Penulis: Nurul Azizah
Bisa bertemu dengan pimpinan Kota Semarang adalah sesuatu yang paling membahagiakan. Tidak hanya tahu namanya saja, tapi langsung bisa duduk dalam satu majelis ilmu dan berdiskusi, itu luar biasa.
Beliau bernama Ir. Iswar Aminuddin, MT Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Semarang. Pak Iswar bersama ajudan dan tim datang memenuhi undangan KH. Dr. Iman Fadhilah, M.Si Khodimul Majelis dzikir dan sholawat Al-Fadhilah. Beliau meresmikan Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Fadhilah Kelurahan Meteseh Tembalang, pada hari Jum’at malam, 21 Oktober 2022.
Kedatangan pak Iswar disambut hangat ketua RT, Ketua RW, Bapak Lurah Meteseh, Bapak Camat Tembalang beserta jajarannya. Poro kiai dari pengurus Cabang NU Tembalang, NU Ranting Meteseh, Ansor, Banser, Fatayat, Muslimat Tembalang, dan ibu-ibu Jamaah Yaasin Tahlil Meteseh serta para mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi di Semarang.
Pengajian malam Sabtu legi dalam rangka peringatan hari lahir Majelis Dzikir dan Sholawat Al-Fadhilah ke-4 dan sekaligus peresmian Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Fadhilah serta peringatan Hari Santri Nasional.
KH. Dr. Iman Fadhilah dalam sambutannya menyampaikan Majelis Dzikir dan Sholawat Al-Fadhilah akan terus melanjutkan perjuangan para alim ulama pendiri Nahdlatul Ulama (NU) selain mencintai negaranya juga mencintai agamanya. “Hubbul Wathon Minal Iman (cinta tanah air bagian dari Iman).” Melanjutkan perjuangan Santri-santri terdahulu, yang mampu menyulut semangat pratriotisme rakyat Indonesia untuk menjaga keutuhan negara.
Awalnya penulis agak jauh dari pak Iswar, begitu pak Iswar naik ke podium memberikan sambutan barulah penulis tertarik untuk menyimaknya.
Penulis tertarik pada pernyataan dari pak Iswar, beliau akan menerima masukan-masukan dari warga Semarang.
Begitu ada masukan dari warga kecamatan Tembalang, bahwa di wilayahnya ada kelompok orang Islam yang tidak suka dengan amaliyah warga NU, beliau secara tegas memerintahkan jajarannya untuk aktif dan giat menggerakkan warga NU di Kecamatan Tembalang terus rajin melaksanakan majelis-majelis dzikir dan sholawat.
“Terima kasih pak Iman, yang sudah menginisiasi agenda peresmian Pondok Pesantren Mahasiswa, mudah-mudahan majelis ini tetap istiqomah, bisa mengembangkan nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai persatuan dan kesatuan di dalam menjaga bangsa ini. Mudah-mudahan di Kecamatan Tembalang semakin banyak majelis-majelis yang bisa memberikan fatwa-fatwa bagaimana berbangsa dan bernegara. Menjunjung tinggi nilai-nilai peradapan bangsa, saling mengerti, bergotong royong membangun wilayah Tembalang, membangun Semarang yang kita cintai ini,” ujar pak Iswar dalam sambutannya.
Setelah memberikan sambutan, kemudian pak Sekda meresmikan Pondok Pesantren Al-Fadhilah.
Begitu beraninya pak Iswar menganjurkan warga untuk terus bersholawat dan melakukan amaliyah NU sebagai upaya menghalau merebaknya kelompok anti amalan NU. Ternyata di dalam jiwanya pak Iswar terdapat jiwa santri yang pemberani yang selalu memegang kebenaran.
Begitu acara istirahat penulis memberanikan diri untuk wawancara dengan pak Iswar. Dengan menunjukkan buku “Muslimat NU di Sarang Wahabi” karya penulis, pak Iswar langsung tertarik.
Beliau sangat tertarik, karena baru saja beliau mendapatkan curhatan dari warga Tembalang, kalau di wilayah Tembalang sudah banyak dihuni oleh kelompok salafi wahabi.
Pada kesempatan ini, penulis tidak hanya wawancara dengan Sekda tapi juga cerita dan diskusi tentang keberadaan kelompok Salafi Wahabi di Kecamatan Tembalang. Pada hari Santri ini pak Iswar siap jadi santri yang terus memegang kebenaran.
Nurul Azizah penulis buku “Muslimat NU di Sarang Wahabi”.