SintesaNews.com – Ekonomi Inggris resmi masuk dalam resesi. Ini berdasarkan laporan pertumbuhan ekonominya di kuartal IV-2023, yang mencatatkan kinerja negatif.
Dalam dua kuartal berturut-turut ekonomi Inggris tumbuh negatif.
Menurut data dari Office for National Statistics, perekonomian Inggris dilaporkan terkontraksi sebesar 0,1 persen pada kuartal III 2023.
Kinerja perekonomian yang negatif itu berlanjut pada kuartal IV 2023 dengan penurunan sebesar 0,3 persen.
Ekonomi sebuah negara tumbuh negatif dua kuartal berturut-turut artinya sudah masuk dalam kondisi resesi teknikal.
Tiga sektor utama ekonomi Inggris mengalami kontraksi alias tumbuh negatif pada kuartal IV-2023. Sementara secara keseluruhan di 2023, ekonomi Inggris diestimasi hanya akan tumbuh 0,1% dibandingkan 2022. Selama Desember 2023, ekonomi Inggris turun 0,1%.
Jepang Masuk Resesi
Menyusul dilaporkan juga bahwa ekonomi Jepang tergelincir ke dalam resesi setelah dua kuartal mengalami kontraksi pada kuartal ketiga dan keempat tahun lalu.
Menurut data pemerintah Jepang pada Kamis (15/2/2024), ekonomi negara itu menyusut pada tingkat tahunan sebesar 0,4 persen pada periode Oktober-Desember karena daya belanja yang lemah.
Produk domestik bruto (PDB) riil, nilai total barang dan jasa yang diproduksi di Jepang, menyusut 0,1 persen dari kuartal sebelumnya, menurut angka awal pemerintah.
Menurut Kantor Kabinet Jepang, hal ini menandai kontraksi untuk kuartal kedua setelah penurunan 0,8 persen yang tercatat pada kuartal ketiga 2023.