Israel Ditolak di Piala Dunia U-20 tapi Didukung di World Beach Games, Unjuk Kuasa Ngawur

Penulis: Andre Vincent Wenas

Dua kali penolakan terhadap Israel untuk main di Piala Dunia U-20, pertama dari I Wayan Koster (Gubernur Bali), lalu tak lama berselang disusul Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa Tengah). Lalu diramaikan oleh para petugas partai lainnya, sehingga sebagian publik pendukung banteng yang fanatik buta ikut-ikutan membenarkan (men-justifikasi) penolakan itu.

Sekarang I Wayan Koster malah mendukung keikutsertaan tim Israel di kejuaraan dunia bola voli pantai. Sama-sama kejuaraan olah raga tingkat dunia dimana tim Israel ikut serta. Yang satu ditolak, yang satunya lagi didukung.

Tentu kita sepakat dengan dukungan Gubernur Bali terhadap kejuaraan dunia bola voli pantai ini. Kita hanya heran dan menyesalkan penolakannya terhadap Piala Dunia U-20 kemarin.

-Iklan-

Ada sesuatu yang aneh, kenapa keputusan kepala daerah yang sama kali ini berbeda 180 derajat?

Padahal, seperti kita kemukakan tadi, keduanya sama-sama kejuaraan olah raga tingkat dunia dimana tim Israel ikut serta. Konteksnya sama. Kenapa yang satu ditolak, yang satunya lagi didukung?

Dipikir-pikir dan direnungkan…

Rasanya tak ada hal lain yang bisa menjelaskan persoalan ini selain latar belakang politik.

Ya, akhirnya kita harus akui bahwa ini adalah politisasi olah raga. Mencampuradukan urusan olah raga dengan urusan politik, seperti kata Pak Jokowi.

Dalam “politicking”, artinya politik yang tanpa moral atau panduan etika, semua dimungkinkan. Orang menyebutnya (walaupun agak salah kaprah) dengan istilah machiavelian.

Beberapa pengamat telah menduga bahwa ini adalah upaya penggembosan popularitas sekaligus elektabilitas Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden. Hasil survey akhir-akhir ini telah menunjukan fakta adanya trend penurunan itu.

Tapi di sisi lain, ini adalah juga semacam “test-case” bagi Ganjar untuk uji kepemimpinannya. Apakah ia sanggup untuk bersikap sebagai pemimpin yang tangguh, bukan sekedar jadi “petugas partai”. Mampu membela kepentingan bangsa yang lebih besar ketimbang ambisi pribadi penguasa partai.

Sasarannya jelas adalah Ganjar, walau bom politik itu diledakkan memakai event olah raga di Bali.

Sekarang bagaimana?

Berdasarkan hasil survey, katanya elektabilitas Ganjar ada penurunan, tapi tetap masih cukup tinggi. Masih di ranking 3 besar bersama Probowo Subianto dan Anies Baswedan.

Tapi ada 3 nama lain yang juga cukup moncer baru-baru ini, yaitu Mahfud MD, Erick Thohir dan Sri Mulyani Indrawati. Konteks ekonomi-politik akhir-akhir ini menaikkan ketiga nama kandidat baru itu.

Ganjar bisa saja memosisikan dirinya sebagai “korban” dari ambisi pribadi penguasa di internal partainya. Korban dari unjuk kuasa secara ngawur atasannya. Walaupun itu tidaklah menafikkan fakta tentang kualitas kepemimpinannya sendiri.

Kita lihat saja perkembangannya, apalagi dengan munculnya koalisi besar. Konstelasi jadi semakin menarik.

Jakarta, Jumat, 14 April 2023
Andre Vincent Wenas, MM, MBA.
Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis PERSPEKTIF (LKSP), Jakarta.

Baca Lainnya:

Tangkap Aspirasinya, Bukan Tangkap Orangnya: Kasus Infrastruktur “Dajjal” di Lampung

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here