Penulis: Langit Quinn
Perselingkuhan apapun alasannya adalah kesalahan dan tidak dibenarkan.
Lalu apa pilihan setelah puas membongkar perselingkuhan suaminya tersebut?
- Melanjutkan pernikahan
- Melepaskan/merelakan/membuang suami.
Dan dari dua pilihan manapun pasti ada konsekuensinya. Mau dilanjut ataupun diselesaikan.
Jika ingin melanjutkan pasti akan selalu ada rasa sakit yang terpendam, atau trauma-trauma yang tidak akan hilang begitu saja, juga rasa percaya yang terkikis, hubungan pernikahan juga tidak akan sama lagi. Belum lagi masalah kesehatan mental yang sedikit banyak akan mengiringinya.
Jika dilepaskan dan memilih bercerai, lalu membuka lembaran baru, juga bukan sesuatu yang mudah, anak-anak akan kehilangan sosok Ayah. Dan lain sebagainya.
Namun dari kode-kode yang terlihat, sepertinya pernikahan akan terus dilanjut. Itu adalah pilihan. Si suami kabarnya telah meminta maaf dan memblokir nomor si perempuan lain tersebut.
Dan jika demikian,setelah membongkar aib suami yang selengki dengan perempuan lain, lalu si suami meminta maaf, dan berjanji tidak akan mengulangi lagi, dan atas kesepakatan bersama berniat melanjutkan pernikahan, istri sebaiknya tidak lagi membahas dan mengungkit perselingkuhan itu lagi, apalagi menjadikan itu sebagai kontan konten lagi.
Kenapa? Karena suami pasti tidack akan suka dengan hal itu. Komunikasi juga akan menjadi buruk. Hubungan suami-istri ke depan tentu juga tidak akan menjadi lebih baik.
Lebih baik sama-sama introspeksi diri dalam perenungan-perenungan bersama
Fokus menyembuhkan sakit hati atas pengkhianatan. Fokus mulai memperbaiki hubungan suami-istri secara mendalam.
Konseling dengan sang ahli mengenai hubungan pernikahan tersebut.
Berbicara berdua secara mendalam,dari hati ke hati, supaya hal tersebut tidak terjadi lagi.
Tegaskan kepada si suami supaya ia tidak mengulanginya lagi.
Hubungan rumah tangga juga tidak akan berjalan dengan baik jika terus-terusan dikontenin dan diungkit-ungkit kepada seluruh negeri.
Jika memang masih merasa sayang untuk melepaskan suami yang selingkuh kepada perempuan lain, sebaiknya tahan diri untuk tidak lagi membahas dan membicarakannya lagi ketika sudah ditemukan kesepakatan untuk melanjutkan pernikahan. Itu perlu dilakukan demi kebaikan bersama.
Lain hal jika memang tidak mau lagi melanjutkan pernikahan. Dijadikan konten seumur hidup juga kayanya malah menghasilkan duit 😬
Begitu menurut hemat saya..🥴
Jangan lagi dipoyok tapi dilebok.
Jangan lagi diwada tapi dileg klo kata orang Jawa.
Karena suami juga pasti gerah dengernya kalau hal itu dibahas tiap kali.
Memang sih, itu untuk mengungkapkan rasa sakit hati.
Tapi jika sudah sepakat untuk berbaikan, lebih baik fokus ke dalam saja. Bukan keluar. Tak perlu lagi mencari validasi dan mengumbarkan aib suami ke hadapan publik. Sebab kalau engga, yang ada nanti bakalan gelud setiap saat. Atau, kalau suaminya tipe pendiam, dia gak akan ngajak gelud, tapi diam-diam menyimpan amarah di dalam hati. Lalu suami lepas beneran…
Soalnya gue awalnya mengira, si istri akan dengan percaya diri membuang suaminya.
Ya sebagai perempuan yang “kelihatannya” mandiri, kaya, punya banyak harta seperti yang terlihat itu, siapapun pasti percaya kalau dia tidak akan peduli lagi apabila suaminya memilih perempuan lain di luar sana.
Setelah puas bongkar aib, gw mengiranya akan dibuang. Lalu jadikan konten dan hiburan dia pribadi. Publik juga akan suka ngikutinnya🥴
Tapi ternyata kemarin bilang, kepada si “gayung lope” untuk jangan ganggu suaminya lagi, dan jangan kontak suaminya lagi, karena dua nomornya sudah diblokir sama suaminya.
Artinya dia ingin mempertahankan rumah tangganya. Dan ingin menggenggam lagi suaminya. Itu adalah haknya.
Karena jika ingin melepaskan, pasti kalimatnya berbeda, misal: “Ambil sana suami gue, udah gue buang tuh! Ga sudi gue rebutan kon*ol sama perempuan kaya elu! Mending gw fokus jalanin hidup. Dst.”
Begitu kira-kira, apalagi karakternya kan suka julid-julid dan ceplas ceplos.
Karena kelihatannya hubungan suami-istri masih akan dilanjut…
Jadi sebaiknya sudahi saja konten-kontennya yang tujuannya untuk membahas dan membuka-buka aib suaminya lagi.
Cukupkan saja meluapkan amarahnya.
Fokus kepada perbaikan-perbaikan di dalam sana. Tentu harus berdua ya, bukan sendirian saja. Bahkan sepertinya diperlukan pihak ketiga yang ahli di bidangnya. Jika memang badai rumah tangga ini ingin bisa dilewati bersama.
Karena bagaimanapun “topengnya” yang memperlihatkan sosok yang sok kuat, sok tegar, nyinyir, julid, ceplas ceplos, dan supaya terlihat seakan percaya diri, tapi terlihat sekali sakit dan luka yang dalam, juga rasa insecure pada diri, karena gak nyangka suami yang ia percaya mencintainya dan tidak akan tertarik sama perempuan lain di luar sana, ternyata malah nyeleweng sama perempuan yang menurutnya tidak lebih darinya.
Kadang pikiran lelaki ga pernah kita duga memang, kaya orang makan, tiap hari makan steak terasa bosan, maka sekali-sekali pingin cobain sayur asem + ikan asin + sambal terasi + petai, yang aduhai sedapnyooo.
Makanya komitmen dan rasa bersyukurlah yang harus dikuatkan.
Apa yang terlihat bukan seperti yang ia rasakan.
Ia perempuan yang sama dengan kita.
Segimanapun julidnya, dan nampak ga kenapa-kenapa ia sebenernya terluka dan sakit mendalam.
Semoga badai itu berlalu. Apapun keputusan final yang nantinya akan diambil.
Begitulah kira-kira sodara sebangsa dan setanah air. Ocehan di pagi hari nan mendung ini🥴
Ngemeng-ngemeng ane pengen makan sayur asem+ikan asin + sambal terasi + petai.