Penulis: Dolan DW
Saya ditanya dengan menggelitik
“Kamu kan sering menulis, apa tanggapanmu tentang kondisi Israel-Palestin
Jawabanku sederhana:
“Apa yang direbut, maka akan direbut kembali”
Lalu apakah saya membenarkan perebutan atau okupasi itu?
Kalau anda membenarkan penakhlukan Umar Bin Khatab atas Yerusalem berdasarkan keyakinan agama anda, apakah salah jika Yahudi kembali merebut Bait Allah dan wilayah Yerusalem juga atas keyakinan agama mereka? Eretz Yisrael! Tanah yang dijanjikan Tuhan! Kata mereka.
Jangan saya yang menjawab, silahkan anda menjawab sendiri. Adil sejak dalam fikiran.
Begini perebutan itu secara berurutan:
1. Ibrahim pun memperoleh Yerusalem juga merebutnya dari Kanaan. Alasan Ibrahim merebut tanah itu simpel, katanya “tanah tersebut dijanjikan oleh Tuhan untuk dirinya dan keturunannya”.
2. 12 Suku Bani Israel (cicit Ibrahim) meninggalkan Yerusalem ke Mesir. Namun akhirnya dijajah dan dijadikan budak oleh Firaun.
3. Musa mengeluarkan Bani Israel dari Mesir, lalu Yosua merebut lagi Yerusalem dari orang Filistin (keruntuhan Benteng Yeriko). Filistin bukan Palestina, karena bangsa Filistin yang asli sudah punah.
4. Raja (Nabi) Dawud juga merebut seluruh wilayah itu dari Filistin dengan mengalahkan Goliath.
5. Yerusalem menjadi wilayah kekuasaan bangsa Israel, dari Raja Saul (Talut), Raja Daud, Raja Sulaiman dan sampai ke raja-raja berikutnya.
6. Selama berabad-abad Tanah Israel direbut oleh Asiria, Babilonia, Persia, Yunani, Romawi, Sassania dan lalu Byzantium secara berurutan.
7. Umar Bin Khatab merebut Yerusalem dari Byzantium, dan mengubat Bait Allah Yahudi menjadi kompleks Masjid.
8. Tentara Salib merebut Yerusalem dari Kesultanan Islam lalu merubah Masjid menjadi Gereja
9. Kesultanan Mameluk merebut kembali Yerusalem dari Tentara Salib, mengubah lagi Gereja menjadi Masjid
10. Wilayah tersebut kemudian dikuasai dan statusnya masuk dalam kesultanan Turki Utsmaniyah
11. Kesultanan Turki Utsmaniyah runtuh dan Yerusalem direbut oleh Inggris.
12. Yahudi kembali ke Bukit Zion (Israel) untuk menduduki kembali Tanah Perjanjian atas prakarsa Inggris, namun berkonflik dengan masyarakat Arab (bukan penduduk asli, para pendatang Arab yang hijrah ke Yerusalem sejak penakhlukan Umar Bin Khatab-Kesultan
13. Inggris menarik diri dari Mandat Britania, lalu Resolusi PBB membagi Wilayah itu menjadi dua negara, Negara Yahudi dan Negara Arab didasarkan pada pembagian wilayah versi Mandat Britania. Yerusalem dianggap sebagai wilayah yuridiksi Internasional (Corpus Separatum)
14. Liga Arab menolak Corpus Separatum, Yahudi mendirikan Negara Israel tahun 1948 lalu diserang oleh Liga Arab (Mesir, Suriah, Libanon, Yordania, Irak).
15. Tahun 1967 didirikan Orhanisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan pada 1988 menyatakan kemerdekaan Palestina dengan menjadikan Yerusalem sebagai Ibukota. Kemerdekaan ini diproklamirkan tidak di Yerusalem namun di Negara lain karena Yerusalem telah diduduki Israel.
Dari serangkaian perebutan wilayah ini, apa ada yang aneh? Ini adalah sejarah yang terus berulang.
Makanya kalau saya ditanya, apa tanggapan saya soal konflik Israel Palestina?
Jawaban saya sederhana
“Apa yang direbut, maka akan direbut kembali”
Maka tidak mengherankan bagi saya, mau isunya digoreng dengan gorengan agama, nonsense buat saya. Itu adalah perebutan politik! Bukan Agama!
Bagian mana yang mengherankan?
Saat Palestina merasa dizolimi dengan perebutan wilayah oleh Israel, bagaimana perasaan Yahudi saat wilayahnya juga terus-menerus dijadikan rebutan? Sesimpel itu sih simpati dan emphaty saya.
Baca juga: