Penulis: Jack Soetopo & Esther Wijayanti
Sejak awal, kami curiga bukan Sambo pembunuh Brigadir J, karena fakta luka tembak adanya di sekitar hidung. Kalau penembak profesional, pria, nembaknya di jidat dan di dada, bukan di hidung.
Mana ada polisi nembak orang di hidung.
Kenapa kami berkesimpulan ditembak di hidung tembus ke kepala belakang, bukan ditembak di kepala belakang tembus ke hidung? Karena yang pecah di belakang, yang bolong kecil di depan. Itu ada di pelajaran Anatomy of Headshot.
Kasus ini benar benar menguras perhatian Tukang Becak & Tukang Cuci. Sambil makan siang, kita masih saja bahas pembunuhan ini.
“Lagian mas, waktu Brigadir J dan ajudan lain nurunin barang di rumah pribadi, ransel dan tas koper berat-berat itu kayaknya isinya uang deh. Mana ada ibu-ibu ke luar kota naik Alphard, bajunya dibawa pakai ransel, pasti pake travel bag khas ibu-ibu kan…,” kata saya.
“Habis transaksi apa ya ini di Magelang. Kayaknya ibunya orang kuatnya. Buktinya dia yang dikawal banyak orang, bukan Sambonya,” kata Tukang Becak. “Sampai sekarangpun, dia seolah nggak tersentuh. Ngilang begitu aja. Padahal dia saksi kunci. Wah, kalau transaksinya kebongkar, bakal banyak yang keseret-seret.”
“Polisi kompak banget menggiring opini publik ke arah pelecehan seksual, membela diri lalu bebas karena membela diri. Sekarang dibawa ke membela harkat martabat keluarga. Emangnya Sambo terlibat homosexual sampai martabat keluarga tercoreng?” kata Tukang Becak.
“Lagian mana mungkin Putri dilecehkan di Magelang, orang pengawalnya segitu banyak. Sambo juga nggak marah-marah waktu mereka tiba di rumah pribadi,” kata saya.
“Buk..! buk…! ini ada rekaman suara kejadian waktu Brigadir J mau dibunuh,” Tukang Becak ngaget-ngagetin aja.
“Hoax itu mas…, itu suara korban KM50, memang beredar di medsos,” kata saya
“Lain buk…, ini kayaknya suara percakapan di telepon antara Sambo sama salah satu ajudan. Dengerin deh.”
“….. oh iya. Ada suara Sambo bilang itu kenapa dia. Wah ada yang nyebut nama Putri. Ini di Alphard jangan jangan kejadiannya mas”, kata saya.
“Bukan, TKP-nya di rumah dinas.”
“Hla ini ada yang bilang, kita melipir dulu ke tempat aman…”
Putri pembunuhnya?
Duh…
Fiksi, serial Obrolan Receh Tukang Becak & Tukang Cuci.
_______
Demi etika publikasi media, Redaksi SintesaNews.com tidak bisa menayangkan suara rekaman yang dimaksud dalam tulisan ini.