Jaket Kuning

Penulis: Ramadhan Syukur

TAHUN 1988 lulus dari UI, gue gak pernah lagi menggunakan jaket UI. Buat gue pribadi, kalo sudah lulus artinya gue bukan lagi mahasiswa. Gue sudah jadi alumnus UI yang kemudian tergabung dengan organisasi alumni resmi yang bernama Iluni UI.

Jaket kuning UI itu milik mahasiswa aktif UI. Milik anak gue yang kebetulan juga kuliah di sana. Untuk itu wajar kalau gue merasa gak berhak lagi gaya-gayaan pakai jaket almamater. Untuk aktivitas apapun. Sekadar untuk berfoto pernah kuliah di sana pun gue malu.

-Iklan-

Jadi kalau ada emak-emak atau bapak-bapak sepantaran gue atau bahkan lebih, ikut berdemo menggunakan jaket mahasiswa UI, atau jaket mahasiswa universitas manapunlah, buat gue aneh dan norak aja.

Belum lagi demonya atas nama UI Watch. Apa itu UI Watch? Jujur gue gak pernah kenal.

Iseng gue browsing di google. Eh, malah nyasar ke One UI Watch. Jam pintar keluaran Samsung. Lho? Tapi akhirnya ketemu, ternyata itu organisasi generasi jadul UI, baru berumur satu tahun, di bawah pimpinan Chandra Motik.

Tapi tahun lalu Ketua Umum Iluni UI Andre Rahadian menegaskan, dari sisi organisasi, tujuan, maupun kegiatan, UI Watch gak terkait secara struktur dan bukanlah sikap resmi dari Iluni UI sebagai satu-satunya organisasi alumni yang secara hukum tercantum dalam statuta UI.

Yang lucu, angkatan setua gue yang kemarin nyempil di antara angkatan semuda anak gue, berdemo katanya mau mengembalikan marwah UI seperti dulu. Mau mengembalikan Indonesia kembali ke Pancasila dan UUD 45. Karena Indonesia yang sekarang sudah disusupi komunis gaya baru.

Andai kemarin anak gue ikut demo 28 Oktober, trus di lapangan ketemu gue yang ternyata juga ikut demo, pasti anak gue bakal malu dan marah,

“Papa ngapain sih ikut-ikutan demo. Sudah tema demonya kuno, pakai jaket aku pula. Hari gini masih teriak-teriak komunis. Basi, Pa. Papa kayak time traveller aja. Lupa waktu dan umur. Sini kembaliin jaketku. Lagian papa kan mantan mahasiswa Fakultas Sastra, kok ya pakai jaket mahasiswa Fakultas Teknik.”

Usia tak pernah berdusta.

Ramadhan Syukur

 

Baca juga artikel terkait lainnya:

UI Itu Buku, Pesta dan Cinta, Bukan Liqo dan Bermimpi Dirikan Khilafah

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here