Penulis: Langit Quinn
SintesaNews.com – Kemarin sudah saya bahas mengenai cyberbully yang dilakukan oleh seseorang / kelompok yang mana mereka ada di sekitar kita.
Baca: Pelaku Cyberbully di Media Sosial Dapat Dijerat Hukum, Waspadalah!
Sekarang akan saya bahas, apa saja sih penyakit mental yang sebenarnya dimiliki si tukang bully, sehingga mereka menjadi tukang bully?
Tukang bully biasanya mengintimidasi ataupun memberikan label kepada orang lain karena merasa iri dengan kelebihan yang dimiliki orang lain.
Yup! rasa iri berlebihan tersebut lah yang menjadi latar belakang penyebab seseorang menjadi tukang bully.
Ketidaknyamanan itu ditunjukkan dengan sikap kasar ataupun intimidatif, sehingga orang tersebut (yang dibully) juga merasa tidak nyaman.
Parahnya, bullyer nggak sendirian. Mereka menyiksa orang lain baik secara online maupun langsung dengan berkelompok agar pekerjaannya menjadi lebih mudah. “Cause we have the power”, pikir mereka seperti itu.
Selain karena rasa iri, pembully juga ternyata memiliki rasa kurang percaya diri lho!
Si pembully mungkin terlihat tangguh dan berani saat membully orang lain, tapi nyatanya ia bakalan ciut ketika harus maju kedepan sendiri dan menjadi pusat perhatian.
Maka dari itu, kebanyakan tukang bully biasanya selalu berkelompok dan ngegenk. Layaknya preman kampung. Lihatlah di sekitar kita, pembully pasti akan berkelompok dan ngegenk ketika melancarkan aksinya. Mereka takut sendirian.
Sekali jadi orang yang suka nge-bully, tetaplah pembully. Dan menurut sejumlah studi, para tukang bully itu sebenarnya punya penyakit jiwa loh, gaes.
Berikut adalah penyakit mental yang diidap oleh tukang bully yang dikutip dari genmuda:
1. Psikopat
Salah satu ciri orang psikopat adalah sikap agresif. Kondisi mental orang kayak gitu umumnya engga stabil. Mereka ini juga suka ngerasa jauh lebih tinggi derajatnya dari orang lain. Wajar aja kalo pada akhirnya mereka sering banget jadi pelaku bullying di dunia online ataupun offline.
2. Mereka terjangkit narsisisme
Narisisme adalah kondisi psikologis yang bikin orang terlalu mencintai dirinya dan nganggep diri sendiri punya derajat jauh lebih tinggi dari orang lain. Kalo mereka ngeliat ada orang yang posting prestasi di internet, bukannya ngasih pujian mereka malah nyinyir.Lihatlah di sekitar,orang yang seperti ini pasti ada.
3. Machiavellianism
Machiavellianism adalah seseorang yang terlalu fokus sama kepentingannya sendiri. Mereka engga ragu memanipulasi, menipu, atau menindas orang asal keinginannya tercapai.
4. Kemungkinan besar, mereka tersisihkan di dunia nyata
Studi dari yang sama juga bilang kalo mereka yang tersisihkan di dunia nyata punya kecenderungan jadi tukang bully di internet. “Mereka mungkin tidak akan berkomentar buruk terhadap orang secara offline, tapi di internet lain ceritanya”. Tukang bully di internet, cenderung pendiam di offline, mereka tidak akan berani melancarkan aksinya kepada teman dunia nyatanya, sehingga ia melampiaskan kekesalannya kepada teman-teman medsosnya.
Jadi tukang bully di media sosial memang sebetulnya sok superior hanya di dunia maya. Aslinya melempem. Di dunia nyata mereka tidak akan berani berkata-kata.
Mereka juga sebetulnya punya banyak masalah dalam hidupnya, sehingga melampiaskan kepada orang lain.
Pembully sesungguhnya memiliki hidup yang kasihan. Dan mereka menutupi dengan cara berlagak superior kepada korban.
Baca juga: