk uangnya masuk,” terang mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Jokowi menegaskan, angka Rp226 triliun yang mengendap di bank terlampau besar. Dia meminta agar pemda segera merealisasikan anggaran tersebut di sisa tahun anggaran 2021.
“Ini segera habiskan, baru kita berbicara (kepada) investor ‘mana uangmu, realisasikan juga’. Itu dampaknya akan double,” imbuh dia.
Jokowi mengingatkan bahwa saat ini defisit anggaran sudah mencapai Rp548 triliun demi memenuhi kebutuhan belanja negara, termasuk transfer ke daerah.
“Sebagian dari APBN itu ditransfer ke daerah sebanyak Rp642 triliun, baik ke provinsi, kabupaten, kota, uangnya ada di APBD bapak ibu semua, ada di APBD provinsi, APBD kota, APBD kabupaten. Artinya itu uang yang siap Rp642 triliun,” jelas Jokowi.