Inke Maris dalam Kenangan, Perempuan Tangguh dan Inspiratif, Pelopor Komunikasi dan PR

Penulis: Desy Saputra

Inke Maris dalam Kenangan
Perempuan Tangguh dan Inspiratif, Pelopor Komunikasi dan Public Relations di Indonesia

Jakarta (1 Januari 2021) – Beberapa jam menuju pergantian tahun 2020 ke 2021, Indonesia berduka atas meninggalnya seorang pelopor dunia komunikasi dan kehumasan di negeri ini.

-Iklan-

Nyi Raden Maria Dinariati Natanegara atau yang akrab disapa Inke Maris (72) mengembuskan nafas terakhir di ruang ICU RS Medistra pukul 19.20 WIB di antara lantunan doa keluarga besar yang mengiringi kepergiannya. Ia meninggalkan seorang suami, tiga anak, dan tiga cucu, dan ribuan orang yang menyayanginya setelah berjuang di melawan penyakit stroke menyerang sejak 11 Desember 2020. Jenazah Inke dikebumikan di TPU Jeruk Purut, Cilandak Timur, Jakarta Selatan, Jumat (1/1) selepas salat Jumat.

Ungkapan duka cita dan doa mengalir sejak beberapa menit pesan berantai melalui Whatsapp tersebar menyampaikan kabar kepergian Inke menuju keabadian. Rasa kehilangan tak hanya milik keluarga, namun juga para karyawan perusahaan PR yang didirikan Inke yakni Inke Maris & Associates (IM&A), namun juga para sahabat, rekan bisnis, kolega, pejabat publik, pimpinan perusahaan, pimpinan lembaga hingga public figure. Media sosial instagram @inkemarisassociates juga dibanjiri ungkapan duka. Ratusan karangan bunga terus berdatangan membanjiri rumah duka sekaligus kediaman Inke di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan.

Di antaranya karangan bunga dari Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya, Menteri Sosial Tri Rismaharini, Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Ketua Umum DPP Partai Nasional Demokrat Surya Paloh, Komisaris Utama Garuda Indonesia Triawan Munaf, Pakar Kehumasan Prita Kemal Gani, Bill & Melinda Gates Foundation, Asosiasi PR Indonesia, Perhumas Indonesia, berbagai perusahaan PR di Indonesia, berbagai media massa, dll, hingga klien-klien IM&A.

Komisaris Utama PT Garuda Indonesia Triawan Munaf mengenang pada tahun 1978 ia bertemu Inke di BBC Bush House London. Lalu tahun 1996 bersama dengan Iwan Tirta, Setiawan Djodi, menjadi juri Pemilihan Puteri Indonesia. Ia juga masih sempat berkomunikasi dengan Inke sekira November lalu.

“Selamat jalan Ibu Inke yang inspiratif. Saya akan selalu mengenang kebaikan dan keramahan Ibu. Saya yakin ibu akan ditempatkan di tempat yang sangat mulia di sisiNYA,” kata mantan Kepala Badan Ekonomi Kreatif ini.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Public Relations Indonesia (APPRI) Sari Soegondo mengatakan, “Bagi kami yang berkiprah di dunia PR, beliau adalah champion, pioneer di dunia komunikasi dan kehumasan Indonesia. Beliau sangat profesional dan bersemangat membangun industri kehumasan di Indonesia. Nama beliau begitu melekat di benak publik dan Ibu Inke Maris turut membentuk wajah industri PR di Indonesia. Indonesia sangat kehilangan beliau.”

Sementara itu Ketua Umum Persatuan Humas Indonesia (Perhumas) Agung Laksamana mengatakan dunia PR Indonesia sangat kehilangan salah satu tokoh dan guru PR Indonesia. Inke tercatat pernah menjadi Dewan Pakar Perhumas dalam Badan Pengurus Pusat Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (BPP Perhumas).

“Sejak awal saya berkarir di dunia PR, beliau menjadi salah satu sosok acuan dan role model PR yang profesional. Dalam organisasi Perhumas, saya meminta langsung ke beliau untuk membantu kami. Tentunya keberadaan sosok beliau dalam organisasi sangat membantu dalam positioning Perhumas di Indonesia,,” kata Agung.

Direktur Inke Maris & Associates Widyaretna Buenastuti mengatakan rasa kehilangan yang mendalam dirasakan oleh para karyawan IM&A. Sebagai CEO, Inke sangat dekat dengan semua karyawan.

“Kemarin waktu ultah, tumben-tumbennya beliau panggil semua staf satu per satu. Meski perayaan kecil ini berlangsung via daring, sungguh sangat berkesan bagi kami keluarga besar IM&A.”

“Biasanya ibu tidak mau mengatakan berapa umurnya. Tapi kemarin ibu bilang, ‘Saya 72, IMA 34.’ Kemudian ibu bercerita bagaimana membangun IM&A yang dulunya pernah dianggap hanya sebagai event organizer hingga sebesar saat ini,” katanya.

Salah seorang karyawati IM&A, Agnes bercerita Inke Maris bukan hanya seorang pimpinan perusahaan. Ia selalu membimbing, memberi banyak pembelajaran, dan mendorong karyawan untuk terus memperkaya kemampuan dan memupuk kepercayaan diri.

“Ibu itu tidak hanya sekedar pimpinan, tapi sudah kami anggap sebagai ibu sendiri. Saya dulu awalnya sekretaris beliau, lalu Ibu memberi kepercayaan untuk handle event, dari situ saya belajar banyak. Ibu memberi kepercayaan pada saya, mendorong saya berani menghadapi klien, juga mengajarkan bahwa setiap ada masalah pasti ada solusinya dan itu harus dicari untuk kemudian dibahas bersama tim,” kenangnya.

Setiap bulan Desember, lanjut Agnes, adalah momen yang spesial baginya. Selain merayakan ulang tahun Inke secara sederhana di kantor bersama keluarga besar IM&A, ia juga mendapat ucapan selamat Natal. “Kadang ibu mengucapkannya sambil bernyanyi. Ibu juga sangat menghormati kami yang merayakan Natal,” tuturnya lirih.

Hal lain yang juga akan dirindukan adalah senandung sang ibu di ruang kerjanya. “Kalau ibu di kantor, biasanya menyanyi lagu Let It Be Me, atau kalau lagu Indonesia yang judulnya Andaikan Kau Datang Kembali. Kadang menyanyi, kadang sambil bersiul-siul juga,” kata Agnes.

Bagi Anno, staf bagian Media Relations IM&A, ia melihat Inke sebagai panutan banyak orang dan menginspirasi. “Beliau seorang yang tangguh, smart baik sebagai seorang pemimpin perusahaan maupun sebagai seorang ibu bagi keluarganya dan keluarga besar IMA. Penuh perhatian kepada sesama dan juga memiliki visi ke depan untuk kemajuan lingkungan keluarga dan perusahaan,” tutur Anno.

Tokoh PR Indonesia
Siapa yang tak mengenal Inke Maris? Namanya tersohor sebagai seorang multi talenta di bidang komunikasi dan public relations di Indonesia. Ia pernah menjadi jurnalis di BBC London, kemudian menjadi Penyiar TVRI. Tak terhitung orang-orang terkenal dan pemimpin dunia yang diwawancarainya. Sebagian di antaranya adalah The “Iron Lady” Margareth Tatcher, Yasser Arafat, Paul Keating, Rajiv Gandhi, Corry Aquino, Fidel Ramos dan Michel Camdessus.

Foto-foto dokumentasi dan kliping pemberitaannya saat mewawancarai tokoh-tokoh dunia tersebut terpajang rapi di dinding ruang kerjanya sebagai CEO dan Komisaris Inke Maris & Associates (IM&A) – Strategic Communications Consultant yang berlokasi di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Sebagian besar foto-foto dan kartu ucapan terima kasih dari para pemimpin dunia atas kiprah Inke di bidang komunikasi dan PR rapi dalam pigura yang berjajar di ruang tamu kediaman Inke di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan.

Ia mendirikan bisnis ini di tahun 1986, masa dimana dunia komunikasi publik dan kehumasan belum menjadi kebutuhan. Usahanya yang ulet, lincah dan didukung jejaring yang sangat luas serta tim yang solid membawa IM&A terus berkembang. Bersama sang suami, Rizal Maris yang menikahinya di London pada 1969, Inke membesarkan bisnisnya dan telah memiliki ribuan klien dari internasional maupun nasional.

Berbagai penghargaan diraih Inke atas kiprah dan kontribusinya di dunia PR. Di antaranya pada tahun 2007 dan 2008, majalah berbahasa Inggris Globe Asia memilihnya sebagai salah satu Powerful Women dalam daftar 99 wanita berpengaruh di Indonesia.Terbaru, atau satu bulan sebelum meninggal, keberhasilannya membangun dan menakhodai IM&A mendapatkan pengakuan dan penghargaan internasional dari The IWEC Foundation atau Yayasan Tantangan Perempuan Pengusaha Internasional yang berbasis di New York. Dalam pemberian penghargaan yang berlangsung secara daring dari Dubai, Uni Emirat Arab. Selain Inke, penghargaan serupa juga diberikan kepada enterpreuner dari Phillipina, China, India dan Bangladesh, Mesir, Italia, Peru, Mongolia.

Sebelum mendirikan perusahaan PR, ia pernah menjadi Public Relations Manager pada World Trade Centre (1984-1986) hingga Interpreter Ibu Istri Presiden ke-2 RI Soeharto Tien Soeharto di Istana Presiden (1979-1987). Perempuan kelahiran 7 Desember 1948 ini juga tercatat sebagai Staf Ahli Bidang Komunikasi Menteri Koordinator Perekonomian era Menteri Keuangan Kabinet Persatuan Rizal Ramli (2000-2001), serta Tim Ahli Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan sebagai anggota pembahas draft RUU tentang Pornografi (2007–2008).

Putri dari diplomat Raden Yusuf Natanegara dan Mira Natanegara binti Hj. Mansur ini menjalani masa pendidikan berpindah-pindah mengikuti wilayah tugas. Inke mengawali pendidikan dasar di Nicholas Cusanus Gymnasium, Bad Godsberg, Jerman, kemudian pendidikan menengah pada Yayasan Perguruan Cikini, dan menyelesaikan pendidikan SMP di SMP Sumbangsih, Jakarta (1964) dan SMA Negeri III Teladan, Jakarta (1967).

Inke kemudian melanjutkan pendidikan dan mendapatkan sertifikat pendidikan dari London Business School, London Chamber of Commerce dan Cambridge University Proficiency in English. Inke meraih gelar MA dari Center for Mass Communications Research University of Leicester Inggris.

Dikutip dari BioTokohIndonesia.com, Inke dikaruniai tiga orang anak. Si sulung, Yuma Sanjaya, mendapat beasiswa Fulbright dan meraih gelar MBA dari University of Texas McCoombes Business School. Anak kedua, Armand Erlangga Maris merupakan Sarjana Teknik dari Universitas Mercubuana yang mengembangkan bisnis Inke Maris & Associates sebagai Direktur. Sedangkan si bungsi, Renata Mira Maris adalah Sarjana Bisnis Universitas Trisakti Jakarta dan International Bisnis BA honours Edith Cowan University, Perth Australia, dan dengan bekal beasiswa dari University of Westminster, London. Renata menyelesaikan MA Komunikasi, sekarang bekerja di London, di bidang public relations dunia fashion.

Dalam mendidik ketiga anaknya, Inke Maris berpendapat, “Hanya taqwa pada Allah, etika hidup jujur, dan ilmu yang menjadi bekal terbaik yang dapat diberikan dan dicontohkan orang tua kepada anak anaknya.”

Selamat jalan Inke Maris, Tokoh PR Indonesia. Perempuan tangguh dan karismatik yang senantiasa dirindukan….

*) Desy Saputra, Government PR Practitioner.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here