Penulis: Niken Sri Rahayu
Beberapa waktu yang lalu ada beberapa pihak yang mengingatkan Jokowi untuk tidak cawe-cawe dalam kontestasi Pilpres 2024.
Posisi Jokowi sebagai kepala negara dituntut untuk bersikap netral dalam kontestasi Pilpres 2024 mendatang.
Tetapi dalam kenyataannya pamor Jokowi yang moncer dimanfaatkan oleh salah satu kandidat.
Bahkan para putera Jokowi yang cukup populer di negeri ini ikut dimanfaatkan untuk mendongkrak elektabilitas salah satu capres.
Baliho foto Jokowi dengan salah satu capres terlihat di kawasan Jakarta.
Tidak diketahui apakah pemasangan baliho bergambar foto Jokowi dengan salah satu capres tersebut sudah mendapat izin dari Jokowi atau belum.
Tetapi anehnya tidak ada yang protes atau keberatan dari pihak-pihak yang sebelumnya mengeluarkan peringatan kepada Jokowi untuk tidak cawe-cawe dengan adanya baliho tersebut.
Pemasangan baliho tersebut secara tidak langsung telah memaksa Jokowi untuk cawe-cawe di Pilpres 2024.
Jika Jokowi mendukung Ganjar itu adalah sebuah kewajaran mengingat sebagai kader PDIP Jokowi harus tegak lurus mendukung semua keputusan partai.
Tidak ada yang salah dengan hal tersebut. Karena Jokowi juga harus menjalankan fungsinya sebagai kader sebuah partai sejauh hal itu tidak mengganggu tugas-tugas kenegaraannya.
Cawe-cawe dalam sebuah kontestasi pilpres oleh para pejabat negara sebenarnya adalah sesuatu yang wajar. Jika Jokowi yang kemudian diprotes oleh pihak-pihak tertentu karena saat ini suara mayoritas rakyat berkiblat kepada Jokowi, hal itulah sebenarnya yang ditakutkan oleh mereka yang merasa tidak mendapat dukungan Jokowi.
Protes supaya Jokowi tidak cawe-cawe sebenarnya hanyalah sebuah ekspresi kepanikan dan ketakutan akan sebuah kekalahan.
Akan tetapi bagaimana dengan yang terjadi seperti tersebut di atas, Jokowi diampun dipaksa cawe-cawe.
Masih salah Jokowi-kah?
SALAM RAHAYU 🇮🇩🇮🇩❤️❤️
Baca artikel lain: